Analisis Du Pont Analisis Berdasarkan Penilaian Kinerja Perusahaan BUMN

.........18 Keterangan: Persediaan = harga barang+biaya untuk memperoleh persediaan barang tersebut Rp Penjualan = jumlah pendapatan dari hasil penjualanRp

3.4.2 Analisis Du Pont

Metode analisis Du Pont digunakan untuk menunjukkan bagaimana tingkat profitabilitas dari setiap aktiva yang dimiliki perusahaan serta mengetahui tingkat pengembalian ekuitas para pemegang saham biasa. Semakin tinggi nilai ROE perusahaan, semakin baik perusahaan dalam pengelolaan manajemen keuangannya Keown, et al. 2001 Analisis Du Pont menggabungkan rasio-rasio aktivitas dan profit marjin dan menunjukkan bagaimana rasio-rasio aktivitas tersebut berinteraksi untuk menentukan profitabilitas aktiva-aktiva yang dimiliki perusahaan. Rasio perputaran aktiva dikalikan dengan marjin laba penjualan hasilnya adalah tingkat pengembalian aktiva ROA atau sering juga disebut tingkat pengembalian investasi ROI Sawir, 2005. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut: .........19 Keterangan: Marjin laba bersih = laba bersih sesudah pajak dari setiap rupiah penjualan Perputaran total aktiva = efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktivanya untuk melakukan penjualan ROA harus dibagi dengan pengurangan satu dengan rasio hutang terhadap total aktiva untuk mendapatkan ROE. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut: ...............................20 ROA = Marjin laba Bersih x Perputaran Total aktiva � = ℎ � � = Persediaan Penjualan x 365 hari ...............................21 Keterangan: Laba bersih = keuntungan perusahaan setelah dikurangi pajak penghasilan Rp Penjualan = jumlah pendapatan dari hasil penjualan Rp Total aktiva = total aset yang dimiliki perusahaan Rp Ekuitas = total modal yang dimiliki perusahaan Rp

3.4.3 Analisis Berdasarkan Penilaian Kinerja Perusahaan BUMN

Penilaian Tingkat kesehatan BUMN berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN No. Kep-100M-BUMN2002 dapat digolongkan manjadi tiga katagori yaitu: 1. SEHAT, yang terdiri dari: AAA apabila total TS lebih besar dari 95 AA apabila 80 TS =95 A apabila 65 TS =80 2. KURANG SEHAT, yang terdiri dari: BBB apabila 50 TS =65 BB apabila 40 TS =50 B apabila 30 TS =40 3. TIDAK SEHAT, yang terdiri dari: CCC apabila 20 TS =30 CC apabila 10 TS =20 C apabila TS =10 Dalam pemberian skor, terdapat perbedaan dalam pemberian skor antara perusahaan infrastruktur dan non infrastruktur, walaupun dengan menggunakan standar yang sama, yang dapat dilihat pada Lampiran 11. PT ITC cabang Medan merupakan salah satu perusahaan BUMN non infrastruktur, sehingga dalam penilaiannya, skor yang digunakan adalah skor untuk perusahaan non infrastruktur. � � = ℎ � � � �

3.4.4 Analisis Trend