BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Jenis penelitian
Jenis penelitian adalah survei yang bersifat deskriptif, untuk melihat gambaran hygiene sanitasi dan analisa laboratorium untuk mengetahui kandungan bakteri Escherichia coli pada jus
jeruk tanpa es dan yang pakai es yang dijual di Kantin Fakultas USU Medan.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi penelitian
Pengambilan sampel dan observasi dilakukan di kantin yang ada di Fakultas USU. Alasan pemilihan lokasi penelitian adalah:
a. Jumlah konsumen yang cukup besar
b. Belum pernah dilakukan penelitian jus jeruk tanpa es dan jus pakai es di Kantin Fakultas
USU.
3.2.2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober sampai November 2010.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Semua pedagang yang berjualan di kantin Fakultas Universitas Sumatera Utara Medan. Semua kantin fakultas yang ada di Lingkungan USU sebanyak 14 yaitu Fakultas Hukum,
Fakultas Kedokteran, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Teknik, Fakultas Keperawatan, Fakultas ISIP, Fakultas Sastra, Fakultas Ekonomi, Fakultas Farmasi, Fakultas MIPA, Fakultas
Pertanian, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Psikologi, Pasca Sarjana
Universitas Sumatera Utara
3.3.2. Sampel
Sampel penelitian ini adalah sebagian pedagang yang berjualan di Kantin Fakultas USU. Seluruh fakultas di lingkungan USU yang memiliki kantin yaitu sebanyak 14 fakultas yaitu
Fakultas Hukum, Fakultas Kedokteran, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Teknik, Fakultas Keperawatan, Fakultas ISIP, Fakultas Sastra, Fakultas Ekonomi, Fakultas Farmasi,
Fakultas MIPA, Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Psikologi, Pasca Sarjana. Namun dari seluruh fakultas kantin terdapat dua fakultas yang tidak menyediakan menu
jus yaitu Fakultas Ekonomi dan Fakultas ISIP. Sehingga jumlah sampel jus jeruk sebanyak 24 sampel 12 sampel jus tanpa es; 12 sampel jus pakai es. Jenis bakteri yang E.coli yang dianalisis
adalah total Coliform. Pemeriksaan dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan Medan.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Data diperoleh dari hasil observasi langsung ke lokasi menggunakan lembaran observasi dan melakukan wawancara langsung kepada penjual jus dan data yang diperoleh dari hasil
pemeriksaan laboratorium terhadap jus jeruk tanpa es dan yang pakai es.
3.5. Pelaksanaan Penelitian
3.5.1. Bahan dan Peralatan A. Bahan media dan regensia untuk pemeriksaan sampel
1. Garam buffer Phosphate pH 7,2 2. Lactose Broth LB
3. Brilliant Green Lactose Bile Broth BGLB 4. Endo Agar
5. Gentian Violet 6. Lugol 1
Universitas Sumatera Utara
7. Alkohol 99 8. Fuction
B. Peralatan untuk pemeriksaan sampel
1. Autoclave 2. Inkubator: 37
o
C dan 44
o
C 3. Timbangan
4. Labu Elenmeyer 5. Rak tabung reaksi
6. Lampu spritus 7. Spidol
8. Tabung reaksi 9. petri dish
10. Pipet steril :1cc dan 10cc 11. Kawat ose
12. Tabung durham 13. Kapas alkohol
14. Termometer
3.5.2. Cara Pengambilan Sampel
1. Persiapkan segala sesuatu untuk pengambilan sampel seperti keperluan alat tulis,
catatan pada formulir pemeriksaan tentang lokasi pengambilan sampel dan tanggal pengambilan dan kantong plastic tempat sampel.
2. Plastik kemudian dimasukkan ke dalam baker glass.
3. Kemudian disterilkan ke dalam autoclave dengan suhu 121
o
C selama 10 menit.
Universitas Sumatera Utara
4. Pesanlah jus jeruk buah tanpa es dan yang pakai es.
5. Sampel diberi tanda kode untuk membedakan dengan yang lain.
6. Pengiriman dilakukan secepatnya minimal dalam waktu 3 jam harus sudah sampai ke laboratorium.
3.5.3. Cara Pelaksanaan Pemeriksaan
Pemeriksaan Most Probable Number MPN Depkes RI,1991. Pemeriksaan MPN dilakukan terhadap bahan pemeriksaan yang telah disiapkan dengan menggunakan metode
tabung ganda: 5 x 10ml ; 1 x 1ml ; 1 x 0,1ml.
