IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah Pendirian Perusahaan
Pertanian merupakan salah satu sektor pembangunan yang mendapat perhatian besar dari pemerintah mengingat sebagian besar masyarakat
Indonesia adalah petani. Dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia tersebut, pemerintah bertanggungjawab untuk
menyediakan sarana dan prasarana pertanian antara lain Pupuk. Saat ini Pupuk memegang peranan penting dalam meningkatkan produksi hasil-
hasil pertanian, oleh karena itu kebutuhan akan Pupuk setiap tahun semakin bertambah. Untuk memenuhi kebutuhan akan Pupuk tersebut
maka didirikanlah PT Pupuk Kalimantan Timur Tbk. PT Pupuk Kalimantan Timur Tbk merupakan salah satu Badan
Usaha Milik Negara BUMN yang bergerak dalam bidang pembuatan ammonia dan pupuk urea, yang berdiri pada tanggal 7 Desember 1977.
Bahan baku utama pabrik yang berlokasi di Bontang ini adalah gas alam yang disalurkan melalui pipa sepanjang 60 kilometer yang terentang antara
Bontang dan Muara Badak. Pada mulanya proyek PT Pupuk Kalimantan Timur Tbk dikelola oleh Pertamina sebagai unit-unit pabrik terapung di
bawah pengawasan Direktorat Jendral Industri Kimia Dasar. Pada tahun 1973, di pasar internasional terjadi kelangkaan pupuk
urea yang menyebabkan harga pupuk melambung tinggi, sedangkan sumber gas yang ditemukan di Kaltim diperkirakan hanya cukup 10 tahun.
Dengan adanya masalah tersebut, maka muncul suatu gagasan untuk mendirikan pabrik urea sendiri. Pada awalnya Pertamina mempunyai
gagasan untuk mendirikan pabrik pupuk urea di atas kapal dengan pertimbangan apabila gas alam sebagai bahan baku habis, maka pabrik
dapat dipindahkan. Berdasarkan KEPPRES No. 43 Tahun 1975, dibentuklah suatu tim
yang bertugas untuk meninjau dan meneliti program pembangunan pabrik terapung sesuai dengan gagasan awal tersebut. Ternyata dari hasil
peninjauan tersebut ditemukan data bahwa cadangan gas alam cukup untuk 25 tahun mendatang, maka rencana pendirian pabrik terapung diteruskan.
Proyek direncanakan oleh Pertamina, rencana awalnya akan dibangun di atas kapal ukuran 30.000 DWT untuk pabrik ammonia dan
kapal ukuran 20.000 DWT untuk pabrik urea. Lokasi proyek antara 10 sampai 15 mil dari lepas pantai. Kapasitas pabrik ammonia 1.500 ton per
hari dan pabrik urea 1.700 ton per hari. Fasilitas penunjang pabrik adalah tangki terapung penyimpanan ammonia, kapal terapung penyimpanan
urea, mooring complex akan dibangun. Floating security boom akan mengelilingi semua fasilitas pabrik terapung tersebut.
Pada saat itu telah tersedia dua 2 buah kapal untuk menunjang rencana tersebut, yaitu kapal Mary Elizabeth dengan ukuran 55.000 DWT
untuk pabrik ammonia dan kapal Dominique ukuran 30.000 DWT untuk pabrik urea. Lokasi yang direncanakan adalah Bontang Utara, karena
daerah tersebut mempunyai gugusan batu karang yang dapat mengurangi laju ombak. Karena kesulitan teknis dan beberapa pertimbangan lain, maka
konsep pabrik terapung dipindahkan ke darat. Berdasarkan Keppres No. 39 tahun 1976 dilakukan serah terima proyek ini dari Pertamina ke
Departemen Perindustrian Direktorat Jenderal Industri Kimia Dasar pada tahun 1976. Setelah penyelesaian proses hukum dalam rangka serah terima
peralatan pabrik di Eropa, maka pada tanggal 7 Desember 1977 didirikan sebuah Perseroan Negara untuk mengelola usaha ini dengan nama PT.
