prosedur penanaman modal yang rumit; berusaha menciptakan iklim yang kondusif sehingga investor tertarik menamkan modalnya di wilayah tersebut.
Walaupun tidak dinyatakan secara eksplisit, teori Smith akan tumbuh subur pada kondisi pasar sempurna. Kondisi pasar sempurna untuk semua transaksi memang sulit
diwujudkan, namun pemda harus berusaha untuk membuat kondisi pasar mengarah ke kondisi pasar sempurna. Pemda tidak memberi hak monopoli penjual tunggal atau
monopoli pembeli tunggal kepada pihak swasta atas dasar lisensi, serta informasi tentang pasar disebarluaskan kepada masyarakat.
2.2.2. Teori Harrod-Domar
Teori ini dikembangkan hampir pada waktu bersamaan oleh Harrod 1948 di Inggris dan Domar 1957 di Amerika Serikat. Di antara mereka menggunakan proses
perhitungan yang berbeda tetapi memberikan hasil yang sama, sehingga keduanya dianggap mengemukakan ide yang sama dan disebut teori Harrod-Dimar. Teori ini
melengkapi teori Keynes, dimana Keynes melihatnya dalam jangka pendek kondisi statis sedangkan Harrod-Domar melihatnya dalam jangka panjang kondisi dinami.
Toeri Harrod-Domar didasarkan pada asumsi : 1.
Perekonomian bersifat tertutup 2.
Hasrat menabung MPS=s adalah konstan 3.
Proses produksi memiliki koefisien yang tetap constant return to scale, serta 4.
Tingkat pertumbuhan angkatan kerja n adalah konstan dan sama dengan tingkat pertumbuhan penduduk.
Atas dasar asumsi-asumsi khusus tersebut, Harrod-Domar membuat analisis dan menyimpulkan bahwa pertumbuhan jangka panjang yang mantap seluruh kenaikan
Universitas Sumatera Utara
produksi dapat diserap oleh pasar hanya bisa tercapai apabila terpenuhi syarat-syarat keseimbangan sebagai berikut :
g = K = n, Dimana :
g : Growth tingkat pertumbuhan output K : Capital tingkat pertumbuhan modal
n : Tingkat pertumbuhan angkatan kerja
Agar terdapat keseimbangan maka antara tabungan S dan investasi I harus terdapat kaitan yang saling menyeimbangkan, padahal peran k untuk menghasilkan tambahan
produksi ditentukan oleh v capital output ratio = Rasio modal-output. Apabila tabungan dan investasi adalah sama I = S, maka :
V S
Y K
Y S
K Y
Y S
K S
K I
Agar pertumbunan tersebut mantap, harus dipenuhi syarat g = n = sv. hal ini lebih mudah dimengerti dengan menggunakan contoh. Misalnya, perekonomian
berada dalam kapasitas penuh dengan total pendapatan Y = 1.000 triliun rupiah. Hasrat menabung s = 20 . Karena I = S maka tingkat investasi adalah 20 x
1.000 triliun rupiah = 200 triliun rupiah. Misalnya rasio modal-output adalah 5 : 1 diperlukan modal Rp. 5,00 agar terdapat kenaikan produksi sebesar Rp. 1,00 per tahun
atau produktivitas modal = 0,20. besarnya kenaikan output adalh Iv = 2005 = 40 triliun rupiah. Dengan demikian, laju pertumbuhan ekonomi adalah.
4 un
1.000trili 400triliun
g
Universitas Sumatera Utara
Akan tetapi, hal ini hanya tercapai apabila laju pertumbuhan tenaga kerja juga 4. Contoh diatas dapat dilihat dari sisi lain. Misalnya, kita menginginkan
pertumbuhan ekonomi 5 atau ada kenaikan output sebesar 1.000 triliun rupiah x 0,05 = 50 triliun rupiah. Hal ini berarti investasi haruslah sebesar 50 triliun rupiah x
v = 50 triliun rupiah x 5 = 250 triliun rupiah. Artinya, tingkat tabungan harus dinaikkan dari 0,20 menjadi 0,25 atau kekurangannya harus dipinjam dari luar.
Karena s,v, dan n bersifat independen maka dalam perekonomian tertutup, sulit tercapai kondisi pertumbuhan mantap. Harrod-Domar mendasarkan teorinya
berdasarkan mekanisme pasar tanpa campur tangan pemerintah. Akan tetapi, kesimpulannya menunjukkan bahwa pemerintah perlu merencanakan besarnya
investasi agar terdapat keseimbangan dalam sisi penawaran dan sisi permintaan barang.
