Arseno Dumont Emile Durkheim Michael Thomas Sadler dan Doubleday John Maynerd Keynes

c. Arseno Dumont

Arseno melancarkan teori penduduk baru yang disebut dengan Teori Kapilaritas Sosial theori of sosial capilary. Kapilaritas sosial mengacu kepada keinginan seseorang untuk mencapai kedudukan yang tinggi di masyarakat untuk mencapai itu keluarga yang besar merupakan beban berat dan perintang.

d. Emile Durkheim

Durkheim menekankan perhatiannya pada keadaan akibat adanya pertumbuhan penduduk. Ia mengatakan pada suatu wilayah dimana angka kepadatan penduduknya tinggi akibat dari tingginya laju pertumbuhan penduduk, akan timbul persaingan diantara penduduk untuk dapat mempertahankan hidup. Dalam usaha itu tiap orang berusaha untuk meningkatkan pendidikan dan keterampilan dan mengambil spesialisasi tertentu.

e. Michael Thomas Sadler dan Doubleday

Sadler mengatakan bahwa adanya reproduksi manusia dibatasi oleh jumlah penduduk yang ada di suatu wilayah atau negara. Jika kepadatan penduduk tinggi, daya reproduksi manusia akan menurun, sebaliknya jika kepadatan penduduk rendah, daya produksi akan meningkat. Doubleday berpendapat bahwa day reproduksi penduduk berbanding terbalik dengan bahan makanan yang tersedia. Kekurangan bahan makanan merupakan perangsang bagi reproduksi manusia, sedangkan kelebihan makanan justru merupakan faktor pengekang pertumbuhan penduduk. Dalam golongan masyarakat yang berpendapat rendah, seringkali terdiri dari penduduk dengan keluarga besar, sebaliknya orang yang mempunyai kedudukan yang baik biasanya jumlah Universitas Sumatera Utara keluarganya kecil. Dalam situasi yang seperti ini fertilisasi rendah. Tidaklah benar bahwa kemiskinan tidak dapat dihindarkan seperti dikatakan Malthus atau kemiskinan itu disebabkan karena sistem kapitalis.

2.4. Tingkat Konsumsi

2.4.1. Peranan Konsumsi Dalam Pertumbuhan Ekonomi

Pembahasan tentang konsumsi sangat penting untuk analisa ekonomi jangka panjang maupun jangka pendek. Hal ini karena konsumsi agregat yang merupakan penjumlahan dari pengeluaran seluruh rumah tangga yang ada dalam perekonomian merupakan komponen dari pengeluaran agregat yang terpenting. Kontribusi konsumsi agregat pada GDP mencapai 50-60 melebihi kontribusi komponen-komponen lain yang menyusun GDP. Disamping itu dikenal Marginal to Consume MPC yang merupakan komponen utama dari multiplier. Perkembangan masyarakat yang begitu cepat menyebabkan perilaku - perilaku konsumsi juga begitu cepat. Hal ini merupakan alasan lain yang membuat study tentang konsumsi rumah tangga tetap relevan. Dalam analisa jangka panjang, konsumsi sangat penting peranannya dalam pertumbuhan ekonomi, karena menentukan tingkat tabungan. Konsumsi juga sangat penting dalam analisa jangka pendek yaitu karena peranannya dalam permintaan agregat.

2.4.2. Konsumsi Rumah Tangga

Konsumsi rumah tangga meliputi semua pengeluaran barang dan jasa baik barang yang tahan lama maupun barang tak tahan lama dikurangi hasil penjualan netto penjualan dikurangi pembelian barang-barang bekas tak terpakai yang Universitas Sumatera Utara dilakukan oleh suatu rumah tangga. Selain untuk pengeluaran untuk bahan makanan, minuman, pakaian, bahan bakar dan jasa-jasa, termasuk juga barang yang tidak ada duanya tidak diproduksi kembali seperti karya seni, barang antik dan lain-lain. Barang tahan lama seperti mobil, motor, furniture, radio, kulkas, televisi, dan lain – lain. Pengeluaran untuk pemeliharaan kesehatan, pendidikan, rekreasi pengangkutan dan jasa-jasa lainnya termasuk di dalam konsumsi rumah tangga. Pembelian rumah tidak termasuk di dalam konsumsi, tetapi pengeluaran atas rumah yang ditempati seperti sewa rumah, perbaikan, rekening listrik, air, telepon dan lain- lain merupakan konsumsi rumah tangga. Dalam hal barang yang mempunyai kegunaan ganda, maka pembelian dan biaya operasional barang tersebut harus dialokir secara proporsional terhadap masing – masing kegiatan yang dilakukan. Misalnya mobil selain digunakan untuk keperluan rumah tangga juga dipakai sebagai penunjang dalam usaha kegiatan rumah tangga tersebut. Pengeluaran sewa, bahan bakar, listrik, air dan jasa lainnya yang dipakai untuk bermacam-macam aktivitas oleh rumah tangga juga harus diperkirakan pengeluaran untuk masing-masing kegiatan tersebut terhadap sumbangan yang diberikan. Konsep yang dipakai dalam penghitungan pengeluaran konsumsi rumah tangga adalah :  Pengeluaran konsumsi rumah tangga yang terbatas pada wilayah domestik suatu region. Universitas Sumatera Utara  Pengeluaran konsumsi rumah tangga yang terbatas pada rumah-rumah penduduk suatu region. Pengertian konsep pertama adalah pengeluaran oleh anggota rumah tangga di suatu region, tidak terkecuali oleh penduduk atau bukan penduduk region tersebut. Jadi dalam hal ini semua pengeluaran oleh konsumsi rumah tangga staf kedutaan asing, staf perwakilan daerah, anggota militer dan lain-lain yang berada di suatu wilayah, serta pengeluaran turis asing adalah pengeluaran konsumsi rumah tangga dalam wilayah domestik region tersebut. Pengertian yang kedua adalah pengeluaran konsumsi pemerintah dalam wilayah domestik ditambah dengan pembelian langsung oleh rumah tangga penduduk di luar region, dikurangi dengan pengeluaran rumah tangga bukan penduduk yang dilakukan di wilayah terebut. Konsep pengeluaran rumah tangga yang dipakai dalam komponen Produk Domestik Regional Bruto adalah pengeluaran konsumsi rumah tangga penduduk.