Pupuk Kalimantan Timur. Dengan dipindahkannya lokasi pabrik ke darat diperlukan perubahan dan penyesuaian desain pabrik. Pemancangan tiang
pertama dilakukan oleh Menteri Perindustrian saat itu, Ir. A. R. Soehoed pada tanggal 16 November 1979. Setelah masa empat 4 tahun lebih
setelah itu, tepatnya 24 November1983 produksi perdana ammoniak keluar. Produksi perdana urea keluar tanggal 15 April 1984 dan
pengapalan urea perdana ke Surabaya tanggal 24 Juli 1984. Karena kebutuhan pupuk urea yang masih belum tercukupi, sewaktu
masa konstruksi Kaltim 1, maka dibangun pabrik Kaltim 2. Pemancangan tiang pertama dilakukan pada tanggal 24 April 1982 oleh Menteri
Perindustrian, Ir. A. R. Soehoed. Produksi perdana ammoniak dilakukan tanggal 6 September 1984 dan urea tanggal 15 September 1984. Peresmian
pabrik Kaltim 1 dan Kaltim 2 dilakukan pada tanggal 29 Oktober 1984 oleh Presiden Soeharto. Desain kapasitas produksi ammoniak Kaltim 2
adalah 1.800 ton per hari dan urea 1.725 ton per hari. Setelah itu pembangunan pabrik Kaltim 3 menyusul, yang dilakukan dengan konsep
pabrik hemat energi. Pemancangan dilaksanakan pada tanggal 26 Juli 1986 dan diresmikan pada tanggal 4 April 1989. Kapasitas produksi Kaltim 3
adalah 1.000 ton per ammoniak dan 1.725 ton per hari urea. Untuk meningkatkan mutu pupuk urea yang dihasilkan melalui
pabrik-pabrik itu, dibangun pula sebuah unit pembuatan urea formaldehyde
UFC-85 berkapasitas 13.000 ton per tahun. Pabrik Kaltim 4 mulai dibangun pada tahun 1999 dengan kapasitas 570.000 ton urea
granule dan 330.000 ton ammonia per tahun. Pabrik Urea Kaltim 4 selesai
dibangun pada pertengahan tahun 2002 dan pabrik ammonia tuntas pada awal tahun 2003.
Pada tanggal 20 November 1996, dibangun pabrik Urea unit IV yang disebut dengan Proyek Optimalisasi Kaltim POPKA, dengan nilai
investasi 44 juta dan Rp139 milyar, mulai berproduksi di awal tahun 1999. Pabrik ini didirikan dengan melihat potensi yang ada di PT Pupuk
Kalimantan Timur dan kelebihan produksi ammonia di Kaltim 1, Kaltim 2 dan Kaltim 3. Dengan dibangunnya POPKA, maka kelebihan produksi
ammonia ammonia excess dan kelebihan gas Co
2
yang biasanya terbuang ke atmosfer dapat bernilai tambah, yakni menghasilkan produk
urea granule. Pabrik POPKA yang diresmikan oleh Presiden Abdurrahman Wahid pada tanggal 7 Juni 2000 ini memproduksi Urea granule dengan
kapasitas 1.725 ton per hari. Sebagai kontraktor utama adalah PT Rekayasa Industri yang bekerjasama dengan Chiyoda Chemical
Engineering Construction Company , yang menggunakan lisensi proses
dari Stami Carbon. PT Pupuk Kalimantan Timur adalah produsen pupuk urea terbesar di
Indonesia Gambar 2. Dalam pengoperasian lima 5 pabrik urea dan
empat 4 pabrik ammonia dan merupakan salah satu pabrik pupuk terbesar di dunia yang berada dalam satu lokasi. Pada tahun 2000, Pupuk
Kaltim mencapai produksi tertinggi melebihi 1,5 juta ton ammonia untuk kapasitas terpasang 1,5 juta ton dan 2,4 juta ton urea untuk kapasitas
terpasang 2,2 juta ton. Dengan adanya lima 5 pabrik urea dan empat 4 pabrik ammonia
yang beroperasi dengan optimal, Pupuk Kaltim bertujuan mewujudkan keinginan menjadi produsen Pupuk Urea yang terpercaya dan mutu di
dunia. Pupuk Kaltim terus melakukan peningkatan dan ekspansi hingga mencapai kapasitas produksi ammonia 1.000 tonhari dan urea 1.725
tonhari, dengan total kapasitas keduanya mencapai lebih dari 3 juta tontahun. Kapasitas produksi tiap-tiap pabrik yang berbeda-beda tetap
dioptimalkan untuk mencapai produksi dengan mutu terbaik, mampu memenuhi kebutuhan pasar nasional dan internasional.
Gambar 2. PT Pupuk Kalimantan Timur
4.1.2 Masa Produksi