47
berita, siswa mengamati model teks berita yang dimuat dalam surat kabar atau yang disediakan guru. Hasil yang diharapkan dari kegiatan mengamati adalah
pembelajar menemukan unsur-unsur berita dan pola-pola penulisan teks berita. Teknik mengamati ini ternyata selaras dengan beberapa pilar dalam pendekatan
kontekstual, yaitu inkuiri. Dalam inkuiri siswa melakukan pengamatan terhadap sebuah objek kemudian disuruh menemukan informasi yang terdapat pada objek
tersebut. Menirukan dalam konteks pembelajaran bukan diartikan sebagai kegiatan
menjiplak. Hal yang harus ditiru bukan kata per kata, kalimat per kalimat tetapi unsur-unsur yang harus ada dalam teks berita dan pola-pola penulisan teks berita
sehingga siswa dapat menulis teks berita dalam berbagai pola dan variasi. Teknik meniru tidak jauh beda dengan konsep pemodelan dan konstruksivisme dalam
Pendekatan Kontekstual. Menambahi merupakan wahana bagi siswa untuk memberikan warna khas
terhadap tulisannya sehingga berbeda dengan objek tiruannya. Artinya, bila dalam objek tiruan ada unsur-unsur berita yang belum tertulis, siswa menambahi
sehingga menjadi lebih lengkap unsur-unsur beritanya.
2.2.3.2 Implementasi Teknik 3M dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita
Aplikasi teknik 3M dalam pembelajaran menulis teks berita seperti halnya kegiatan pembelajaran pada umumnya, meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup.
48
1. Kegiatan Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan siswa berinteraksi dengan guru memperbincangkan pengalamannya bersentuhan dengan berita baik dalam
konteks mendengarkan, membaca, atau menulis berita. Guru memberikan contoh orang di lingkungan sekitar yang mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dengan
cara menulis berita. Melalui interaksi yang hangat, siswa akan merasakan betapa penting dan bermanfaatnya penguasaan kompetensi menulis teks berita.
2. Kegiatan Inti
a. Kegiatan pertama
Secara kelompok siswa mengamati contoh teks berita yang disediakan guru diambil dari surat kabar dari berbagai penerbitan dengan peristiwa yang
sama. Masing-masing kelompok mengamati tiga teks berita. Pada kegiatan ini siswa mendiskusikan unsur-unsur berita tersebut dan polanya. Kemudian masing-
masing kelompok melaporkan hasil diskusinya. Dari kegiatan ini, dengan bantuan guru siswa menemukan unsur-unsur berita dan berbagai variasi pola penulisannya.
Bila terjadi dari hasil pengamatan dan temuan siswa ternyata unsur-unsur berita yang ada belum lengkap, guru melengkapi dengan memberikan tambahan
penjelasan. b.
Kegiatan kedua Siswa mengamati gambar peristiwa sejenis dengan peristiwa dalam berita
pada kegiatan pertama. Pada kegiatan ini siswa secara individu berimajinasi tentang peristiwa berdasarkan gambar yang diamati. Siswa berimajinasi tentang
49
apa, siapa, di mana, kapan, mengapa peristiwa itu terjadi, dan bagaimana akibatnya. Kemudian menuliskan hasil imajinasinya dengan meniru salah satu
dari ketiga pola teks berita yang dijadikan model. Hasil yang diharapkan dari kegiatan kedua ini, siswa dapat menulis tiga teks berita dengan pola penulisan
yang baik dengan peristiwa sama. c.
Kegiatan ketiga Teks berita yang dihasilkan pada kegiatan kedua dicermati ulang. Masing-
masing siswa diberi waktu untuk memerbaiki tulisannya dan menambahkan hal- hal yang perlu sehingga teks berita yang dihasilkan menjadi lebih sempurna dan
lengkap. 3.
Kegiatan Penutup Siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan pengalaman belajarnya
berupa kemudahan-kemudahan dan kesulitan - kesulitan yang dialami selama pembelajaran berlangsung. Apapun yang disampaikan siswa dijadikan bahan
refleksi agar pembelajaran berikutnya lebih baik. Pada akhir kegiatan siswa diberi tugas untuk menulis berita berdasarkan peristiwa aktual yang dialami atau
dilihatnya tanpa menggunakan model.
2.3 Kerangka Berpikir
Pembelajaran menulis pada hakikatnya merupakan suatu proses yang sifatnya komplek. Keterampilan menulis merupakan sebuah proses yang
memerlukan ketekunan berlatih dan praktik terus–menerus. Semakin seseorang