39
ini memudahkan pembaca dalam mencari informasi yang dibutuhkan dalam surat kabar. Pembaca yang ingin membaca berita politik misalnya, dapat langsung
membuka surat kabar atau majalah pada halaman berita politik. Pembaca tidak perlu membuka satu per satu berita dari halaman awal sampai akhir untuk
mencari berita yang dibutuhkan. Pembagian jenis berita yang bermacam–macam ini disebabkan oleh
segmentasi berita sesuai dengan perkembangan masyarakat. Seiring perkembangannya, kini muncul banyak media dengan segmen baru seperti media
khusus anak, wanita, olahraga dan lain sebagainya. Beragamnya jenis berita pada dasarnya mempunya tujuan yang sama yaitu memberikan informasi kepada
pembaca atau masyarakat.
2.2.2.6 Teknik Penulisan Berita
Banyaknya fakta yang harus ditulis dengan waktu yang terbatas menyebabkan seorang jurnalis mencari cara yang paling mudah untuk menulis
berita. Cara itu dinamakan pola piramida terbalik. Pesan berita disusun secara deduktif, simpulan terlebih dahulu pada paragraf pertama, disusul dengan
penjelasan dan uraian yang lebih rinci pada paragraf berikutnya. Materi disusun sesuai dengan urutan terpentingnnya. Informasi yang disajikan, semakin ke bawah
semakin kurang penting dan makin banyak detail.
40
SANGAT PENTING PENTING
KURANGTIDAK PENTING
Gambar 1 Pola Piramida Terbalik
Judul merupakan identitas terpenting dalam sebuah berita. Judul juga bisa dijadikan penanda karakter suatu media. Profesionalitas media, sedikit–banyak
tercermin pada judul–judul yang dimuatnya. Oleh karena itu, hendaknya judul merujuk pada bahasa yang baku. Judul mesti spesifik, tidak hanya mewakili dan
mencerminkan teras berita, melainkan juga mengandung kata–kata khusus. Sesudah judul, lead merupakan bagian yang tidak bisa dilupakan dalam
penulisan berita. Lead adalah paragraf pertama yang memuat fakta atau informasi terpenting dari seluruh berita Permana 2006:24. Lebih lanjut permana
menambahkan, lead mempunyai empat fungsi yakni atraktif, introduktif, korelatif dan kredibilitas.
Atraktif, lead harus mampu membangkitkan perhatian dan minat pembaca pada topik atau peristiwa yang dilaporkan. Introduktif, lead harus mampu
LEAD PENGAIT
TUBUH KAKI
JUDUL
41
mengantarkan pokok persoalan yang dikupas dengan tegas dan jelas atau dengan kata lain menjawab pertanyaan siapa melakukan apa, di mana, kapan, mengapa
dan bagaimana. Korelatif, kalimat dan paragraf pertama pada lead harus bisa membuka jalan bagi kemunculan kalimat dan paragraf kedua dan seterusnya.
Kemenarikan lead, penyusunan kalimat, dan pemaparan yang ada dalam lead menunjukkan kredibilitas seorang penulis berita.
Untuk menghubungkan lead dan tubuh berita diperlukan paragraf pengait yang disebut bridge atau jembatan. Bridge biasanya berisi keterangan yang
berfungsi mempertegas penjelasan dalam lead berita. Keterangan yang diperjelas dalam bridge biasanya adalah who, when, dan where.
Body atau tubuh berita isinya menceritakan peristiwa yang dilaporkan dengan bahasa yang singkat, padat, dan jelas. Body merupakan pengembangan
berita. Informasi dalam lead dipaparkan pada bagian tubuh berita. Unsur berita yang dikembangkan dalam tubuh adalah why dan how. Why dituliskan dengan
mengemukakan sebab mengapa peristiwa itu dapat terjadi. Selain itu, why juga menjelaskan dampak yang ditimbulkan dari peristiwa tersebut.
Sementara itu, how mendeskripsikan bagaimana peristiwa itu terjadi. Kronologis peristiwa sangat diperlukan dalam memaparkan berita. Dalam
menuliskan how, penulis harus mampu mendeskripsikan kronologis peristiwa dengan jelas, agar pembaca dapat dengan mudah menangkap isi berita.
Bagian leg atau kaki berisi tentang informasi yang dianggap tidak terlalu penting. Bagian kaki berita hanya dipakai sebagai penjelas informasi saja seperti
42
bagian tubuh berita. Biasanya, leg berisi pendapat seseorang yang terlibat atau menjadi saksi dari suatu peristiwa yang diberitakan. Berikut ini adalah contoh teks
berita dari salah satu surat kabar di Jawa Tengah. Contoh berita:
Suara Merdeka, 16 juni 2006
Lima KK di Tandang Tak Peroleh Kartu SLT Semarang-sejumlah lima keluarga KK miskin dari kelurahan Tandang,
Kecamatan Tembalang, tidak memperoleh kartu subsidi langsung tunai SLT. Padahal sesuai keputusan badan statistik PBS mereka termasuk rumah tangga
miskin RTM yang dinyatakan layak memperoleh uang kompensasi kenaikan bahan bakar minyak BBM.
Mereka yang tidak memperoleh kartu SLT itu, yakni Suparjo, Wakido, Selamet, Sukirno, Sukanto, dan Sri Kustianah. Kelima KK yang merupakan
warga Karanggawang Barat RT 9 RW 14 Kelurahan Tandang itu, tercatat sebagai penerima SLT tahap pertama. Namun tidak pernah menemukan kartu yang
diperlukan untuk pencairannya. Kartu SLT yang seharusnya mereka terima hilang dan diproses pendistribusian akibat keteledoran petugas.
Kepala BPS kota semarang Mardoyo mengatakan, pihaknya akan mengupayakan agar kelima KK itu tetap bisa dicairkan SLT karena kartu mereka
hilang dalam proses pendistribusian. Untuk itu, BPS telah berkoordinasi dengan pihak kantor pos untuk realisasi upaya itu.
43
“Saya sudah menyampaikan kepada PT pos Indonesia, mereka tetap tidak bisa mencairkan SLT. Sebab, kartu hilang bukan karena kesalahan mereka,”
katanya, kamis 156.
2.2.2.7 Kekhasan Teks Berita