Untuk perekonomian daerah, Richardson terjemahan Sihotang, 1977 mengatakan kekakuan diatas diperlunak oleh kenyataan bahwa perekonomian daerah
bersifat terbuka. Artinya, faktor-faktor produksihasil produksi yang berlebihan dapat diekspor dan yang kurang dapat diimpor. Impor dan tabungan adalah kebocoran-
kebocoran dalam menyedot ouput daerah. Sedangkan ekspor dan investasi dapat membantu menyedot output kapasitas
penuh dari faktor-faktor produksi yang ada di daerah tersebut. Kelebihan tabungan yang tidak terinvestasikan secara loka dapat disalurkan ke daerah-daerah lain yang
tercermin dalam surplus ekspor. Apabila pertumbuhan tenaga kerja melebihi dari apa yang dapat diserap oleh kesempatan kerja lokal maka migrasi neto dapat
Universitas Sumatera Utara
menyeimbangkan n dan g. jadi, dalam perekonomian terbuka, persyaratannya menjadi sedikit longgar.
Syarat statistik bagi perekonomian terbuka : S + M = 1 + X dapat dirumuskan menjadi :
s + m Y = 1 + X, atau :
Y X
m s
Y I
Kita mengetahui bahwa ekspor suatu daerah i dapat dirumuskan sebagai impor daerah-daerah lain.
j ji
j ji
j
Y M
M Xi
n n
1 1
Ekspor daerah i = total impor daerah-daerah j dari daerah i = nilai m marginal propensity to impor daerah-daerah i dikalikan dengan tingkat pendapatan masing-
masing setiap daerah j. Dengan demikian, Richardson dalam Sihotang, 1977:34 merumuskan
persamaan pertumbuhan suatu wilayah adalah :
i i
j ij
i i
i
v Y
Y m
m S
g
Catatan :
Y X
m s
Y I
Universitas Sumatera Utara
v s
g dimana
.
v v
s Y
S Y
I
i j
ji i
i i
Y Y
m m
s v
g .
1
1
v Y
Y m
m s
g
i j
ji i
i i
Berdasarkan rumus di atas maka agar suatu daerah tumbuh cepat atau g
j
tinggi, dikehendaki agar : s
I
tingkat tabungan = tinggi, m
i
impor = tinggi, ekspor = kecil, v
I
capital output ratioCOR = kecil, artinya dengan modal yang kecil dapat meningkatkan output yang sama besarnya. Yang termasuk dalam ekspor dan impor
adalah barang konsumsi dan barang modal. Dalam model ini, kelebihan atau kekurangan tabungan dan dengan tenaga kerja dapat dinetralisir oleh arus keluar atau
arus masuk dari setiap faktor di atas. Pertumbuhan yang mantap tergantung pada apakah arus modal dan tenaga kerja
interregional bersifat menyeimbangkan atau tidak. Pada model ini arus modal dan tenaga kerja searah karena pertumbuhan membutuhkan keduanya secara seimbang.
Dalam praktiknya, daerah yang pertumbuhannya tinggi daerah yang telah maju akan menarik modal tenaga kerja dari daerah lain yang pertumbuhannya rendah dan hal ini
membuat pertumbuhan antar daerah menjadi pincang. Artinya, daerah yang maju kian maju dan yang terbelakang akan semakin ketinggalan. Jadi, pertumbuhan antar daerah
akan mengarah kepada heterogenous makin pincang. Teori Harrod-Domar sangat perlu diperhatikan bagi wilayah yang masih
terbelakang dan terpencil atau hubungan keluarnya sangat sulit. Dalam kondisi seperti
Universitas Sumatera Utara
ini, biasanya barang modal sangat langkah sehingga sulit melakukan konversi antara barang mdoal dengan tenaga kerja. Untuk wilayah seperti itu, bagi sektor yang hasil
produksinya tidak layak atau kurang menguntungkan untuk diekspor karena biaya angkut tinggi atau produk tidak tahan lama maka peningkatan produksi
mengakibatkan produk tidak terserap oleh pasar lokal dan tingkat harga turun drastis sehingga merugikan produsen. Oleh karena itu, lebih baik mengatur pertumbuhan
berbagai sektor secara seimbang. Dengan demikian, pertambahan produksi di satu sektor dapat diserap oleh sektor lain yang tumbuh secara seimbang.
2.2.3. Teori Pertumbuhan Neoklasik