Letak dan Luas Propinsi Kalimantan Tengah

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Waktu

Pengumpulan data secara langsung di lapangan dilakukan mulai pertengahan Maret s.d. awal Mei 2012. Beberapa data didapatkan pula antara bulan Mei s.d. Juli yang dikirimkan melalui pos, email dan telepon.

4.2. Bahan dan Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis, clipboard, tally sheet, kamera digital, meteran, timbangan pegas, kertas lakmus, thermo- higrometer, GPS, peta dasar, dan software pengolahan data. Bahan penelitian adalah Python reticulatus yang ditangkap, habitat dan pelaku perdagangannya.

4.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah berupa data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang digunakan untuk menguji hipotesis. Data primer dikumpulkan di lapangan, baik secara langsung maupun melalui perantara seperti telepon, email dan data dikirim melalui pos. Data sekunder adalah semua data penunjang yang dibutuhkan, namun tidak untuk menguji hipotesis. Data sekunder didapatkan dari berbagai sumber, seperti internet, buku- buku, artikel ilmiah dan data-data yang didapatkan langsung dari dinas terkait yang bisa mendukung. Metode pengambilan data dan analisis data secara lengkap disajikan dalam Tabel 1 pada akhir bab ini. Jenis data primer yang dikumpulkan adalah sebagai berikut :

4.3.1. Tata Niaga

Pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara. Narasumber dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang sesuai dengan tujuan penelitian. Wawancara dilakukan pada 1 penangkap; 2 pengumpul perantara; 3 pengumpul; 4 Balai KSDA Kalimantan Tengah sebagai Otoritas Pengelola. Penangkap adalah orang yang menangkap ular dari alam untuk keperluan komersial. Pengumpul perantara adalah pengumpul yang tidak mempunyai ijin tangkap maupun edar, namun menjadi perantara antara penangkap dan pengumpul. Pengumpul adalah pedagang yang memiliki ijin tangkap dan atau ijin edar dari Balai KSDA Kalimantan Tengah. Data yang dikumpulkan adalah pelaku perdagangan, jalur perdagangan, teknik penangkapan dan pengulitan, harga dan ukuran Python reticulatus yang diperdagangkan di Kalimantan Tengah. Data pengumpul diambil dari Balai KSDA Kalimantan Tengah. Selanjutnya dari pengumpul yang terdata, dikumpulkan data perantara dan penangkap beserta lokasi penangkapannya. Jumlah lokasi pengumpul yang ditentukan adalah 1 titik. Jumlah ini berdasarkan jumlah pengumpul yang mempunyai ijin dari BKSDA Kalimantan Tengah. Jumlah narasumber dari Balai KSDA Kalimantan Tengah sebanyak tiga narasumber. Pengumpul perantara yang menjadi narasumber dalam penelitian ini berjumlah empat orang masing-masing di Pangkalan Banteng Kabupaten Kotawaringin Barat PP A, Anjir Kabupaten Pulang Pisau PP B, Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur PP C, dan Kapuas Kabupaten Kuala Kapuas PP D. Jumlah penangkap yang langsung menjadi narasumber dalam penelitian ini adalah satu kelompok dan dua penangkap perorangan profesional yang berasal dari Pangkalan Banteng Kabupaten Kotawaringin Barat penangkap A, B dan C, dua penangkap dari Anjir Kabupaten Pulang Pisau Penangkap D dan E, satu penangkap tidak profesional dari Pulang Pisau dan Kapuas dan satu mantan penangkap dari Katingan. Profesional berarti memerlukan kepandaian khusus untuk melakukan pekerjaannya Kemdiknas 2012. Penangkap profesional tersebut memiliki kepandaian khusus untuk menangkap ular.

4.3.2. Karakteristik habitat

Lokasi pengambilan data karakteristik habitat dilakukan pada kebun kelapa sawit antara pukul 07.30-13.30 WIB. Data karakteristik habitat dibagi menjadi data habitat tangkap dan habitat bersarang. Habitat tangkap adalah lokasi dimana ular biasa ditangkap. Habitat bersarang adalah lokasi dimana sarang ditemukan. Bagian yang diukur variabelnya untuk habitat tangkap adalah parit dimana ular tersebut ditangkap. Data habitat bersarang diambil pada lokasi yang