Sistematika Penulisan Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Unit Usaha Syariah (Studi Pada Unit Usaha Syariah Bank Dki, Unit Usaha Syariah Bank Cimb Dan Unit Usaha Syariah Bank Btn)

16 dianggap tidak dapat menjadi suatu keunggulan bersaing 11 . Sedangkan resource immobility menunjuk pada suatu sumber daya yang sulit didapat oleh kompetitor karena sulit untuk mendapatkan atau jika menggunakan sumber saya tersebut biayanya sangat mahal. Barney menyatakan bahwa dalam perspektif RBT, sumberdaya perusahaan meliputi seluruh aset, kapabilitas, proses organisasional, atribut- atribut perusahaan, informasi, knowledge, dan lain-lain yang dikendalikan oleh perusahaan yang memungkinkan perusahaan untuk memahami dan mengimplementasikan strategi guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan 12 . Lebih lanjut Barney menyarankan bahwa untuk memahami sumber dari keunggulan kompetitif berkelanjutan sustained competitive advantages, perlu dibangun suatu model teoritis yang bermula dari sebuah asumsi bahwa sumberdaya perusahaan adalah heterogen dan immobile. Agar menjadi sumberdaya potensial dalam sustained competitive advantages, maka sumberdaya perusahaan harus memiliki empat atribut, yaitu: a valuable, b langka rareness, c tidak dapat ditiru inimitability, dan d tidak ada sumberdaya pengganti non-substitutability. Sumber daya perusahaan dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu: sumber daya yang berwujud, tidak berwujud dan sumber daya manusia. Sumber daya berwujud misalnya aset fisik yang dimilki perusahaan sedangkan sumber daya 11 Ibid 12 Ibid 17 tidak berwujud dapat berupa merk dagang, hak paten, goodwill, dan sebagainya. Wernerfelt menjelaskan bahwa menurut pandangan Resource Based Theory perusahaan memperoleh keunggulan kompetitif dan kinerja keuangan yang baik dengan cara memiliki, menguasai, dan memanfaatkan aset-aset strategis yang penting, termasuk aset berwujud maupun aset tidak berwujud 13 . Sumber daya manusia yang memiliki kreativitas, keterampilan dan kompetensi yang tinggi merupakan keunggulan kompetitif bagi perusahaan apabila perusahaan dapat mengelola dan memanfaatkan potensi yang dimiliki karyawan dengan baik. Jika hal ini dapat dikelola dan dimanfaatkan dengan baik maka akan berdampak pada peningkatan efektifitas dan produktivitas kinerja karyawan, dengan semakin meningkatnya produktifitas, maka kinerja perusahaan akan meningkat dan dengan adanya pengelolaan sumberdaya yang efektif tersebut maka pengeluaran juga akan lebih efektif dan efisien.

B. Intellectual Capital

1. Pengertian Intellectual Capital

Intellectual Capital IC umumnya diidentifikasikan sebagai perbedaan antara nilai pasar perusahaan bisnis perusahaan dan nilai buku dari aset perusahaan tersebut atau dari financial capitalnya. Hal ini berdasarkan suatu observasi bahwa sejak akhir 1980-an, nilai pasar dari bisnis 13 Eko Wibowo,” Analisis Value Added Sebagai Indikator Intellectual Capital dan konsekuensinya terh adap Kinerja Perbankan”. Skripsi S1 Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro Semarang, 2012 18 kebanyakan dan secara khusus adalah bisnis yang berdasar pengetahuan telah menjadi lebih besar dari nilai yang dilaporkan dalam laporan keuangan berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh akuntan 14 . Ada beberapa definisi mengenai modal intelektual intellectual capital, diantaranya: a. Stewart, seperti dikutip oleh Ulum mendefinisikan IC dalam artikelnya sebagai berikut: “the sum of everything in your company knows that gives you a competitive edge in the market place, it is intellectual material – knowledge, information, intellectual property, experience-that can be put to use to create wealth”. 15 modal intelektual adalah jumlah dari semua orang diperusahaan yang memberikan keunggulan kompetitif di pasar, yaitu materi intelektual – pengetahuan, informasi, kekayaan intelektual, pengalaman – yang dapat dimanfaatkan untuk menciptakan kekayaan. b. Brooking seperti yang dikutip oleh Astuti dan Sabeni, mendefinisikan intellectual capital sebagai berikut: “Intellectual capital is term given to the combined intangibel assets of market, intellectual property, human centred and infrastructure – which enable the company to funcion”. 16 14 Ihyaul Ulum, Intellectual Capital Konsep dan Kajian Empiris Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009 15 Ibid h.19 16 Astuti dan Sabeni, “Hubungan Intelektual Capital dan Business Performance dengan Diamond Spesification : Sebuah Perspectif Akuntansi”, Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo, September 2005, h.696