2.4.3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi

a Faktor – faktor Ekonomi  Pendapatan Rumah Tangga Household Income Pendapatan rumah tangga sangat besar pengaruhnya threaded tingkat konsumsi. Biasanya makin tinggi pendapatan, tingkat konsumsi makin tinggi. Karena ketika tingkat pendapatan meningkat, kemampuan rumah tangga untuk membeli aneka kebutuhahn konsumsi menjadi semakin tinggi. Universitas Sumatera Utara  Kekayaan Rumah Tangga Household Wealth Tercakup dalam kekayaan rumah tangga adalah kekayaan riil misalnya rumah, tanah dan mobil dan finansial deposito berjangka, saham dan surat – surat berharga. Kekayaan – kekayaan tersebut dapat meningkatkan konsumsi, karena menambah pendapat diposibel. Misalnya, bunga deposito yang diterima tiap bulannya dan deviden yang diterima tiap tahunnya menambah pendapatan rumah tangga.  Tingkat Bunga Interest Rate Tingkat bunga yang tinggi dapat mengurangi konsumsi. Dengan tingkat bunga yang tinggi, maka biaya ekonomi dari kegiatan konsumsi akan semakin mahal. Sedangkan bagi mereka yang meminjam tingkat bunga akan mengurangi konsumsi. Tingkat bunga yang tinggi akan menyebabkan menyimpan uang di bank terasa lebih menguntungkan ketimbang dikonsumsi. Jika tingkat bunga rendah yang terjadi adalah sebaliknya.  Perkiraan tentang Masa Depan Household Expectation About The Future Jika rumah tangga merasa masa depannya makin baik, mereka akan merasa lebih kluasa untuk melakukan konsumsi. Karenanya pengeluaran konsumsi cenderung meningkat. Jika rumah tangga memperkirakan masa depannya jelek, mereka pun akan menekan pengeluaran konsumsi. b Faktor – Faktor Non Ekonomi Faktor – faktor non ekonomi yang paling berpengaruh terhadap besarnya konsumsi adalah faktor sosial-budaya masyarakat. Misalnya, berubahnya pola Universitas Sumatera Utara kebiasaan makan, perubahan etika dan tata nilai karena ingin meniru kelompok masyarakat lain yang dianggap lebih hebat.

2.4.4. Teoeri-Teori Konsumsi

a. John Maynerd Keynes

Faktor terpenting yang menentukan besarnya pengeluaran rumah tangga baik perorangan maupun keseluruhan adalah pendapat income=Y. Income Y pada suatu wilayah tertentu secara sederhana dapat digunakan untuk keperluan konsumsi consumption=C0 dan ditabung saving=S. Secara matematis dituliskan Y = C+S. Pada saat tingkat income masyarakat sangat rendah pada umumnya pengeluaran rumah tangga lebih besar dari pendapatannya, sehingga pengeluaran konsumsi saat itu tidak hanya dibiayai oelhe pendapatannya saja tetapi juga menggunakan sumber – sumber lain seperti tabungan dari waktu sebelumnya, menjual hart rumah tangga atau meminjam. Selanjutnya pada suatu tingkat incomenya. Bila income meningkat lagi, maka rumah tangga akan mengalami kondisi kelebihan income karena pada saat itu pengeluaran pemerintah lebih rendah dari incomenya. Pada saat itulah rumah tangga dapat menabung kelebihan income yang tidak digunakan untuk konsumsi. Secara umum adanya pertambahan income Y  diimbangi masyarakat dengan menambah konsumsinya C  . Rasio perubahan konsumsi terhadap perubahan income dikenal dengan kecenderungan mengkonsumsi marginal marginal propersity to consume = MPC. Secara matematis ditulis MPC = Y C   Universitas Sumatera Utara Kenaikan income pada umumnya diiringi dengan kenaikan konsumsi rumah tangga, namun kecenderungan menunjukkan bahwa perubahan konsumsi tersebut lebih kecil dibanding dengan perubahan incomenya sehingga 0 MPC 1 dan terdapat selisih yang positif akan menjadi tabungan S  . S C Y     

b. Teori Irving Fisher