37
demikian juga penggunaan obat yang over dosis sangat berbahaya terhada organ-organ lunak seperti mata.
g. Infeksi oleh binatang juga dapat merusak organ-organ selaput mata yang tipis, bahkan dapat mengakibatkan penyakit bergulma atau borok
ulkus infeksi pada selaput mata akhirnya berkembang ke mata bagian dalam.
h. Beberapa kondisi kota dengan suhu panas, menyebabkan udara mudah bergerak dan membawa bibit penyakit kering yang masuk ke mata, pada
daerah kering biasa ditemukan penyakit mata jenis trachoma.
4. Karakteristik Tunanetra
Berikut adalah karakteristik tunanetra kategori total dan kurang penglihatan menurut Anastasia Widdjanjantin, 1996: 11:
a. Karakteristik tunanetra total:
1 Rasa curiga pada orang lain
2 Perasaan mudah tersinggung
3 Ketergantungan yang berlebihan
4 Blindism
5 Rasa rendah diri
6 Tangan ke depan dan badan agak membungkuk
7 Suka melamun
8 Fantasi yang kuat untuk mengingat suatu objek
9 Kritis
10 Pemberani
11 Perhatian terpusat terkonsentrasi
Lebih lanjut dapat dikaji sebagai berikut. 1
Rasa curiga pada orang lain Pengalaman sehari-hari menunjukkan kepada anak tunanetra bahwa
tidak mudah untuk menemukan benda yang dicarinya. Anak
38
tunanetra memiliki pengalaman bertabrakan dengan orang lain, kakinya terperosok dalam lubang, serta pengalaman lain yang
menimbulkan rasa sakit, kecewa, dan rasa tidak senang dalam hati. Perasaan kecewa, sakit hati yang dialaminya tersebut mendorong
anak tunanetra untuk berhati-hati dalam tindakan yang dilaluinya. Sikap yang selalu hati-hati inilah yang menimbulkan sikap curiga
terhadap orang lain. 2
Perasaan mudah tersinggung Pengalaman sehari-hari yang menyebabkan kecewa dan curiga pada
orang lain menyebabkan timbulnya perasaan mudah tersinggung. Hal tersebut mengakibatkan anak tunanetra menjadi emosional,
sehingga senda gurau, tekanan suara tertentu atau singgungan fisik yang tidak disengaja dari orang lain dapat menyinggung
perasaannya. 3
Ketergantungan yang berlebihan Anak tunanetra tidak mau mengatasi kesulitan diri sendiri dan
cenderung mengharapkan uluran tangan dari orang lain. Hal tersebut dapat terjadi karena dua sebab yaitu datang dari diri tunanetra dan
dari luar diri tunanetra. 4
Blindism Blindism merupakan gerakan-gerakan yang dilakukan tunanetra
tanpa mereka sadari. Gerakan-gerakan tersebut misalnya
39
menggeleng-gelengkan kepala tanpa sebab, menggoyang-goyangkan badan dan sebagainya.
5 Rasa rendah diri
Tunanetra menganggap dirinya lebih rendah dibandingkan dengan orang normal lainnya. Hal tersebut disebabkan karena mereka
merasa diabaikan oleh orang di sekitarnya. 6
Tangan ke depan dan badan agak membungkuk Tunanetra cenderung agak membungkukkan badan dan tangan ke
depan dengan tujuan untuk melindungi badannya dari sentuhan benda.
7 Suka melamun
Mata yang tidak berfungsi mengakibatkan tunanetra tidak dapat mengamati keadaan lingkungan, sehingga waktu yang kosong sering
dipergunakan untuk melamun. 8
Fantasi yang kuat untuk mengingat suatu objek Fantasi ini berkaitan dengan melamun yang mana lamunannya akan
menimbulkan fantasi pada suatu objek yang pernah diperhatikan dengan rabaannya.
9 Kritis
Keterbatasan dalam penglihatan dan kekuatan dalam berfantasi mengakibatkan tunanetra sering bertanya pada hal-hal yang belum
dimengerti sehingga mereka tidak salah konsep. Tunanetra tidak berhenti bertanya apabila mereka belum mengerti.
40
10 Pemberani
Tunanetra akan melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh tanpa ragu-ragu. Sikap ini terjadi apabila mereka mempunyai konsep dasar
yang benar tentang gerak dan lingkungannya, sehingga kadang menimbulkan rasa cemas dan was-was bagi yang melihatnya.
