Pembangunan Pertanian dan Pembangunan Ekonomi

e. Subsektor Perkebunan 1 Perkebunan rakyat, terdiri dari kelapa sawit, karet, kopi arabika, kopi arabusta, kelapa, coklat, cengkeh, kemenyan, kulit manis, nilam, tembakau, kemiri, tebu, pala, lada, kapuk, gambir, teh, aren, pinang, vanili, jahe, kapulaga, jambu mente, dan sereh wangi. 2 Perkebunan negara, terdiri dari kelapa sawit, karet, coklat, teh, tembakau, kopi, dan tebu SHS dan tetes.

2.1.2 Pembangunan Pertanian dan Pembangunan Ekonomi

Pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi tidak hanya di Sumatera Utara, tetapi juga di Indonesia. Apabila pembangunan pertanian berhasil, maka pembangunan ekonomi juga akan merasakan imbasnya. Pembangunan pertanian, menurut Apriyantono 2005:2, pada hakekatnya adalah pendayagunaan secara optimal sumberdaya pertanian dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan, yaitu membangun SDM aparatur profesional, petani mandiri dan kelembagaan pertanian yang kokoh, meningkatkan pemanfaatan sumberdaya pertanian secara berkelanjutan, memantapkan ketahanan dan keamanan pangan, meningkatkan daya saing dan nilai tambah produk pertanian, menumbuhkembangkan usaha pertanian yang akan memacu aktivitas ekonomi perdesaan, serta membangun sistem manajemen pembangunan pertanian yang berpihak kepada petani. Universitas Sumatera Utara Tambunan dalam Hidayat, 2004:3 menyatakan bahwa setidaknya ada beberapa faktor yang bisa diungkapkan mengapa sektor pertanian menjadi penting dalam proses pembangunan, yaitu: a. Sektor pertanian menghasilkan produk-produk yang diperlukan sebagai input sektor lain, terutama sektor industri, seperti industri tekstil, industri makanan dan minuman. b. Sebagai negara agraris kondisi historis, maka sektor pertanian menjadi sektor yang sangat kuat dalam perekonomian dalam tahap awal proses pembangunan. Populasi di sektor pertanian pedesaan membentuk suatu proporsi yang sangat besar. Hal ini menjadi pasar yang sangat besar bagi produk-produk dalam negeri baik untuk barang produksi maupun barang konsumsi, terutama produk pangan. c. Karena terjadi transformasi struktural dari sektor pertanian ke sektor industri, maka sektor pertanian menjadi sektor penyedia faktor produksi terutama tenaga kerja yang besar bagi sektor non-pertanian industri. d. Sektor pertanian merupakan sumber daya alam yang memiliki keunggulan komparatif dibanding bangsa lain. Sejalan dengan pemikiran Tambunan, Jhingan 2007:362 menyatakan bahwa peranan sektor pertanian pada pembangunan ekonomi terletak dalam hal: a. Menyediakan surplus pangan yang semakin besar pada penduduk yang semakin meningkat. Universitas Sumatera Utara b. Meningkatkan permintaan akan produk industri, dan dengan demikian mendorong keharusan diperluasnya sektor sekunder dan sektor tersier. c. Menyediakan tambahan penghasilan devisa untuk impor barang-barang modal bagi pembangunan melalui ekspor hasil pertanian secara terus-menerus. d. Meningkatkan penghasilan masyarakat untuk dimobilisasi pemerintah. e. Memperbaiki kesejahteraan masyarakat. Pembangunan pertanian diarahkan untuk meningkatkan produksi pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan dan kebutuhan industri dalam negeri, meningkatkan ekspor, meningkatkan pendapatan petani, memperluas kesempatan kerja, pemantapan ketahanan pangan, dan mendorong pemerataan kesempatan berusaha. Walaupun demikian, pembangunan pertanian masih dihadapkan kepada sejumlah kendala dan masalah yang harus segera dipecahkan Pemprovsu Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, 2005:4, antara lain: a. Lahan tanaman pangan, seperti lahan sawah, cenderung berkurang karena beralih fungsi menjadi areal perkebunan, industri, dan perumahan. b. Masih terbatasnya akses petani dan nelayan terhadap sumber daya dan infrastruktur. c. Keterbatasan modal membatasi peningkatan pengelolaan hasil dan penerapan teknologi. d. Masih rendahnya peran lembaga petani untuk mendukung sektor pertanian. e. Nilai tambah dan upaya-upaya untuk meningkatkan posisi tawar petani dalam meningkatkan daya saing komoditas pertanian. Universitas Sumatera Utara f. Rendahnya kemampuan penanganan dan pengolahan hasil perikanan. g. Masih meningkatnya pencurian ikan atau illegal fishing oleh nelayan dan kapal asing.

h. Meningkatnya illegal logging sehingga mengakibatkan kerusakan hutan.