Perkembangan Laba Rugi Perkembangan dan Peramalan Laporan Keuangan

4.2.2 Perkembangan Laba Rugi

Analisis trend terhadap laporan laba rugi perusahaan dilakukan pada komponen-komponen yang digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan didalam menghasilkan keuntungan laba dalam kegiatan penjualannya. Komponen yang dimaksud antara lain jumlah penjualan, harga pokok penjualan, biaya usaha dan laba bersih. Hasil trend perkembangan laporan laba rugi PT ITC cabang Medan memperlihatkan adanya peningkatan pada pendapatan usaha, harga pokok penjualan dan biaya usaha, namun diikuti oleh penurunan pada laba kotor penjualan dan laba bersih perusahaan seperti yang dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Perkembangan Laporan laba rugi 2007-2010 Uraian 2007 2008 2009 2010 Pendapatan usaha 100 176,11 105,16 197,30 Harga pokok penjualan 100 156,80

92,80 196,26

Laba kotor penjualan 100 402,27 249,94 209,53 Total biaya usaha 100 152,32 161,61 201,82 Laba usaha 100 498,15 283,82 212,49 Pendapatan biayalain- lain 100 449,26 4062,36 258,31 Laba bersih 100 497.60 326.28 213.01 Sumber : Laporan Keuangan PT Indonesia Trading Company cabang Medan periode 2007-2010 Tahun P e n d a p a ta n u s a h a 2012 2011 2010 2009 2008 2007 220 200 180 160 140 120 100 Accuracy Measures MAPE 23,40 MAD 31,02 MSD 1218,47 Variable Forecasts Actual Fits Trend Analysis Plot for pendapatan usaha Linear Trend Model Yt = 89,405 + 22,095 t Gambar 8. Grafik Trend Pendapatan Usaha 2007-2010 Hasil analisis trend untuk total pendapatan usaha mengalami fluktuasi dengan kecenderungan meningkat seperti yang terlihat pada Gambar 8. Pada tahun 2009, terjadi penurunan total pendapatan sebesar 70,95 persen dari tahun sebelumnya. Penurunan ini disebabkan karena pada tahun 2009, PT ITC cabang Medan tidak ditunjuk kembali oleh Menteri Perdagangan untuk menjual komoditi pupuk subsidi, yang pada tahun 2008 memiliki nilai penjualan cukup besar. Kenaikan yang paling besar terjadi pada tahun 2010, yaitu sebesar 92,14 persen dari tahun sebelumnya, atau meningkat sebesar Rp.64.491.466.581,85 dari total pendapatan tahun 2009. Peningkatan ini disebabkan karena PT ITC ditunjuk oleh Kementerian Perdagangan Negara sebagai salah satu pihak yang dapat melakukan penjualan atas barang impor, seperti gula, sodium, borax, dan aspal. Tahun H a r g a p o k o k p e n ju a la n 2012 2011 2010 2009 2008 2007 220 200 180 160 140 120 100 Accuracy Measures MAPE 23,83 MAD 28,83 MSD 1174,75 Variable Forecasts Actual Fits Trend Analysis Plot for harga pokok penjualan Linear Trend Model Yt = 80,27 + 22,478 t Gambar 9. Grafik Trend Harga Pokok Penjualan 2007-2010 Hasil analisis trend untuk harga pokok penjualan menunjukkan perkembangan yang berfluktuasi seperti yang terlihat pada Gambar 9. Peningkatan yang terjadi pada total pendapatan usaha atau total penjualan, juga diikuti oleh peningkatan pada harga pokok produksi. Hasil analisis trend terhadap harga pokok produksi perkembangannya berfluktuasi dengan kecenderungan meningkat dengan pola perkembangan yang sama dengan pola perkembangan penjualan atau pendapatan usaha. Pada tahun 2009 sempat terjadi penurunan sebesar 64 persen dari tahun sebelumnya, karena sebagian besar transaksi pembelian komoditi dibayar tunai dan melakukan kerjasama dengan perusahaan lain yang berupa barang konsinyasi, sehingga perusahaan mampu menekan proporsi harga pokok penjualan. Kenaikan terbesar terjadi pada tahun 2010, yaitu sebesar 103,46 persen dari tahun sebelumnya. Hal ini berarti peningkatan keuntungan yang diperoleh melalui setiap penjualan komoditi yang dilakukan, mendapatkan peningkatan yang sebanding dengan faktor pengurangnya, yaitu harga pokok penjualan. Hal ini menyebabkan laba kotor penjualan yang diterima tidak terlalu dipengaruhi oleh tingkat penjualan yang meningkat. Peningkatan harga pokok penjualan ini disebabkan oleh tingginya biaya input produksi seperti biaya bahan baku, adanya biaya pengiriman yang ikut naik, meningkatnya pembayaran karyawan teknis, serta juga pajak bea cukai yang diterima perusahaan atas komoditi impornya. Tahun T o ta l b ia y a u s a h a 2012 2011 2010 2009 2008 2007 280 260 240 220 200 180 160 140 120 100 Accuracy Measures MAPE 5,3293 MAD 7,3950 MSD 77,5233 Variable Forecasts Actual Fits Trend Analysis Plot for total biaya usaha Linear Trend Model Yt = 75,25 + 31,475 t Gambar 10. Grafik Trend Jumlah Biaya Usaha 2007-2010 Hasil analisis trend untuk jumlah biaya usaha menunjukkan perkembangan yang meningkat dari tahun ke tahun seperti yang terlihat pada Gambar 10. Secara garis besar, baik biaya penjualan, maupun biaya umum dan administrasi memiliki pertumbuhan yang cenderung meningkat di setiap tahunnya. Peningkatan pada biaya operasional perusahaan disebabkan karena terjadi peningkatan pada biaya gudang, biaya promosi dan biaya-biaya lain yang timbul dalam penjualan langsung, sedangkan peningkatan pada biaya umum dan administrasi disebabkan karena meningkatnya biaya kantor, biaya pegawai dan biaya penyusutan aktiva tetap. Tahun L a b a b e r s ih 2012 2011 2010 2009 2008 2007 500 400 300 200 100 Accuracy Measures MAPE 64,8 MAD 127,7 MSD 21225,4 Variable Forecasts Actual Fits Trend Analysis Plot for laba bersih Linear Trend Model Yt = 242,295 + 16,771 t Gambar 11. Grafik Trend Laba Bersih 2007-2010 Hasil analisis trend untuk laba bersih menunjukan bahwa perkembangannya berfluktuasi dengan kecenderungan menurun pada dua tahun terakhir seperti yang terlihat pada Gambar 11. Pada tahun 2008 sempat terjadi peningkatan proporsi laba bersih yang sangat besar, yaitu sebesar 397,60 persen dari tahun. Hal ini disebabkan karena besarnya total penjualan pada tahun tersebut, yaitu meningkat sebesar 76,11 persen yang disebabkan oleh penjualan pupuk subsidi yang besar, dan harga pokok penjualan yang cenderung kecil pada tahun tersebut. Selain itu diikuti biaya penjualan atau biaya operasional yang lebih kecil dibandingkan tahun-tahun lainnya. Pada tahun 2009 laba bersih mengalami penurunan yang disebabkan pendapatan atas penjualan perusahaan mengalami penurunan yang disebabkan karena pada tahun tersebut PT ITC cabang Medan tidak ditunjuk kembali untuk menjual komoditi pupuk subsidi, selain itu harga pokok penjualan yang meningkat yang disebabkan karena meningkatnya biaya bahan baku, biaya pengiriman, biaya karyawan teknis. Setelah dilakukan analisis trend terhadap pos laba rugi maka dilakukan peramalan pos-pos neraca untuk tahun berikutnya. Nilai peramalan trend diperoleh dengan menggunakan software Minitab14. Tabel 6. Perkembangan dan Peramalan Laba Rugi Uraian 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Pendapatan usaha 100 176,11 105,16 197,30 199,88 221,97 Harga pokok penjualan 100 156,80

