50
keuntungan lebih besar dibandingkan perusahaan dengan ROA yang rendah. Dengan demikian, rasio return on asset menghubungkan keuntungan yang
diperoleh dari operasi perusahaan dengan aktiva-aktiva yang digunakan karena secara absolut suatu perusahaan yang memperoleh laba yang meningkat belum
tentu secara relatif meningkat sebelum dibandingkan dengan aset yang digunakan untuk menghasilkan profit tersebut. Peningkatan laba secara absolut kemungkinan
diakibatkan oleh adanya investasi baru. Kenaikan dalam rasio return on asset ini berarti terjadi kenaikan laba bersih perusahaan yang selanjutnya akan
meningkatkan harga saham dan return saham perusahaan juga akan mempengaruhi besarnya dividen yang akan dibagikan ke pemegang saham. Jadi
perusahaan yang memiliki keuntungan atau laba yang tinggi melalui aset yang dimilikinya yang tercermin dalam return on asset ROA akan menunjukkan
pengaruh positif terhadap kebijakan dividen yang tercermin dalam dividend yield. Iqbal:2011.
Penelitian ini menggunakan rasio pengembalian atas total asset ROA sebagai proksi dari profitabilitas. Rumus ROA yaitu sebagai berikut:
� � � � �
H. Asset Growth
Menurut Fahmi 2013:82, rasio pertumbuhan yaitu rasio yang mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisinya di
dalam industri dan dalam perkembangan ekonomi secara umum. Pertumbuhan menurut Kusumaningrum 2010 didefinisikan sebagai perubahan tahunan dari
51
total aktiva. Bagi perusahaan, kesempatan untuk bertumbuh atau melakukan investasi akan meningkatkan kebutuhan akan dana.
Menurut Weston dan Copeland 1995:243 menyatakan bahwa rasio-rasio pertumbuhan mengukur sebaik apa perusahaan mempertahankan posisi
ekonomisnya di dalam industrinya. Data yang dilaporkan adalah dalam angka- angka nominal sehingga tingkat pertumbuhan yang dihitung merupakan
penjumlahan pertumbuhan nyata rill ditambah faktor kenaikan tingkat harga. Istiningtyas 2013 menyatakan bahwa growth menunjukkan pertumbuhan
aktiva yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan. Menurut Riyanto 1995 semakin cepat pertumbuhan suatu perusahaan, maka semakin besar pula
kebutuhan dana untuk membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut. Menurut Utami dan Inanga 2011 perusahaan cenderung menggunakan sumber dana
internal untuk membiayai proyek-proyek investasi jika proyek-proyek tersebut memiliki peluang pertumbuhan besar dan perusahaan memilih untuk membayar
dividen lebih sedikit, untuk mengurangi ketergantungan pada pembiayaan eksternal. Namun, perusahaan dengan pertumbuhan lambat dan peluang investasi
lebih sedikit membayar dividen lebih tinggi untuk mencegah manajer dari overinvestment
kas perusahaan. Menurut Husnan 1997 menyatakan bahwa besarnya pembayaran dividen oleh perusahaan akan dipengaruhi oleh ada atau
tidaknya kesempatan yang menguntungkan. Oleh karena itu dibutuhkan dana yang semakin besar agar tercapai pertumbuhan perusahaan yang semakin tinggi
pula.Istiningtyas 2013.
52
Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang lebih besar yang membutuhkan
pendanaan untuk
mempertahankan pertumbuhan
dan profitabilitasnya diharuskan membayar dividen yang rendah. Maka asset growth
perusahaan diharapkan secara negatif berhubungan dengan dividend yield DY. Iqbal 2011.
Dalam penelitian ini menggunakan pertumbuhan asset. Asset growth
= asset
t
- asset
t-1
asset
t-1
I.
Investment opportunity set MVABVA
Pada tahun 1977, dalam studi yang dilakukan dalam hubungannya dengan keputusan investasi, Myers, memperkenalkan investment opportunity set yang
memberikan petunjuk lebih luas dengan nilai perusahaan tergantung pada pengeluaran perusahaan di masa yang akan datang, sehingga prospek perusahaan
dapat ditaksir Wijaya dan Wibawa, 2010:6 dalam Andhini 2012. Menurut Hartono 1999 yang dikutip dari Rokhayati 2005 menjelaskan bahwa
investment opportunity set adalah tersedianya alternatif investasi di masa datang
bagi perusahaan. Subekti dan Kusuma 2001 serta Tarjo dan Hartono 2003 yang dikutip
dari Sunarto 2004 mengemukakan bahwa proksi pertumbuhan perusahaan dengan nilai IOS yang telah digunakan oleh para peneliti seperti Gaver dan Gaver
1993, Jones dan Sharma 2001 dan Kallapur dan Trombley 2001 secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok berdasarkan faktor-faktor
53
yang digunakan dalam mengukur nilai-nilai IOS tersebut. Klasifikasi IOS tersebut adalah sebagai berikut:
a. Proksi berdasarkan harga, proksi ini percaya pada gagasan bahwa prospek yang tumbuh dari suatu perusahaan sebagian dinyatakan
dalam harga pasar. Perusahaan yang tumbuh akan mempunyai nilai pasar relatif lebih tinggi dibandingkan dengan aktiva rillnya assets in
place .
b. Proksi berdasarkan investasi, proksi ini percaya pada gagasan bahwa satu level kegiatan investasi yang tinggi berkaitan secara positif pada
nilai IOS suatu perusahaan. Kegiatan investasi ini diharapkan dapat memberikan peluang investasi di masa berikutnya yang semakin besar
pada perusahaan yang bersangkutan. c. Proksi berdasarkan varian, proksi ini percaya pada gagasan bahwa
suatu opsi akan menjadi lebih bernilai jika menggunakan variabilitas ukuran untuk memperkirakan besarnya opsi yang tumbuh, seperti
variabilitas return yang mendasari peningkatan aktiva. Menurut Rokhayati 2005 salah satu proksi IOS yaitu rasio market to
book value of asset MVABVA dengan dasar pemikiran bahwa prospek
pertumbuhan perusahaan terefleksi dalam harga saham. Pasar menilai perusahaan yang sedang tumbuh lebih besar dari nilai bukunya. Rokhayati 2005. Hasil
penelitian Kallapur dan Trombley 1999 yang dikutip dari Arifuddin 2007:641 menunjukkan bahwa rasio the book to market of assets and equity merupakan
salah satu proksi potensi pertumbuhan yang valid, dan rasio ini mempunyai korelasi paling tinggi dengan pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang.
54
Perusahaan dengan pertumbuhan penjualan yang tinggi diharapkan memiliki kesempatan investasi yang tinggi. Untuk meningkatkan pertumbuhan
penjualan, perusahaan memerlukan dana besar yang dibiayai dari sumber internal. Penurunan pembayaran dividen menyebabkan perusahaan memiliki sumber dana
internal untuk keperluan investasi.Myres dan Maljuf,1984 dalam Sunarto2004. Dengan peluang investasi yang tinggi perusahaan akan cendrung untuk
menahan laba dan membayarkan dividen pada tingkat yang lebih rendah dikarenakan laba yang mereka hasilkan akan digunakan untuk pembiayaan
internal guna membiayai investasi yang ada. Oleh karena itu peluang investasi yang tinggi berpengaruh negatif terhadap dividend payout ratio dan dividend
yield .
Salah satu proksi yang digunakan untuk mengukur IOS adalah market to book value of assets ratio
Rokhayati:2005 yang dirumuskan sebagai berikut:
�� �
J. Firm Size