Peran Pendidikan

3. Peran Pendidikan

Ekstrakurikuler dapat diartikan sebagai kegiatan pendidikan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap, muka. Kegiatan tersebut dilaksanakan di dalam dan/ atau di luar lingkungan sekolah dalam rangka memperluas

pengetahuan,

meningkatkan

keterampilan, dan menginternalisasi nilai-nilai atau aturan-aturan agama serta norma-norma sosial baik lokal, nasional, maupun global untuk membentuk insane yang paripurna. Dengan kata lain, ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar jam pelajaran yang ditujukan untuk membantu

commit to user

minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah.

Visi kegiatan ekstrakurikuler adalah berkembangnya potensi, bakat dan minat secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Misi ekstrakurikuler diantaranya adalah :

a. menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta didik

sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka.

b. menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan peserta didik mengekspresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri dan atau kelompok.

Kegiatan ekstrakurikuler memiliki fungsi pengembangan, sosial, rekreatif, dan persiapan karir yaitu :

a. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka.

b. Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik.

c. Rekreatif,

ekstrakurikuler untuk mengembangkan suasana rileks, mengembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses perkembangan.

commit to user

mengembangkan kesiapan karir peserta didik. Adapun tujuan kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan tujuan yang tercantum dalam Permendiknas No. 39 Tahun 2008, yaitu:

a. Mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu yang meliputi bakat, minat dan kretivitas.

b. Memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan ketahanan sekolah sebagai lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh negatif dan bertentangan dengan tujuan pendidikan.

c. Mengaktualisasikan potensi siswa dalam pencapaian prestasi unggulan sesuai bakat dan minat.

d. Menyiapkan siswa agar menjadi warga masyarakat yang berakhlak mulia, demokratis, menghormati hak-hak asasi manusia dalam rangka mewujudkan masyarakat madani (civil society).

Realitanya masyarakat Desa Sumoroto sudah terkontaminasi dengan Reog Ponorogo. Salah satu apresiasi yang mereka lakukan untuk mempertahankan apa yang mereka punya digaris globalisasi dan modernisasi adalah dengan penanaman serta pembelajaran Reog Ponorogo melalui Muatan Lokal atau Ekstrakulikuler yang sudah menjadi modul dalam pembelajaran di tingkat sekolah TK, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan sampai Sekolah Menengah Atas. Beberapa Sekolah bahkan sudah mengapresiasikannya sampai luar kota. Pemerintah Ponorogo ikut menunjang jalannya program pembelajaran ini. Bahkan

commit to user

seluruhnya memiliki Group Reog perwakilan dari setiap sekolahan. Salah satu sekolahan yang ada di Desa Sumoroto yang sudah memiliki group Reog Ponorogo yang telah melalang buana ke luar kota adalah dari SMA Kauman. Tidak hanya hal tersebut, kebanyakan pelatih-pelatih yang ada di sekolah-sekolah tersebut berasal dari Desa Sumoroto dimana di Desa tersebut banyak pelaku-pelaku seni yang sudah lama berkecimpung dalam dunia seni maupun yang menjadi generasi baru di kesenian tradisional tersebut. Pada intinya masyarakat Desa Sumoroto sangat antusias untuk mengikutsertakan anaknya pada ekstrakulikuler Reog Ponorogo di Sekolahnya.

Saya dulu pelaku seni mbak, dan anak saya sering melihat saya memainkan tari tarian Reog Ponorogo maka dari itu dengan sendirinya di tertarik untuk belajar lebih dalam mengenai Reog Ponorogo lewat sekolahannya. Tahun ajaran barn ini anak saya masuk di Sekolah Menengah Atas tanpa mengkuti tes, yes gara- gara dia mengkuti seleksi Reog Ponorogo itu tadi dan akhirnya lolos diterima di Sekolah Negeri.. Ya Saya Alhamduhllah sekali kalau dia bisa memanfaatkan apa yang disukai termasuk untuk mempertahankan dan menjadi generasi penerus Bapaknya kan….. hehehehehehe " Ujar Salah satu informan (Bapak Gatot)

Ketika penulis melakukan observasi mengenai eksistensi dari Reog Ponorogo itu sendiri di kalangan remaja Desa Sumoroto, penulis menemukan banyak para remaja yang ada di Desa tersebut giat untuk mempelajari dan mempertahankan asset yang mereka anggap membanggakan. Para Remaja di Desa tersebut, kebanyakan juga sering mengapresiasikan apa yang telah mereka pelajari dari kesenian tradisional yang mendunia itu dengan tampil diberbagai acara. Seperti Festival Reog

