Hikmah Akhlak Berpakaian Pengertian Berhias Macam-macam Berhias Ahlak Berhias Hikmah Ahlak Berhias

59 Akidah Akhlak Kurikulum 2013 mengenakan pakaian jelek: Apabila Allah mengaruniakan kepadamu harta, maka tampakkanlah bekas ni`mat dan kemurahan-Nya itu pada dirimu. R. Abu Daud dan dishahihkan oleh Al-Albani . c. Pakaian harus menutup aurat, yaitu longgar tidak membentuk lekuk tubuh dan tebal tidak memperlihatkan apa yang ada di baliknya. d. Pakaian laki-laki tidak boleh menyerupai pakaian perempuan atau sebaliknya. Pakaian tidak merupakan pakaian untuk ketenaran e. Pakaian tidak boleh ada gambar makhluk yang bernyawa atau gambar salib. f. Pakaian laki-laki tidak boleh panjang melebihi kedua mata kaki g. Disunnatkan mendahulukan bagian yang kanan di dalam berpakaian atau lainnya h. Disunnatkan berdo a ketika mengenakan pakaian baru i. Disunnatkan memakai pakaian berwarna putih

5. Membiasakan Akhlak Berpakaian

slam memiliki etika berbusana yang telah diatur oleh Allah SWT didalam Al- Qur an dan adis. Didalam slam, kita sebagai umat Allah tidak diperbolehkan me- makai pakaian yang melanggar aturan slam, tetap harus mengikuti aturan terse- but. Jika kita melanggar, dan tidak mau mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh Allah, maka sama saja kita orang muna iq. Busana Muslimah haruslah mempunyai kriteria sebagai berikut: a. Tidak jarang dan Ketat b. Tidak menyerupai laki-laki c. Tidak menyerupai busana khusus non-muslim d. Pantas dan sederhana

6. Hikmah Akhlak Berpakaian

a. Menjaga dentitas Muslim b. Menjaga Kebersihan dan Kesehatan

B. Akhlak Berhias

1. Pengertian Berhias

Menurut Kamus Besar Bahasa ndonesia, berhias diartikan sebagai usaha mem- perelok diri dengan pakaian ataupun lainnya yang indah, berdandan dengan dan- danan yang indah dan menarik . Buku Guru Kelas XI 60

2. Macam-macam Berhias

Dalam slam diperintahkan untuk berhias yang baik, bagus, dan indah sesuai dengan kemampuan masing-masing. a. Jilbab b. Perhiasan c. Kosmetik Wajah Telapak Tangan Parfum

a. Tatto

Rasulullah bersabda: “Allah melaknat mengutuk wanita pemasang tato dan yang minta ditatoi, wanita yang menipiskan bulu alisnya dan yang meminta ditipiskan dan wanita yang meruncingkan giginya supaya kelihatan cantik, mereka mengubah ciptaan Allah”. Dan di dalam riwayat Imam Al-Bukhari disebutkan: “Allah melaknat wanita yang menyambung rambutnya”. Muttafaq’Alaih.

b. Menyambung Rambut Berhias dengan menyambung rambut dinamakan Nabi sebagai suatu bentuk

kepalsuan, supaya tampak anggun dan lain senagainya. Karena itu terlarang bagi kaum wanita, dan dianggap sebagai tipu muslihat.

3. Ahlak Berhias

Jika kita ingin berhias terdapat rambu-rambu, agar tidak melanggar Syari at yang sudah ditetapkan oleh Allah: Niat yang lurus, berhias hanya untuk beribadah yang diorientasikan sebagai rasa syukur atas nikmat yang telah Allah berikan. Dalam berhias tidak diperbolehkan menggunakan bahan-bahan yang dilarang agama Tidak boleh menggunakan hiasan yang menggunakan simbol non muslim Tidak berlebih-lebihan Tidak Boleh berhias seperti orang jahiliah Berhias menurut kelaziman dan kepatutan dengan memperhatikan jenis kelamin Berhias bukan untuk berfoya-foya

4. Hikmah Ahlak Berhias

Berhias dapat menunjukkan kepribadian kita tanpa meninggalkan syari at islam. Berhias memberikan pengaruh positif dalam berbagai aspek kehidupan, karena 61 Akidah Akhlak Kurikulum 2013 berhias diniatkan untuk beribadah, maka perbuatan itu pasti direstui Allah. Namun sebaliknya apabila berhias hanya untuk menarik perhatian orang lain untuk ter- goda dan memuji muji kita agar kita senang sendiri, maka itu menjadi alat yang sesat. Lupa akan Allah, dan hanya ingin dijadikan alat pemuas diri kita. Maka yang demikian itu adalah haram.

C. Akhlak Perjalanan Safar 1. Pengertian

Menurut Kamus Besar Bahasa ndonesia perjalanan diartikan, perihal cara, ger- akan , yakni berjalan atau berpergian dari suatu tempat menuju tempat untuk suatu tujuan . Secara istilah, perjalanan sebagai akti itas seseorang untuk keluar ataupun meninggalkan rumah dengan berjalan kaki ataupun menggunakan berbagai sarana transportasi yang mengantarkan sampai pada tempat tujuan dengan maksud atau- pun tujuan tertentu. Dalam bahasa Arab, bepergian dinamakan safar yakni menempuh perjalanan.

2. Akhlak dalam Perjalanan