Role models model-model peran Encouragement to be autonomous dorongan kemandirian

199

b. Role models model-model peran

1. Apakah Anda mempunyai orang yang Anda jadikan sebagai panutan? Yang jadi panutan dalam kehidupan sehari-hari tentunya ada. 2. Jika punya, siapa saja mereka? Saya mengidolakan kakak kelas saya yang sudah sukses di kehidupannya karena salut dan kagum. Dan saya ingin mengikuti jejaknya. Kalau di S2 ini ada mas TR, karena ada beberapa hal yang salut dari beliau. 3. Apa yang membuat Anda menjadikan mereka sebagai panutan? Karena mungkin salah satunya kegigihan mereka, tadinya saya masuk ke Jogja belum begitu memiliki kiat tertentu atau arah tujuan yang jelas dan ketika saya melihat kakak kelas saya misalkan gigih dalam pendidikan kuliahnya istilahnya bisa mengimbangkan antara kuliah, organisasi dan kegiatan yang lain. Dan akhirnya setelah kuliah pun akhirnya bisa memiliki pekerjaan yang cukup mapan. 4. Hal apa yang bisa Anda teladani dari mereka? Meskipun bukan dari tokoh terkenal tetapi ada beberapa sisi bisa saya ambil dan saya teladani dari beliau beliau. Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat ditegaskan bahwa DS mempunyai panutan yaitu kakak kelas dan mas TR. DS mengagumi karena kegigihannya dalam bidang pendidikan dan memiliki pekerjaan yang mapan.

c. Encouragement to be autonomous dorongan kemandirian

1. Menurut Anda, apakah Anda termasuk orang yang mandiri? Jika iya, terlihat dari hal apa kemandirian Anda? Kalau menurut saya dan beberapa orang bilang kadang-kadang saya mandiri. Dilihat dari sisi yang mana sehingga bisa dikatakan mandiri? Mungkin ketika ada beberapa hal yang saya kerjakan sndiri, dan ketika ada sesuatu hal saya tidak sering mengikutsertakan ketika masih bisa diselesaikan sendiri, dan ketika berorientasi mobilitas daerah Jogja dan 200 sekitarnya saya tidak mengandalkan teman-teman. Ketika saya ada masalah pun ketika masih bisa diselesaikan sendiri ya saya menyelesaikannya sendiri, sama halnya dengan managenen keuangan dan waktu setelah saya lepas dari rumah kan saya mengatur sendiri. Bagaimana saya dituntut untuk mandiri saat di Jogja, jadi sudah melekat sendiri nyuci sendiri, nyetrika sendiri hehehe 2. Adakah orang yang membantu Anda untuk bersikap mandiri? Kalau melakukan apa apa kan sendiri-sendiri e mungkin bukan membantu kayak dari atmosfir mengharuskan saya untuk mandiri. Saya punya relawan dari UNY saya telfon untuk menjelaskan gambaran lokasi uny arahnya gimana. Kalau tanya di gandeng teman saya juga selalu cerewet dan selalu tanya. 3. Bagaimana sikap orang tua terhadap Anda selama ini? Ya khawatir, takut jatuh dan sebagainya jadi agak mengekang untuk bepergian. 4. Bagaimana sikap orang di sekitar ketika anda sedang membutuhkan bantuan? Sikap orang disekitar saya yang sudah kenal saya ya menyapa, atau menggandeng atau kadang ada yang belum kenal juga langsung gandeng. Tapi ya tidak sedikit juga orang yang cuek dan yang peduli. 5. Apa yang biasanya Anda lakukan ketika sedang menghadapi masalah atau kesulitan? Yang pertama saya berfikir sendiri, kadang ya saya lampiaskan pada music, olahraga, atau mengurek-ngurek tulisan, tapi kalau masih belum lega ya saya cerita sama orang terdekat. Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa DS merupakan orang yang mandiri. DS mandiri berasal dari dirinya sendiri. 201

d. Access to health, education, welfare, and security services akses kesehatan,