2.3.6. Prinsip 6 : Penyajian Makanan
Penyajian makanan yang menarik akan memberikan nilai tambah dalam menarik pelanggan. Teknis penyajian makanan untuk konsumen memiliki berbagai cara asalkan
memperhatikan kaidah hygiene sanitasi yang baik. Penggunaan pembungkus seperti plastik, kertas atau boks plastik harus dalam keadaan bersih dan tidak berasal dari bahan yang dapat
menimbulkan racun. Makanan yang disajikan pada tempat yang bersih, peralatan yang digunakan bersih,
sirkulasi udara dapat berlangsung, penyaji berpakaian bersih dan rapi menggunakan tutup kepala dan clemek. Tidak boleh terjadi kontak langsung dengan makanan yang disajikan Kusmayadi,
2008
2.4. Kualitas Air
2.4.1. Persyaratan Kualitas Air Minum
Pemanfaatan air dalam kehidupan harus memenuhi persyaratan baik kuantitas maupun kualitas yang erat hubungannya dengan kesehatan. Air yang memenuhi persyaratan kuantitas
apabila air tersebut mencakupi kebutuhan keluarga baik sebagai air minum maupun untuk keperluan rumah tangga lainnya.
Sedangkan air yang memenuhi persyaratan kualitas air minum menurut Skala Prioritas Menkes RI No.907MenkesSKVII2002, secara garis besar persyaratan kualitas air dapat
digolongkan dengan empat syarat: 1.
Syarat Fisik Air minum yang dikonsumsi sebaiknya tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna
Maksimal 15 TCU, tidak keruh maksimal 5 NTU, suhu udara maksimal 3
o
C dari suhu udara sekitar dan jumlah zat padat terlarut maksimal 1000mgl.
Universitas Sumatera Utara
2. Syarat Kimia
Air minum yang dikonsumsi tidak mengandung zat-zat kimia organik dan anorganik yang melebihi standar yang telah ditetapkan, pH pada batas maksimum dan minimum
6,5-8,5 dan tidak mengandung zat kimia beracun sehingga dapat menimbulkan gangguan kesehatan.
3. Syarat Mikrobiologi
Air minum yang aman harus terhindar dari kemungkinan E.coli atau koliform tinja dengan standar 0 dalam 100ml air minum.
4. Syarat Radioaktif
Air minum yang akan dikonsumsi hendaknya terhindar dari kemungkinan terkontaminasi radiasi radioaktif melebihi batas maksimal yang diperbolehkan.
2.4.2. Bakteri Indikator Polusi
Bakteri indikator polusi adalah bakteri yang dapat digunakan sebagai petunjuk adanya polusi feses atau kotoran manusia atau hewan karena organisme tersebut merupakan organisme
komensal yang terdapat disaluran pencernaan manusia maupun hewan. Bakteri yang sering digunakan adalah E.coli, Clostridium perfringens dan Steptococcus fekal Fardiaz, 2001:
Alasan memilih bakteri-bakteri tersebut adalah Fardiaz, 2001: 1.
Terdapat dalam jumlah yang besar didalam kotoran manusia maupun hewan. 2.
Bakteri tersebut umumnya tidak tumbuh didalam saluran pencernaan organisme lainnya, kecuali manusia dan hewan berdarah panas.
3. Bakteri indikator harus selalu terdapat didalam contoh dimana ditemukan
mikroorganisme patogen enterik.
Universitas Sumatera Utara
4. Bakteri indikator harus dapat hidup lebih lama dibandingkan dengan bakteri patogen
enterik yang berbahaya. 5.
Prosedur untuk uji indikator harus sangat spesifik dan sangat sensitif. 6.
Prosedur untuk uji bakteri indikator harus relatif mudah dikerjakan. 7.
Prosedur untuk melakukan uji bakteri indikator harus aman, tidak membahayakan kesehatan bagi orang yang melakukannya.
8. Jumlah bakteri indikator harus dapat menunjukkan tingkat polusi.
2.5. Pengertian Jus