11
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan tentang Resiliensi
1. Pengertian Resiliensi
Resiliensi merupakan suatu konsep yang relatif baru dalam dunia psikologi, terutama psikologi perkembangan. Menurut Poerwadarminta
Winda Aprilia, 2013: 271 secara etomilogis resiliensi diadaptasi dari kata dalam bahasa inggris resilience yang berarti daya lenting atau
kemampuan untuk kembali dalam bentuk semula. Jadi menurut pendapat tersebut resiliensi mempunyai arti suatu daya lentur yang digunakan untuk
kembali dalam keadaan semula. Smet Desmita, 2014: 199 mengungkapkan bahwa istilah resiliensi
diperkenalkan oleh Redl pada tahun 1969 dan digunakan untuk menggambarkan bagian positif dari perbedaan individual dalam respons
seseorang terhadap stres dan keadaan yang merugikan lainnya. Dengan demikian menurut pendapat Smet resiliensi berarti suatu kemampuan yang
digunakan untuk mendeskripsikan respon individu terhadap keadaan yang menekan dirinya dan yang kurang menguntungkan lainnya.
Menurut Desmita 2014: 201 resiliensi adalah kemampuan atau kapasitas insani yang dimiliki seseorang, kelompok, atau masyarakat yang
memungkinkannya untuk menghadapi, mencegah, meminimalkan dan bahkan menghilangkan dampak-dampak yang merugikan dari kondisi-
kondisi yang tidak menyenangkan, atau mengubah kondisi kehidupan yang menyengsarakan menjadi suatu hal yang wajar untuk diatasi.
12
Resiliensi dapat diartikan sebagai kemampuan individu, kelompok, atau masyarakat yang digunakan untuk mengubah keadaan yang sulit
menjadi kondisi yang wajar dan dapat diatasi.
Pengertian lain menurut Reivich.K Shatte. A 2002: 1
mendefinisikan resiliensi sebagai kemampuan untuk mengatasi dan beradaptasi terhadap kejadian atau masalah berat yang terjadi dalam
kehidupannya. Jadi menurut pendapat tersebut resiliensi mempunyai arti kemampuan individu untuk bertahan dalam keadaan tertekan, dan bahkan
mampu bertahan dengan kondisi-kondisi yang tidak menyenangkan atau trauma yang dialami dalam kehidupan.
Grotberg 1999: 3 mendefinisikan resiliensi sebagai kapasitas manusia untuk menghadapi, mengatasi, menjadi kuat, dan bahkan berubah
karena pengalaman adversitas. Dengan demikian menurut pendapat Grotberg resiliensi berarti kapasitas yang dimiliki individu untuk mengatasi
kondisi yang tidak menyenangkan dalam hidupnya, serta mampu mengambil makna dan menjadi lebih kuat dari kondisi sulit yang telah
dialaminya. Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, maka dapat ditegaskan
bahwa resiliensi merupakan kemampuan individu untuk bertahan, mengatasi, dan tidak menyerah pada kesulitan-kesulitan yang dialaminya
serta mampu bangkit kembali, menjadi kuat, dan menjadi lebih baik. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengacu pada teori yang diungkapkan oleh
Grotberg 1999: 3 yang mendefinisikan resiliensi sebagai kapasitas
13
manusia untuk menghadapi, mengatasi, menjadi kuat, dan bahkan berubah karena pengalaman adversitas.
2. Sumber Resiliensi