Visi dan Kebijakan Sektor Pertanian Indonesia

2.1.3 Visi dan Kebijakan Sektor Pertanian Indonesia

Visi pembangunan pertanian sampai tahun 2025 adalah: “Terwujudnya sistem pertanian industrial berkelanjutan yang berdayasaing dan mampu menjamin ketahanan pangan dan kesejahteraan petani ”. Secara lebih spesifik sasaran jangka panjang yang perlu ditempuh adalah: a. Terwujudnya sistem pertanian industrial yang berdayasaing. b. Mantapnya ketahanan pangan secara mandiri. c. Terciptanya kesempatan kerja penuh bagi masyarakat pertanian, dan d. Hapusnya masyarakat petani miskin dan meningkatnya pendapatan petani. Untuk mencapai sasaran-sasaran besar di atas, maka arah kebijakan yang perlu dilakukan adalah: a. Meningkatkan potensi basis produksi dan skala usaha pertanian; b. Mewujudkan sumberdaya insani pertanian yang berkualitas; c. Mewujudkan pemenuhan kebutuhan infrastruktur pertanian; d. Mewujudkan sistem inovasi pertanian; e. Mewujudkan system pembiayaan pertanian tepat guna; f. Mewujudkan kelembagaan pertanian yang kokoh; g. Menyediakan sistem insentif dan perlindungan bagi petani; h. Mewujudkan pewilayahan pengembangan komoditas unggulan; i. Menerapkan praktek pertanian yang baik; dan j. Mewujudkan pemerintahan yang baik, bersih dan berpihak kepada petani dan pertanian. Universitas Sumatera Utara Dalam periode 2005-2009, pembangunan pertanian diarahkan untuk mencapai visi: “terwujudnya pertanian tangguh untuk pemantapan ketahanan pangan, peningkatan nilai tambah dan dayasaing produk pertanian serta peningkatan kesejahteraan petani ”. Pembangunan pertanian pada hakekatnya adalah pendayagunaan secara optimal sumberdaya pertanian dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan, yaitu: a. Membangun SDM Sumber Daya Manusia aparatur profesional, petani mandiri dan kelembagaan pertanian yang kokoh; b. Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya pertanian secara berkelanjutan; c. Memantapkan ketahanan dan keamanan pangan; d. Meningkatkan dayasaing dan nilai tambah produk pertanian; e. Menumbuhkembangkan usaha pertanian yang akan memacu aktivitas ekonomi perdesaan; dan f. Membangun sistem manajemen pembangunan pertanian yang berpihak kepada petani. Sejalan dengan visi pembangunan pertanian seperti dikemukakan di atas, maka misi yang akan dilaksanakan oleh Departemen Pertanian adalah: a. Mewujudkan birokrasi pertanian yang profesional dan memiliki integritas moral yang tinggi; b. Mendorong pembangunan pertanian yang tangguh dan berkelanjutan; c. Mewujudkan ketahanan pangan melalui peningkatan produksi dan penganekaragaman konsumsi; Universitas Sumatera Utara d. Mendorong peningkatan peran sektor pertanian terhadap perekonomian nasional; e. Meningkatkan akses pelaku usaha pertanian terhadap sumberdaya dan pelayanan; f. Memperjuangkan kepentingan dan perlindungan terhadap petani dan pertanian dalam sistem perdagangan domestik dan global. Dalam rangka mewujudkan berbagai tujuan pembangunan di atas, paling tidak ada tujuh strategi umum yang akan ditempuh, yaitu: a. Melaksanakan manajemen pembangunan yang bersih, transparan dan bebas KKN, b. Meningkatkan koordinasi dalam penyusunan kebijakan dan manajemen pembangunan pertanian, c. Memperluas dan memanfaatkan basis produksi secara berkelanjutan, d. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan memberdayakan SDM pertanian, e. Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana pertanian, f. Meningkatkan inovasi dan diseminasi teknologi tepat guna, dan.. g. Mempromosikan dan memproteksi komoditas pertanian. Dalam lima tahun mendatang, program pembangunan pertanian akan difokuskan pada: a. Peningkatan ketahanan pangan, b. Peningkatan nilai tambah dan dayasaing produk pertanian, dan c. Peningkatan kesejahteraan petani. Universitas Sumatera Utara Ketiga program tersebut secara bertahap diharapkan mampu meningkatkan kinerja sektor pertanian yang pada akhirnya berdampak pada kesejahteraan petani. Disamping itu, pembangunan pertanian juga sangat memerlukan dukungan kebijakan dari sektor lain. Kebijakan tersebut antara lain kebijakan makro, kebijakan pengembangan industri, kebijakan perdagangan, kebijakan pengembangan infrastruktur, kebijakan pengembangan kelembagaan, serta kebijakan pendayagunaan dan rehabilitasi sumberdaya alam dan lingkungan. 2.2 Produk Domestik Regional Buto PDRB 2.2.1 Pengertian Produk Domestik Regional Bruto PDRB