Sumber Resiliensi Tinjauan tentang Resiliensi

13 manusia untuk menghadapi, mengatasi, menjadi kuat, dan bahkan berubah karena pengalaman adversitas.

2. Sumber Resiliensi

Menurut Grotberg 1995: 15 terdapat tiga sumber resiliensi yang mempengaruhi individu. Sumber resiliensi tersebut yaitu I Have, I Am, I Can yang selanjutnya dapat dikaji sebagai berikut. a. I Have Faktor I Have merupakan dukungan dan sumber eksternal untuk meningkatkan resiliensi. Desmita 2014: 204 menyebutkan faktor tersebut merupakan karakteristik resiliensi yang bersumber dari pemaknaan individu terhadap besarnya dukungan dan sumber daya yang diberikan oleh lingkungan sosial. Sebelum individu menyadari siapa dirinya I Am atau apa yang dapat dilakukan I Can, dia membutuhkan dukungan eksternal dan sumberdaya untuk mengembangkan perasaan keselamatan dan keamanan dalam meletakkan fondasi, yang merupakan inti untuk mengembangkan resiliensi Grotberg 1995: 15. Berikut ini merupakan sumber-sumber dari I Have. 1 Trusting relationships Hubungan yang dapat dipercaya Grotberg 1995: 15 menjelaskan bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam membangun hubungan yang dapat dipercaya di antaranya yaitu orang tua, anggota keluarga lain, guru, dan teman yang mencintai dan menerima individu tersebut. Adanya rasa percaya akan menumbuhkan kasih sayang dari seorang individu terhadap pihak-pihak yang membantunya maupun sebaliknya. 14 Seorang individu dapat memperoleh kasih sayang dan dukungan emosional dari pihak lain saat individu tidak mendapatkan kasih sayang dan dukungan emosional dari orang tuanya. Sesuai yang dijelaskan oleh Grotberg 1995: 15 bahwa kasih sayang dan dukungan dari pihak lain terkadang dapat mengimbangi kurangnya kasih sayang dari orang tua dan orang terdekatnya. Mempercayai diri sendiri dan orang lain merupakan kebutuhan dasar yang terus berlanjut sepanjang hidup. Grotberg 1999: 13 menyatakan bahwa hubungan yang dapat dipercaya akan membuat individu merasa aman, nyaman, dan sejahtera. 2 Structure and rules at home Struktur dan aturan di rumah Orang tua membuat aturan dan rutinitas yang jelas di rumah, berharap individu dapat mengikuti serta melakukan aturan dan rutinitas yang dibuat Grotberg, 1995: 15. Adanya aturan yang jelas maka akan membuat individu memahami apa yang seharusnya dilakukan dan tidak dilakukan. Selain itu, aturan yang jelas juga membuat individu berpikir mengenai batasan-batasan serta akibat yang ditimbulkan dari perilaku yang dilakukannya. 3 Role models Model-model peran Grotberg 1995: 16 mengungkapkan bahwa orang tua, orang dewasa lainnya, kakak, dan teman sebaya dari seorang individu akan menunjukkan perilaku yang diinginkan dan dapat diterima, baik oleh keluarga ataupun orang lain. Seorang individu akan diberikan arahan 15 mengenai cara melakukan sesuatu oleh orang-orang di sekitarnya. Hal tersebut akan mendorong individu untuk menirukan perilaku yang serupa dengan mereka. Orang-orang di sekitar individu merupakan model moralitas dan dapat mengenalkan individu terhadap aturan agama yang dianut Grotberg, 1995: 16. 4 Encouragement to be autonomous Dorongan menjadi otonom Grotberg 1995: 16 mengungkapkan bahwa orang dewasa, terutama orang tua, membantu individu untuk menjadi otonom dengan cara mendorong anak untuk melakukan sesuatu dengan sendiri dan berusaha mencari bantuan yang diperlukan. Apabila individu mampu untuk bertindak secara inisiatif dan otonom, maka orang tua akan memberikan pujian sebagai reward terhadap individu tersebut. 5 Access to health, education, welfare, and security service Akses pada kesehatan, pendidikan, kesejahteraan dan layanan keamanan Grotberg 1995: 16 menyatakan bahwa individu baik secara mandiri ataupun melalui keluarga, dapat mengandalkan layanan yang konsisten untuk memenuhi kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh keluarganya. Layanan tersebut di antaranya yaitu rumah sakit dan dokter, sekolah dan guru, pelayanan sosial, dan polisi dan perlindungan kebakaran, atau layanan sejenisnya. Seorang individu dapat memanfaatkan semua akses baik kesehatan, 16 pendidikan, kesejahteraan, dan keamanan sesuai dengan yang mereka butuhkan. b. I Am Faktor I Am merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri sendiri. Faktor ini meliputi perasaan, sikap, dan keyakinan dalam diri individu. Berikut ini merupakan individu yang dikatakan resilien pada sumber ini menurut Grotberg 1995: 16 : 1 Lovable and my temprament is appealing Perasaan dicintai dan sikap yang menarik Individu menyadari bahwa terdapat orang yang menyayangi dan mencintainya Grotberg, 1995: 16. Individu akan bersikap baik terhadap orang-orang yang menyukai dan menyayanginya. Individu akan merespon perilaku orang lain sebagaimana yang orang lain berikan padanya. Selain itu, individu juga mampu mengatur sikap dan perilakunya ketika berbicara dengan orang lain. Mereka akan menyesuaikan dirinya terhadap respon-respon yang ditunjukkan oleh orang-orang di sekitarnya. 