Pemeriksaan tabung ganda terdiri dari: 1.
Test Pendahuluan Presumtive Test 2.
Test Penegasan Comfirmative Test
I. Test Pendahuluan
Media yang biasa digunakan adalah Lactose Broth. Cara Pemeriksaan:
1. Siapkan 7 tabung reaksi yang masing-masing berisi media lactose broth sebanyak 10ml.
tabung disusun pada tabung reaksi, masing-masing tabung diberi tanda: a.
Nomor urut b.
Tanggal pemeriksaan c.
Volume 2.
Dengan pipet steril ambil bahan pemeriksaan yang telah disiapkan yaitu sampel jus tanpa es. Masukkan ke dalam:
• Tabung 1 s.d 5 masing-masing sebanyak 10ml
Universitas Sumatera Utara
• Tabung ke-6 sebanyak 1ml
• Tabung ke-7 sebanyak 0,1ml
Masing-masing tabung tersebut digoyang-goyang agar specimen dan media tercampur. 3.
Inkubasikan pada suhu 37
o
C selama 24 - 48 jam diperiksa ada tidaknya pembentukan gas pada tabung durham. Catat semua tabung yang menunjukkan peragian lactose pembentukan
gas. Pembentukan gas pada tabung durham pada test pendahuluan dinyatakan test + positif dan dilanjutkan dengan test penegasan. Bila test negatif berarti coliform negatif dan tidak
perlu dilakukan test penegasan.
II. Test Penegasan
Media yang digunakan adalah Brilliant Green Lactose Broth BGLB 2. Test ini untuk menegaskan hasil positif dari test pendahuluan.
Cara pemeriksaan: 1.
Dari tiap-tiap presumptive yang positif, dipindahkan 1-2 ose kedalam tabung komfirmative yang berisi 10ml BGLB 2. Dari masing-masing tabung comvirmative diinokulasikan ke
dalam 2 tabung BGLB 2. 2.
Satu seri tabung BGLB 2 diinkubasikan pada suhu 35-37
o
C selama 24- 48 jam untuk memastikan adanya coliform dan satu seri yang lain diinkubasikan pada suhu 44
o
C selama 24- 48 jam untuk memastikan adanya koliform tinja.
3. Pembacaan dilakukan setelah 24- 48 jam dengan melihat jumlah tabung BGLB yang
menunjukkan positif gas. Test penegasan ini merupakan test yang minimal harus dikerjakan untuk pemeriksaan
bakteriolagi makanan dan minuman.
Universitas Sumatera Utara
III. Pembacaan Test Hasil Penegasan
Pembacaan hasil test penegasan dilakuka n dengan menghitung jumlah tabung yang menunjukkan adanya gas baik pada seri tabung yang diinkubasikan pada suhu 44
o
C, angka yang diperoleh dicocokkan dengan table MPN, maka akan diperoleh index MPN coliform untuk
tabung yang diinkubasikan pada suhu 37
o
C dan index MPN E.coli untuk tabung yang diinkubasi pada suhu 44
o
C. 3.6.
Defenisi Operasional
1. Hygiene sanitasi makanan dan minuman adalah upaya untuk mengendalikan faktor
tempat, peralatan, orang, bahan pembuatan jus yang mungkin dapat menimbulkan gangguan kesehatan atau keracunan.
2. Enam prinsip adalah tahap dalam hygiene sanitasi mulai dari pemilihan bahan baku
buah, penyimpanan buah, pengolahan buah, penyimpanan jus tanpa es, pengangkutan serta penyajian sesuai dengan Permenkes RI No 942 MenkesSKVII2003.
3. Pemilihan bahan jus jeruk adalah pemilihan bahan yang masih segar, dalam keadaan utuh
dan berasal dari sumber yang resmi 4.