commit to user

pemerintah Kota Ponorogo. Salah satu remaja yang penulis temui adalah seorang pelajar dari SMA Negeri 1 Ponorogo yang tinggal di Desa Sumoroto. Dia sudah berkecimpung dalam dunia seni tradisional ini sejak masih kecil. Dan sekarang, dia menjadi pelatih di salah satu Sekolah Dasar yang ada di Ponorogo. Kebanggan tersendiri jika apa yang dipelajari dengan hati, dilakukan dengan ikhlas mampu menghasilkan dan membuat keberuntungan bagi orang lain terutama ketika mampu mengajarkan kepada generasi muda bahwa pentingnya kesenian Reog Ponorogo. Tidak hanya hal tersebut, peran pendidikan juga ikut berpengaruh besar kepada eksistensi dari Reog Ponorogo itu sendiri. Dengan semakin banyaknya menciptakan generasi baru yang berbakat lewat ekstrakulikuler, maka akan terciptanya bibit-bibit baru yang mampu mengemas Reog Ponorogo menjadi kesenian tradisional yang mentradisikan sekitarnya untuk ikut mempertahankan dan menjadikan Reog Ponorogo sebagai salah satu asset yang memang benar-benar harus dijaga dan dilestarikan keindahannya. Berinovasi dengan gebrakan baru dengan tanpa meninggalkan tradisi yang ada serta sesepuh yang mengikblaskan hidup dan matinya untuk mempertahankan Reog Ponorogo walaupun pemerintah kota tidak memfasilitasi apa yang harusnya mereka dapat dari pengorbanan sebagai pelaku seni dan penjaga kelestarian Reog Ponorogo.

commit to user

Seni tari adalah keindahan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan berbentuk gerak tubuh yang diperhalus melalui estetika. Beberapa pakar tari melalui simulasi di bawah ini beberapa tokoh yang mendalami tari menyatakan sebagai berikut : Haukin menyatakan bahwa tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolis dan sebagai ungkapan si pencipta (Haukins: 1990, 2). Di sisi lain ditambahkan oleh La Mery bahwa ekspresi yang berbentuk simbolis dalam wujud yang lebih tinggi harus diinternalisasikan. Untuk menjadi bentuk yang nyata maka Suryo mengedepankan tentang tari dalam ekspresi subyektif yang diberi bentuk obyektif (Meri:1987, 12).

Dalam upaya merefleksikan tari kedua tokoh sejalan. Tari sering kita lihat dalam berbagai acara baik melalui media televisi (TV), maupun berbagai kegiatan lain seperti pada acara khusus berupa pergelaran tari, dan acara tontonan dalam kegiatan kenegaraan maupun acara-acara yang berkaitan dengan keagamaan, perkawinan maupun pesta lain yang berhubungan dengan adat. Tari merupakan salah satu cabang seni, di mana media ungkap yang digunakan adalah tubuh. Tari mendapat perhatian besar di masyarakat. Tari ibarat bahasa gerak merupakan slat ekspresi manusia sebagai media komunikasi yang universal dan dapat dinikmati oleh siapa saja, pada waktu kapan saja. Sebagai sarana komunikasi, tari

commit to user

berbagai acara tari dapat berfungsi menurut kepentingannya. Masyarakat membutuhkan tari bukan saja sebagai kepuasan estetis, melainkan dibutuhkan juga sebagai sarana upacara Agama dan Adat.

Apabila disimak secara khusus, tari membuat seseorang tergerak untuk mengikuti irama tari, gerak tari, maupun unjuk kemampuan, dan kemauan kepada umum secara jelas. Tari memberikan penghayatan rasa, empati, simpati, dan kepuasan tersendiri terutama bagi pendukungnya. Media ungkap tari berupa keinginan atau hasrat berbentuk refleksi gerak baik secara spontan, ungkapan komunikasi kata-kata, dan gerak-gerak maknawi maupun bahasa tubuh/gestur. Makna yang diungkapkan dapat diterjemahkan penonton melalui denyut atau detak tubuh. Gerakan denyut tubuh memungkinkan penari mengekspresikan perasaan maksud atau tujuan tari. Elemen utamanya berupa gerakan tubuh yang didukung oleh banyak unsur, menyatu-padu secara performance yang secara langsung dapat ditonton atau dinikmati pementasan di atas pentas. Dengan demikian untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang tari secara jelas.

Seperti dikutip oleh M. Jazuli, dikemukakan bahwa gerak-gerak anggota tubuh yang selaras dengan bunyi musik adalah tari. Irama musik sebagai pengiring dapat digunakan untuk mengungkapkan maksud dan tujuan yang ingin disampaikan pencipta tari melalui penari.

Pada dasarnya gerak tubuh yang berirama atau beritmeritme memiliki potensi menjadi gerak tari. Salah ~atu cabang seni tari yang di

commit to user

kehidupan sehari-hari, manusia selalu bergerak. Gerak dapat dilakukan dengan berpindah tempat (Locomotive Movement). Sebaliknya, gerakan di tempat disebut gerak di tempat (Stationary Movement).

Hal lain juga disampaikan oleh Hawkins bahwa, tari adalah ekspresi perasaan manusia yang diubah ke dalam imajinasi dalam bentuk media gerak sehingga gerak yang simbolis tersebut sebagai ungkapan si penciptanya. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dirangkum bahwa, pengertian tari adalah unsur dasar gerak yang diungkapan atau ekspresi dalam bentuk perasaan sesuai keselarasan irama.

