45 adalah pembelajaran dimana siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran.
Guru hanya bertindak sebagai motivator dan fasilitator. Dengan keterlibatan siswa secara langsung maka hakikat IPA akan tercapai tidak hanya sebagai produk tetapi
juga sebagai proses dan pengembangan sikap. Selama ini, pembelajaran IPA di SD Muhammadiyah Pendowoharjo,
Bantul, Yogyakarta masih diterapkan pembelajaran ekspositori. Pembelajaran ekspositori menekankan pada proses penyampaian materi yang sudah jadi oleh
guru kepada siswa dengan tujuan siswa dapat menguasai materi secara maksimal. Peran guru sangat dominan karena ekspositori termasuk dalam pendekatan yang
berpusat pada guru. Penggunaan metode ceramah adalah karakteristik utama dari pembelajaran ekspositori. Oleh sebab itu, pembelajaran ekspositori belum mampu
membuat siswa aktif di dalam kelas. Aktivitas belajar siswa hanya sebatas mendengarkan penjelasan guru dan mengerjakan tugas atau soal. Keaktifan siswa
merupakan kondisi siswa yang selalu mengikuti apa yang ada dalam pembelajaran dan selalu berusaha melakukannya dengan baik dan benar. Keaktifan tidak hanya
aktif secara fisik tetapi juga secara mental. Penerapan pendekatan saintifik dalam kegiatan belajar mengajar dapat
memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik. Hal ini disebabkan karena siswa terlibat langsung untuk menemukan sendiri jawaban dari suatu
permasalahan yang
diajukan melalui
kegiatan observasi,
menanya, mengumpulkan informasi, eksperimen, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan.
Pembelajaran seperti itu akan merangsang siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Penekanan belajar tampak bahwa siswa aktif berproses.
46 Berdasarkan uraian tersebut dapat diajukan pendapat bahwa penerapan
pendekatan saintifik berpengaruh terhadap keaktifan siswa selama proses pembelajaran.
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir di atas, maka peneliti mengajukan hipotesis bahwa pendekatan saintifik berpengaruh terhadap keaktifan
siswa dalam pembelajaran IPA kelas IV di SD Muhammadiyah Pendowoharjo, Bantul, Yogyakarta.
D. Definisi Operasional
Beberapa konsep yang perlu diberikan definisi operasional adalah sebagai berikut.
1.
Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik mengkaji cara-cara untuk mendapat pengetahuan baru yang dipelajari dengan menggunakan proses yang sistematis dan
melibatkan siswa secara langsung dalam segala proses penemuan pengetahuan. Aspek-aspek yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah
observasi, menanya, eksperimen, menalar mengumpulkan informasi, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan.
2.
Pembelajaran Ekspositori
Pembelajaaran ekspositori adalah pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian materi yang sudah jadi oleh guru kepada siswa dengan
tujuan siswa dapat menguasai materi secara maksimal. Langkah-langkah
47 pembelajaran
strategi ekspositori
adalah persiapan,
penyajian, menghubungkan, menyimpulkan, dan penerapan.
3.
Keaktifan Siswa
Keaktifan siswa akan terjadi apabila seluruh proses belajar-mengajar melibatkan aktifitas siswa secara mental dan fisik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
bermakna. Indikator-indikator yang dapat menunjukkan bahwa siswa aktif dalam pembelajaran adalah jika siswa aktif melakukan kegiatan seperti: a
visual activities,
b
oral activities,
c
listening activities,
d
writing activities,
e
motor activities,
f
mental activities,
dan g
emotional activities
48
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian 1.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Sugiyono 2012:7 menjelaskan bahwa metode ini disebut metode
kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif
untuk menghilangkan subjektifitas dalam penelitian.
2. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen kuasi.
Quasi eksperimental
atau eksperimen semu adalah jenis penelitian yang melibatkan penggunaan kelompok subjek secara utuh dalam
eksperimen yang secara alami sudah terbentuk dalam kelas daripada menentukan subjek secara random untuk perlakuan eksperimen Sugiyono,
2010: 114. Pola penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Nonequivalent Control Group Design
. Desain ini melibatkan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen
diberikan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifik X
1
, sedangkan kelompok kontrol diberi perlakuan dengan penerapan enstrategi
ekspositori yang biasa dilakukan guru X
2
. Alasan pemilihan penelitian eksperimen karena suatu eksperimen dalam bidang pendidikan dimaksudkan
untuk menilai pengaruh suatu tindakan terhadap tingkah laku atau menguji ada