2 Loving, empatic, and altruistic Mencintai, empatim dan altruistik Menurut Grotberg 1995: 16 seorang individu mencintai orang lain dan mengekspresikannya dengan berbagai cara. Individu tersebut akan menyatakan kepeduliannya terhadap orang lain melalui tindakan dan juga kata-kata. Selain itu, seorang individu juga dapat merasakan ketidaknyamanan dan menderita karena orang lain. 17 Dengan adanya hal tersebut membuat individu ingin melakukan sesuatu untuk mengakhiri penderitaan atau berbagi penderitaan yang dirasakan dengan orang-orang di sekitarnya. 3 Proud of my self Bangga pada diri sendiri Grotberg 1995: 16 menjelaskan seorang individu mengetahui bahwa dirinya merupakan orang yang penting dan merasa bangga terhadap dirinya atas apa yang sudah dilakukan dan dicapai. Ketika seorang individu mempunyai suatu masalah dalam hidupnya, individu tersebut akan bertahan dan mengatasi masalah tersebut dengan kepercayaan diri dan harga diri yang mereka miliki. Dengan adanya perasaan bangga dan menganggap dirinya penting, mereka tidak akan membiarkan orang lain meremehkan atau merendahkan dirinya. 4 Autonomous and responsible Otonomi dan tanggung jawab Grotberg 1995: 17 menjelaskan bahwa individu dapat melakukan sesuatu melalui caranya sendiri dan menerima konsekuensi atas perilaku yang dilakukannya. Seorang individu merasa bahwa dirinya mampu untuk mandiri dan bertanggung jawab atas hal-hal yang telah dilakukannya. Seorang individu dapat belajar bertanggung jawab atas sesuatu yang mereka lakukan dengan mengamati perilaku orang-orang yang berada di sekitarnya. Mereka juga akan mengerti batasan-batasan dan mampu mengontrol diri mereka terhadap berbagai hal yang akan dilakukan individu tersebut. 18 5 Filled with love, faith, and trust Dipenuhi dengan harapan, keyakinan, dan kepercayaan Individu percaya bahwa ada harapan baginya dan bahwa ada orang-orang di sekitarnya yang dapat dipercaya Grotberg, 1995: 17. Seorang individu yang memiliki harapan akan bersikapoptimis dalam melakukan suatu hal. Selain itu, individu juga memiliki keyakinan bahwa apa yang dilakukannya akan mendapatkan dukungan dari orang-orang di sekitarnya. c. I Can Faktor I Can merupakan ketrampilan sosial dan interpersonal yang dimiliki individu Grotberg, 1995: 17. Beberapa aspek dalam faktor I Can yaitu : 1 Communicative Komunikasi Grotberg 1995: 17 menjelaskan bahwa individu mampu untuk mengekspresikan pikiran dan perasaannya kepada orang lain. Individu dapat mendengar apa yang orang lain katakan dan mengetahui apa yang orang lain rasakan. Individu mengerti perbedaan-perbedaan yang ada di sekitarnya dan mereka tahu bagaimana mereka harus bertindak. Tindakan yang diambilnya tersebut sesuai dengan hasil komunikasinya bersama orang lain. 2 Problem Solve Pemecahan masalah Grotberg 1995: 17 menjelaskan seorang individu mampu untuk menilai suatu masalah, mengetahui apa yang diperlukan untuk 19 mengatasi suatu masalah, dan bantuan apa yang dibutuhkan dari orang lain. Dalam menyikapi permasalahan yang ada, seorang individu dapat mendiskusikan solusinya dengan orang lain. Hal tersebut dilakukan secara teliti untuk menemukan solusi yang diharapkan. 3 Manage my feelings and impulses Mengatur perasaan dan impuls Individu mampu mengenali perasaannya, memberi sebutan untuk berbagai jenis emosi, dan mengekspresikannya dalam kata- kata dan perilaku yang tidak melanggar perasaan dan hak orang lain atau dirinya sendiri Grotberg, 1995: 18. Individu mampu mengenali rasa marah, kecewa, sedih, senang, dan berbagai perasaan lainnya. Individu mampu untuk mengungkapkan perasaannya dengan mengekspresikan lewat kata-kata dan perilaku. Selain itu individu juga mampu mengatur impuls untuk memukul, melarikan diri, merusak barang, atau berperilaku sebaliknya dengan cara yang berbeda Grotberg, 1995: 18. 4 Gauge the temperament of my self and others Mengukur temperamen diri sendiri dan orang lain Grotberg 1995: 18 menyatakan bahwa seorang individu memiliki pengetahuan mengenai tempramen dirinya seperti seberapa aktif, impulsif, dan mengambil resiko atau diam, reflektif, dan berhati-hati dan juga temprament orang lain. 20 5 Seek trusting relationship Mencari hubungan yang dapat dipercaya Grotberg 1995: 18 menyatakan bahwa seorang individu dapat menemukan seseorang untuk dimintai pertolongan, serta berbagi perasaan dan perhatian. Pihak-pihak tersebut di antaranya yaitu orang tua, guru, orang dewasa lain, atau teman sebaya. Menurut Grotberg 1995: 11 seseorang yang memiliki resiliensi baik tidak perlu memiliki kesemua ciri yang telah disebutkan di atas, namun memiliki satu ciri pun tidak cukup. Resiliensi itu terwujud dari kombinasi ketiga ciri, yaitu I have, I am, dan I can. Seorang individu belum dapat dikatakan resilien apabila terdapat satu ciri resiliensi yang belum dimiliki.

3. Interaksi antara faktor I Have, I Am, I can