peningkatan dari tahun ke tahun seperti yang terlihat pada Gambar 13, karena pertumbuhan ekuitas yang cenderung meningkat yang
disebabkan meningkatnya modal dari kantor pusat, sedangkan pertumbuhan aktiva tetap yang menurun dari tahun ke tahun, yang
diakibatkan adanya akumulasi penyusutan pada aktiva tetap perusahaan.
5. Rasio Laba terhadap Beban Bunga Rasio ini menunjukkan berapa besar jaminan keuntungan
yang diberikan perusahaan dari hasil usahanya untuk menutupi beban bunga. Setiap cabang PT ITC tidak melakukan peminjaman
ke bank atau peminjaman ke badan penyedia pinjaman lainnya maupun investor, karena kebutuhan dana setiap cabang langsung
disediakan atau diperoleh dari kantor pusat, baik untuk kebutuhan jual-beli barang, modal maupun untuk membayar hutang dagang
yang dimiliki perusahaan. Oleh karena itu tidak terdapat pinjaman dan beban bunga, sehingga tidak dapat dilakukan perhitungan
mengenai rasio laba terhadap beban bunga ini.
4.3.3 Rasio Aktivitas
Rasio digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi perusahaan dalam mengelola sumberdaya yang dimiliki untuk melaksanakan
kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini membandingkan antara tingkat penjualan dengan investasi pada berbagai jenis aktiva. Analisis
tingkat rasio aktivitas PT ITC cabang Medan untuk periode 2007-2010 dapat dilihat pada Gambar 14.
Gambar.14 Trend perkembangan nilai rasio aktivitas 2007-2010 1. Rasio Perputaran Total Aktiva
Rasio ini menunjukkan efektivitas perusahaan dalam menggunakan seluruh aktivanya untuk melakukan penjualan dan
memperoleh keuntungan. Jika perputarannya lambat, berarti aktiva yang dimiliki terlalu besar dibandingkan dengan kemampuan
menjualnya. Nilai rasio ini menunjukkan perkembangan yang berfluktuasi
dengan kecenderungan meningkat, seperti yang terlihat pada Gambar 14. Nilai rata-rata dari rasio ini adalah 2,87. Angka ini
menunjukkan bahwa dalam satu periode proses produksi, aktiva yang digunakan untuk melakukan penjualan adalah sebanyak 2,87
kali. Nilai rata-rata rasio ini juga menunjukkan bahwa setiap Rp.100,- aktiva dapat menghasilkan pendapatan sebesar Rp. 287,-.
Tingginya nilai dari rasio ini menunjukkan bahwa sudah sangat baiknya tingkat efisiensi perusahaan dalam pemanfaatan aktivanya
dan menghasilkan keuntungan.
2007 2008
2009 2010
Rasio perputaran total aktiva
3.02 2.13
2.28 4.03
Rasio perputaran aktiva tetap
9.27 16.51
11.17 21.53
Periode perputaran piutang
8.59 30.39
17.74 9.95
Perputaran persediaan 22.70
91.66 50.95
13.16 Collecting period
42.49 12.01
20.57 36.70
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
80.00 90.00
100.00
Rasio Aktivitas
2. Rasio Perputaran Aktiva Tetap Rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan aktiva
tetap dalam usaha memperoleh pendapatan. Nilai rasio yang semakin besar menunjukkan semakin efisiensinya pemanfaatan
aktiva tetap. Nilai rata-rata dari rasio ini pada PT ITC cabang Medan adalah 14,62 kali dengan menunjukkan perkembangan yang
berfluktuasi dengan kecenderungan yang meningkat seperti yang terlihat pada Gambar 14. Hal ini berarti setiap Rp.100,- aktiva tetap
akan menghasilkan penjualan sebesar Rp.1.462,-. Nilai ini menunjukkan bahwa perusahaan telah mampu menggunakan aktiva
tetapnya secara efisien dan efektif untuk menghasilkan penjualan. 3. Rasio Perputaran Piutang
Rasio ini mengukur perbandingan antara penjualan suatu perusahaan dengan besarnya piutang yang belum ditagih. Jika
perusahaan mengalami kesulitan dalam penagihan piutangnya, berarti perusahaan mempunyai saldo piutang besar dan rasio
rendah, begitu pula sebaliknya, jika perusahaan mempunyai kebijakan kredit dan prosedur penagihan baik, maka saldo piutang
rendah dan rasio akan tinggi. Rasio ini juga menunjukkan berapa kali perusahaan melakukan penagihan terhadap piutang dalam satu
periode. Nilai rata-rata dari rasio ini pada PT ITC cabang Medan
adalah 16,67 kali. atau 21,60 hari 360 hari16,67, berarti dalam satu periode, perusahaan mampu melakukan kegiatan penagihan
piutang sebanyak kurang lebih 16 kali. Dilihat dari perkembangan nilai rasio ini pada Gambar 14, rasio perputaran piutang PT ITC
cabang Medan cukup berfluktuasi dengan kecenderungan yang meningkat, dimana kenaikan terbesar terjadi pada tahun 2008
karena terjadi kenaikan dalam jumlah besar atas penjualan atau pendapatan usaha, karena meningkatnya penjualan semen, borax
dan pupuk subsidi. Oleh sebab itu, perusahaan dapat dikatakan berhasil dalam melakukan penagihan piutang.
4. Collecting Period Indikator ini mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk
menagih atau mengumpulkan piutangnya. Semakin lama waktu penagihan, maka semakin besar juga resiko piutang tersebut
menjadi tak tertagih. Nilai rata-rata dari collecting period pada PT ITC cabang Medan adalah 27,94 hari. Standar maksimal dari
collecting period adalah 60 hari, hal ini berarti, cabang Medan sangat baik dalam menagih dan mengumpulkan piutangnya karena
berada dibawah standar maksimal, walaupun memiliki perkembangan yang cenderung meningkat seperti yang terlihat
pada Gambar 14. 5. Perputaran Persediaan
Rasio ini mengukur tingkat efisiensi pengelolaan persediaan barang dagangnya serta mencerminkan besarnya nilai penjualan
yang dilakukan untuk setiap persediaan. Nilai rata-rata dari rasio ini untuk PT ITC cabang Medan adalah sebesar 44,62 hari, berarti
perusahaan membutuhkan waktu 44,62 hari untuk mengubah persediaannya menjadi penjualan. Nilai ini menunjukkan bahwa
perusahaan masih tidak efektif dalam mengelola persediaannya, hal ini disebabkan karena nilai persediaan pada setiap tahun yang
cukup besar, bahkan persediaan mengalami peningkatan yang sangat besar pada tahun 2008, yaitu sebesar 611,09 persen dari
tahun sebelumnya yang disebabkan karena banyaknya barang yang belum terjual, yaitu untuk komoditi pupuk subsidi dan persediaan
untuk awal tahun depan Gambar 14. Pada tahun berikutnya terlihat terjadi kecenderungan nilai perputaran persediaan yang
semakin menurun untuk periode dua tahun terakhir 2009-2010, hal ini menunjukkan perusahaan berusaha untuk memperbaiki
efektifitas pengelolaan persediaan barang dagangnya.
4.3.4 Rasio Profitabilitas