11 Perhatian terpusat terkonsentrasi
Perhatian yang terpusat sangat mendukung kepekaan indera yang masih ada dan normal.
b. Karakteristik tunanetra penglihatan kurang:
1 Selalu mencoba mengadakan fixation atau melihat suatu benda
dengan memfokuskan pada titik-titik benda 2
Menanggapi rangsang cahaya yang datang padanya, terutama pada benda yang kena sinar
3 Bergerak dengan penuh percaya diri baik di rumah maupun di
sekolah 4
Merespon warna 5
Dapat menghindari rintangan-rintangan yang berbentuk besar dengan sisa penglihatan
6 Memiringkan kepala bila akan memulai dan melakukan suatu
pekerjaan 7
Mampu mengikuti gerak benda sisa penglihatan 8
Tertarik pada benda yang bergerak 9
Mencari benda jatuh selalu menggunakan penglihatannya 10
Menjadi penuntun bagi temannya yang buta 11
Jika berjalan sering membentur atau menginjak-ijak benda tanpa disengaja
12 Berjalan dengan menyeretkan atau menggeserkan kaki atau salah
langkah 13
Kesulitan dalam menunjuk benda atau mencari benda kecuali warnanya kontras
14 Kesulitan melakukan gerakan-gerakan yang halus dan lembut
15 Selalu melihat benda dengan global atau menyeluruh
16 Koordinasi atau kerja sama antara mata dan anggota badan yang
lemah Lebih lanjut dapat dikaji sebagai berikut.
41
1 Selalu mencoba mengadakan fixation atau melihat suatu benda
dengan memfokuskan pada titik-titik benda Cara yang dilakukannya yaitu mengerutkan dahi untuk mencoba
melihat benda yang ada di sekitarnya. 2
Menanggapi rangsang cahaya yang datang padanya, terutama pada benda yang kena sinar
Apabila terdapat benda yang terkena cahaya, maka tunanetra kurang lihat akan merespon terhadap benda tersebut. Ia akan selalu mencari
benda yang terkena sinar dan tidak akan berhenti apabila belum dapat melihat benda yang terkena sinar.
3 Bergerak dengan penuh percaya diri baik di rumah maupun di
sekolah Tunanetra kurang lihat akan bergerak penuh dengan percaya diri
karena ia akan merasa bangga apabila harus menuntun tunanetra yang total atau buta.
4 Merespon warna
Tunanetra kurang lihat akan memberikan komentar pada warna benda yang dilihatnya.
5 Dapat menghindari rintangan-rintangan yang berbentuk besar
dengan sisa penglihatan Tunanetra kurang lihat dapat mengetahui dan menghindari bahaya
seperti terdapat selokan, batu besar, tumpukan batu atau kayu, penghalang jalan, dan lain lain.
42
6 Memiringkan kepala bila akan memulai dan melakukan suatu
pekerjaan Tunanetra kurang lihat akan memiringkan kepalanya bila akan
memulai dan melakukan suatu pekerjaan karena mereka mencoba untuk menyesuaikan cahaya yang ada dan daya lihatnya.
7 Mampu mengikuti gerak benda sisa penglihatan
Apabila terdapat suatu benda yang bergerak, maka ia akan mengikuti arah gerak benda tersebut sampai tidak tampak lagi.
8 Tertarik pada benda yang bergerak
Tunanetra kurang penglihatan ingin selalu merespon adanya benda untuk menunjukkan bahwa ia masih dapat melihat, tetapi akan
terkejut apabila benda itu datangnya tiba-tiba. 9
Mencari benda jatuh selalu menggunakan penglihatannya Hal ini dikerjakan untuk membuktikan bahwa ia masih mampu
melihat. 10
Menjadi penuntun bagi temannya yang buta Mereka akan merasa bangga apabila harus menuntun temannya yang
buta serta menunjukkan kepada temannya yang buta bahwa mereka masih mampu melihat lingkungan di sekitarnya.
11 Jika berjalan sering membentur atau menginjak-ijak benda tanpa
disengaja
43
Tunanetra kurang lihat akan sulit melihat benda kecil yang jatuh di lantai seperti kapur, pensil, bolpoin yang berakibat benda tersebut
akan diinjaknya tanpa sengaja. 12
Berjalan dengan menyeretkan atau menggeserkan kaki atau salah langkah
Tunanetra kurang lihat takut akan menginjak benda kecil yang ada di sekitarnya sehingga menyebabkan mereka berjalan dengan
menggeserkan kaki. 13
Kesulitan dalam menunjuk benda atau mencari benda kecuali warnanya kontras
Tunanetra kurang lihat sulit untuk menyebutkan nama benda dalam sebuah gambar atau foto apabila warnanya tidak kontras.
14 Kesulitan melakukan gerakan-gerakan yang halus dan lembut
Gerakan halus dan lembut sulit dilihat misalnya menari. Apabila seseorang tidak mampu melihat gerakan yang halus dan lembut,
maka iapun tidak mampu untuk menirukannya. 15
Selalu melihat benda dengan global atau menyeluruh Keterbatasan dalam melihat menyebabkan ketidakjelian dalam
melihat detail benda atau keseluruhan benda secara rinci. 16
Koordinasi atau kerja sama antara mata dan anggota badan yang lemah
Tunanetra kurang lihat kurang dapat melakukan kordinasi mata dan tangan ataupun mata dan kaki karena daya lihatnya yang kurang.
44
Daya lihat yang kurang, menyebabkan kordinasi mata dan anggota badan lemah.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat ditegaskan kembali bahwa terdapat perbedaan karaketeristik tunanetra kategori total ataupun
kehilangan penglihatan sebagian. Perbedaan tersebut terjadi karena bedanya klasifikasi tunanetra yang terjadi pada seseorang.
C. Kajian Penelitian Terdahulu