Penyimpanan bahan jus jeruk adalah penyimpanan buah jeruk ditempat yang dingin dan jauh dari serangga dan tikus.
5. Pengolahan jus jeruk adalah proses pemcampuran bahan sehingga menghasilkan jus jeruk
yang diinginkan. 6.
Penyajian jus jus adalah hasil akhir dari pengolahan jus jeruk dan siap untuk dikonsumsi. 7.
Jus jeruk tanpa Es adalah jenis minuman yang berasal dari sari buah jeruk yang tidak menambahkan es pada saat penyajian
Universitas Sumatera Utara
8. Jus jeruk yang pakai es adalah sari dari buah jeruk yang menambahkan es pada saat
penyajian. 9.
Kandungan E.coli dalam jus jeruk tanpa es dan yang pakai es adalah banyaknya E.coli yang ditemukan pada jus yang merupakan indikator pencemaran, sesuai dengan
Kepmenkes RI No.907MenkesSKVII2002. Memenuhi syarat apabila 0 per 100 ml sampel positif.
10. Kantin adalah tempat makanan dan minuman sama dengan rumah makan. Biasanya
digunakan istilah untuk sekolah atau kampus.
3.7. Aspek Pengukuran
Aspek pengukuran adalah melihat gambaran hygiene sanitasi pembuatan jus jeruk yang dijual di kantin Universitas Sumatera Utara USU Medan yang meliputi enam prinsip Hygiene
sanitasi seperti pemilihan bahan baku, penyimpanan bahan baku, pengolahan jus jeruk, pengangkutan jus jeruk serta penyajian jus jeruk. Bila salah satu pertanyaan dari observasi enam
prinsip hygiene sanitasi tidak sesuai dengan ketentuan Permenkes 942 MenkesSKVII2003 tentang Hygiene sanitasi makanan jajanan makan jajanan tersebut tidak memenuhi syarat standar
kesehatan. Jika dalam jus jeruk terdapat E.coli sesuai dengan ketentuan Permenkes 907MenkesSKVII2002, maka jus jeruk tersebut tidak memenuhi standar kesehatan, dimana
bakteri E.coli 0100ml air.
3.7.1. Observasi
Observasi yang dilakukan pada pertanyaan ada dua jawaban yaitu “Ya” dan “Tidak”.
3.8. Analisis Data
Pengolahan dan analisis dilakukan dengan bantuan komputer dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang mengacu pada Permenkes RI No. 942 MenkesSKVII2003.
Universitas Sumatera Utara
Data hasil pemeriksaan bakteriologis air yang diperoleh dari pemeriksaan laboratorium dibandingkan dengan Kepmenkes RI No. 907 Menkes SK VII 2002.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1. Hasil Karakteristik Penjual Jus
Karakteristik penjual jus di kantin – kantin Fakultas USU Medan Tahun 2010 meliputi jenis kelamin, umur dan pendidikan terakhir.
Tabel 4.1. Distribusi Penjual Jus berdasarkan jenis kelamin dan umur penjual di kantin Fakultas Universitas Sumatera Utara tahun 2010
No Jenis
Kelamin Umur
Jumlah Persentase
17-20 21-24
25-28 1
Perempuan 4
2 2
8 66,7
2 Laki-laki
3 1
4 33,3
Berdasarkan tabel 4.1. diatas dapat diketahui jenis kelamin penjual jus di kantin Fakultas USU sebanyak 66,7 adalah perempuan dan 33,3 adalah laki-laki. Pada golongan umur pada
17-20 sebanyak 4 penjual 57,1 perempuan, 3 penjual laki – laki 42,9, golongan umur 21 – 24 sebanyak 2 penjual 66,7 adalah perempuan dan 1 penjual 33,3 laki – laki, dan penjual
pada umur 25 -28 berjumlah 2 penjual 100 adalah perempuan. Karakteristik penjual jus berdasarkan pendidikan terakhir pada penjual jus di kantin
Fakultas USU dapat di lihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2. Distribusi penjual berdasarkan pendidikan terakhir pada penjual jus di kantin Fakultas USU Tahun 2010
No Pendidikan terakhir
Jumlah Persentase
1 SMP
6 50
2 SMA
6 50
Universitas Sumatera Utara