Dengan demikian dapat diakumulasi bahwa tari adalah gerak-gerak dari seluruh anggota tubuh yang selaras dengan musik, diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud dan tujuan tertentu dalam tari. Di sisi lain juga dapat diartikan bahwa tari merupakan desakan perasaan manusia di dalam dirinya untuk mencari ungkapan beberapa gerak ritmis. Tari juga bisa dikatakan sebagai ungkapan ekspresi perasaan manusia yang diubah oleh imajinasi dibentuk media gerak sehingga menjadi wujud gerak simbolis sebagai ungkapan koreografer. Sebagai bentuk latihanlatihan, tari digunakan untuk mengembangkan kepekaan gerak, rasa, dan irama seseorang. Oleh sebab itu, tari dapat memperhalus pekerti manusia yang mempelajarinya.

Seni tari yang seperti ini sudah banyak diterapkan oleh masyarakat Desa Sumoroto. Mereka menggunakan cara membuat sanggar tari untuk

commit to user

untuk menampung orang-orang yang menginginkan untuk belajar lebih dalam tentang sebuah arti kesenian dan pelaku seni sejati. Di Desa Sumoroto memiliki beberapa Group Reog yang sering mengadakan latihan untuk memperdalam serta menimbulkan aura dari tarian tersebut. Memang, dahulunya mereka memerlukan untuk berpuasa serta melakukan ritual untuk membuat aura serta ketangkasan pada setiap gerakan yang mereka lakukan melalui mendatangi beberapa kyai khusus yang ada di Ponorogo. Namun, tradisi yang seperti itu saat ini sudah tiada. Hal tersebut ditiadakan karena, para pelaku seni saat ini lebih memilih untuk berlatih lebih giat daripada harus mendatangi kyai ataupun paranormal untuk memperkuat mereka. Salah satu pelaku seni yang penulis wawancara, mengatakan

“Saya sudah hampir 20 tahun berkarya dalam seni Reog Ponorogo dan sampai saat ini saya dikatakan Klono Sewandono terbaik di Ponorogo dikarenakan seringnya saya berlatih dengan sungguh- sungguh dan penuh keiklasan. Itu merupakan kunci utama agar mampu menampilkan yang terbaik "kata Wawan (Salah satu pegawai DISBUDPARPORA yang direkrut bekerja di tempat tersebut dikarenakan prestasinya).

Dilain pihak informan yang penulis wawancara yang termasuk sebagai Pelaku Seni Reog Ponorogo serta sesepuh juga mengatakan bahwa:

" Ora perlu nggawe ajining susuk Ian sak sembarange, sing penting latihan sing sregep lan njaluk sang kuoso diparingi kanuragan lan sinar ketiko nglakono tari kuwi, murid-muridku saiki sing sukses neng luar negeri yo sukses mergo berlatih dengan sungguh-sungguh. Opo maneh wong Sumoroto, wong sing wes nduwe aliran seni soko leluhur zaman mbiyen " kata Mbah Trimo.

commit to user

(Tidak perlu menggunakan susuk tau apapun yang paling penting adalah latihan yang sungguh-sungguh do meminta kepada yang kuasa untuk diberikan keanugerahan ketika melakukan tarian tersebut. Muriel murid saya sekarang sudah banyak yang sukses diluar negeri. Mereka sukses dengan jalan berlatih sungguh- sungguh. Apalagi prang sumoroto yang sudah memiliki aliran seni dari leluhur)

Pengrekrutan yang sanggar-sanggar tari tersebut lakukan biasanya tidak hanya para remaja saja. Mereka juga melatih anak-anak kecil agar mampu mengerti bagaimana memainkan Reog Ponorogo salah satu budaya mereka. Tidak hanya hal tersebut, pelatih yang datang tidak secara murni bersekolah di bagian seni tari melainkan ada yang pekerjaan utamanya menjadi seorang petani, guru , dan lain-lain. Latihan yang diadakan setiap hari kamis yang biasanya diadakan di Rumah Bapak Gatot, Mbah Trimo, ataupun di kelurahan Desa Sumoroto.

Eksistensi Reog Ponorogo pada masyarakat Desa Sumoroto semakin terjaga, karena adanya generasi generasi muda yang dengan sadar diri mereka berlatih dengan sungguh-sungguh. Hal itu juga menjadikan bekal mereka nanti ketika memasuki dunia pendidikan, bahwasanya beberapa sekolah yang ada di Ponorogo melakukan seleksi bagi siswa yang ingin masuk ke sekolah negeri tersebut dengan cars seleksi memainkan kesenian tradisional Reog Ponorogo. Beberapa kendala juga dirasakan oleh pelaku seni sebagai pelatih maupun yang melakukan seni tradisional tersebut seperti fasilitas peralatan musik yang sudah rusak tidak ditunjang dari pemerintah namun dari mereka sendiri. Padahal diluar sana,

commit to user

harus tetap dijaga namun kenyataannya mereka kurang memberikan fasilitas yang kurang memadai bagi para pelatih maupun peralatan dari kesenian tradisional Reog Ponorogo.