Resource Based Theory Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Unit Usaha Syariah (Studi Pada Unit Usaha Syariah Bank Dki, Unit Usaha Syariah Bank Cimb Dan Unit Usaha Syariah Bank Btn)

18 kebanyakan dan secara khusus adalah bisnis yang berdasar pengetahuan telah menjadi lebih besar dari nilai yang dilaporkan dalam laporan keuangan berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh akuntan 14 . Ada beberapa definisi mengenai modal intelektual intellectual capital, diantaranya: a. Stewart, seperti dikutip oleh Ulum mendefinisikan IC dalam artikelnya sebagai berikut: “the sum of everything in your company knows that gives you a competitive edge in the market place, it is intellectual material – knowledge, information, intellectual property, experience-that can be put to use to create wealth”. 15 modal intelektual adalah jumlah dari semua orang diperusahaan yang memberikan keunggulan kompetitif di pasar, yaitu materi intelektual – pengetahuan, informasi, kekayaan intelektual, pengalaman – yang dapat dimanfaatkan untuk menciptakan kekayaan. b. Brooking seperti yang dikutip oleh Astuti dan Sabeni, mendefinisikan intellectual capital sebagai berikut: “Intellectual capital is term given to the combined intangibel assets of market, intellectual property, human centred and infrastructure – which enable the company to funcion”. 16 14 Ihyaul Ulum, Intellectual Capital Konsep dan Kajian Empiris Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009 15 Ibid h.19 16 Astuti dan Sabeni, “Hubungan Intelektual Capital dan Business Performance dengan Diamond Spesification : Sebuah Perspectif Akuntansi”, Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo, September 2005, h.696 19 modal intelektual adalah istiah yang diberikan terhadap gabungan aktiva tidak berwujud pada pasar, kekayaan intelektual, human centered dan infrastruktur – yang memungkinkan perusahaan untuk berfungsi. c. Sawarjuwono dan kadir, mendefinisikan intellectual capital sebagai berikut: “jumlah dari apa yang dihasilkan oleh tiga elemen utama organisasi human capital, structural capital, customer capital yang berkaitan dengan pengetahuan dan teknologi yang dapat memberikan nilai lebih bagi perusahaan berupa keunggulan bersaing organisasi” 17 Salah satu definisi IC yang banyak digunakan adalah yang ditawarkan oleh Organisation for Economic Cooperation and Development OECD yang menejelaskan IC sebagai nilai ekonomi dari dua kategori aset tak berwujud: 1 organisational structural capital dan 2 human capital. 18 Lebih tepatnya, organisational structural capital mengacu pada hal seperti sistem software, jaringan distribusi, dan rantai pasokan. Human capital meliputi sumber daya manusia di dalam organisasi yaitu sumber daya tenaga kerja karyawan dan sumber daya eksternal yang berkaitan dengan organisasi, seperti konsumen dan supplier. IFAC mengklasifikasikan intellectual capital dalam tiga kategori, yaitu 1 Organizational Capital,2 Relational Capital, dan 3 Human Capital. Seringkali IC didefinisikan sebagai sumber daya pengetahuan dalam bentuk 17 Sawarjuwono Tjiptohadi dan Agustine Prihatin kadir,“Intellectual Capital: Perlakuan, Pengukuran da n Pelaporan Sebuah Library Research”, Jurnal Akuntansi dan keuangan, Vol.5, No.1 2003, h.38 18 Ihyaul Ulum, Intellectual Capital Konsep dan Kajian Empiris Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009, h.21 20 karyawan, pelanggan, proses atau teknologi yang mana perusahaan dapat menggunakannya dalam proses penciptaan nilai bagi perusahaan. Menurut Sawarjuwono dan Kadir, banyak praktisi yang menyatakan bahwa secara umum intellectual capital terdiri dari tiga elemen utaman, yaitu: 19 a. Human Capital HC, Human Capital merupakan inti dari modal intelektual karena sumber dari innovation dan improvement perusahaan, tetapi merupakan komponen yang sulit untuk diukur. Human capital mencerminkan kemampuan kolektif perusahaan untuk menghasilkan solusi berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh orang-orang yang berada dalam perusahaan. Secara sederhana Human Capital merepresentasikan kemampuan individu suatu organisasi yang direpresentasikan oleh karyawannya. Human Capital merupakan kombinasi dari keturunan, pengetahuan, pengalaman, dan sikap tentang kehidupan dan bisnis. Brinker seperti yang dikutip oleh Aty utami memberikan beberapa karakteristik dasar yang dapat digunakan untuk mengukur human capital, yaitu : program pelatihan, pengalaman, kemampuan, perekrutan, mentoring, program pembelajaran, dan kepribadian. 20 19 Sawarjuwono Tjiptohadi dan Agustine Prihatin kadir,“Intellectual Capital: Perlakuan, Pengukuran dan Pelaporan Sebuah Library Research”, Jurnal Akuntansi dan keuangan, Vol.5, No.1