92,80 196,26

192,66 215,14 Total biaya usaha 100 152,32 161,61 201,82 232,62 264,10 Laba bersih 100 497.60 326.28 213.01 326,15 342,92 Prediksi Sumber : Laporan Keuangan PT. Indonesia Trading Company cabang Medan periode 2007-2010 Hasil peramalan pada komponen laba rugi seperti yang terlihat pada Tabel 6, menunjukkan bahwa proyeksi pada sisi pendapatan usaha mengalami kenaikan untuk periode dua tahun mendatang. Hal ini didasarkan karena PT ITC cabang Medan terhitung tahun 2010 sudah melakukan penambahan penjualannya, dengan melakukan penjualan untuk komoditi impor. Harga pokok penjualan juga mengalami peningkatan, mengikuti kenaikan pada pendapatan usaha atau penjualan. Keadaan dimana penjualan yang meningkat, juga akan diikuti oleh kenaikan pada harga pokok penjualan. Kenaikan juga terjadi pada total biaya usaha, yang kemungkinan disebabkan karena meningkatnya nilai biaya operasional dan biaya umum dan administrasi. Hasil peramalan laba bersih untuk periode dua tahun kedepannya akan mengalami kenaikan, walaupun dilihat dari perkembangan dari harga pokok penjualan dan biaya usaha yang cenderung meningkat, namun diramalkan akan diikuti oleh perkembangan yang cenderungan naik pada pendapatan usaha, dimana setiap tahunnya proporsi total penjualan lebih besar, maka menghasilkan laba bersih dengan kecenderungan meningkat. Kecenderungan yang meningkat pada laba bersih dinilai cukup baik bagi perusahaan, namun disayangkan untuk dua tahun terakhir 2009-2010 laba bersih perusahaan mengalami penurunan. Oleh karena itu, perlu mendapatkan perhatian dari perusahaan dalam hal peningkatan penjualan untuk mendorong naik nilai laba bersih. Hal ini dapat dilakukan perusahaan dengan mengupayakan untuk mencari komoditi baru yang memiliki nilai jual yang tinggi, sehingga dapat mendorong penjualan perusahaan.

4.3. Analisis Rasio