Pengukuran pH BSI, 1996 Saran
2. Uji Adsorpsi Lemigas, 2008
Uji adsorpsi bertujuan untuk mendapatkan gambaran seberapa besar surfaktan terserap oleh batuan. Semakin banyak surfaktan yang diserap oleh batuan, berarti loss-nya juga semakin besar. Diharapkan surfaktan yang teradsorp tidak lebih dari 0,25. Uji adsorpsi yang dilakukan adalah uji adsoprsi statik. Pada uji adsorpsi statik, batuan dihaluskan sampai 50-200 mesh. Kemudian dicuci dengan air formasi, lalu dikeringkan. Masukkan sejumlah batuan yang sudah dihaluskan dan ditambahkan air formasi dengan perbandingan tertentu. Kemudian ditutup rapat dan disimpan dalam suhu reservoir selama 2 hari sambil diaduk secara berkala. Lalu disaring dengan kertas Whatman. Ukur konsentrasi filtratnya menggunakan UV Spektrophotometer. Pengurangan konsentrasi berarti loss surfaktan yang terserap oleh batuan.3. Penentuan Konsentrasi Surfaktan dengan Titrasi Dua Fasa Dengan
Indikator Methylene Blue José López-Salinas and Maura Puerto, 2011 Ditimbang setidaknya 3 sampel dengan bobot yang berbeda membentuk sebuah deret dalam gelas ukur 25 mL yang dilengkapi stopper tutup. Ditambahkan pada masing-masing sampel: 3 mL kloroform dan 5 mL indicator methylene blue, dipasang stopper lalu kocok secara perlahan, didiamkan larutan hingga bagian atas berwarna biru sementara bagian bawah tidak berwarna. Kemudian dititrasi dengan Hyamine 0.001 M yang telah distandarisasi hingga warna bagian bawah berwarna biru sementara bagian atas tidak berwarna, dicatat volume penitar. Perhitungan Konsentrasi Surfaktan, dibuat grafik hubungan antara volume penitar sumbu y dengan bobot sampel sumbu x. Dihitung surfaktan dengan formula dengan rumus berikut : surfaktan = slope x konsentrasi titran M x Bobot Molekul Surfaktan x 0,14. Uji Kelakuan Fasa Lemigas, 2008
Uji dilakukan dengan menyiapkan minyak, dan disaring pada kertas saring 10 µ. Kemudian disiapkan larutan surfaktan. Disiapkan juga pipet ukur 5 ml sejumlah konsentrasi surfaktan. Dimasukkan 2 ml larutan surfaktan ke dalam pipet untuk tiap konsentrasi, dan ditambahkan 2 ml minyak. Ditutup rapat seal flame. Dimasukkan pada suhu reservoir sekitar 30 menit. Ukur ketinggian minyaklarutan surfaktan, kemudian dikocok. Diamati perubahan ketinggian mikro emulsi yang terbentuk selama waktu tertentu.Parts
» Tujuan Penelitian Ruang Lingkup
» Minyak Sawit TINJAUAN PUSTAKA
» Proses Transesterifikasi TINJAUAN PUSTAKA
» Surfaktan MES TINJAUAN PUSTAKA
» Proses Sulfonasi TINJAUAN PUSTAKA
» Adsorpsi Kegunaan Surfaktan dalam Proses EOR
» Konsentrasi Slug Surfaktan Kegunaan Surfaktan dalam Proses EOR
» Kandungan Lempung Kegunaan Surfaktan dalam Proses EOR
» Salinitas Air Formasi Kegunaan Surfaktan dalam Proses EOR
» Kerangka Pemikiran METODOLOGI PENELITIAN
» Bahan dan Alat METODOLOGI PENELITIAN
» Analisis Sifat Fisiko-Kimia Bahan Baku Olein Proses Transesterifikasi Olein Minyak Sawit
» Penentuan Lama Proses Sulfonasi Metil Ester Olein Menggunakan
» Pengaruh Penambahan Metanol pada Proses Pemurnian Surfaktan MES
» Perbaikan Kondisi Proses Produksi Surfaktan MES
» Penentuan konsentrasi surfaktan MES Penentuan salinitas optimal
» Pemilihan Aditif METODOLOGI PENELITIAN
» Uji kinerja surfaktan MES untuk Aplikasi pada EOR
» Karakterisasi Bahan Baku Olein dan ME Olein
» Pengaruh Penambahan Metanol pada Proses Re-esterifikasi Surfaktan
» Pengukuran Tegangan Antarmuka Minyak-Air Formasi
» Bilangan Iod Pengukuran Tegangan Antarmuka Minyak-Air Injeksi
» Kandungan Bahan Aktif Pengukuran Tegangan Antarmuka Minyak-Air Injeksi
» Kestabilan Emulsi Pengukuran Tegangan Antarmuka Minyak-Air Injeksi
» Viskositas Pengukuran Tegangan Antarmuka Minyak-Air Injeksi
» Analisa Warna Pengukuran Tegangan Antarmuka Minyak-Air Injeksi
» Uji FTIR Fourier Transform Infrared
» Formulasi Surfaktan MES pada Proses Enhanced Oil Recovery
» Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN
» Bilangan Iod AOAC, 1995 Saran
» Bilangan Penyabunan SNI 01-2891-1992
» Bilangan Asam dan Asam Lemak Bebas SNI 01-2891-1992
» Kadar Air dengan Metode Karl Fischer AOAC, 1995
» Bilangan Penyabunan dan Kadar Ester Biodiesel Ester Alkil FBI A03-
» Kadar Gliserol Total, Bebas, dan Terikat ASTM D-6584
» Fraksi Tak Tersabunkan SNI 01-1904-1990
» Pengukuran pH BSI, 1996 Saran
» Pengukuran Tegangan Antar Muka dengan Spinning Drop Interfacial
» Penentuan Viskositas SNI 06-4558-1998
» Analisis Viskositas MESA dan MES cP Analisis Bilangan Iod MESA dan MES mg Iodg sampel
» Analisis Kestabilan Emulsi MESA dan MES Analisis Kandungan Bahan Aktif MESA dan MES
» Pemotong Core Analisis Tegangan Antarmuka pada Air Formasi dynecm
» Analisis Tegangan Antarmuka pada Air Injeksi dynecm Stabilitas Emulsi Viskositas cP
» Kandungan Bahan Aktif KESIMPULAN DAN SARAN
» Tegangan Antarmuka pada pengukuran menggunakan air formasi
» Tegangan Antarmuka pada pengukuran menggunakan air injeksi
» Bilangan Iod Warna Metoda Klett
» Kandungan Bahan Aktif Kestabilan Emulsi
» Viskositas Warna Metoda Klett
» Warna klett Warna Metoda Klett
» Tegangan Antarmuka Densitas pH
» Viskositas 30 Tegangan Antarmuka dynecm
» Tegangan Antarmuka Densitas gcm
» Nilai pH Pengukuran pada Air Injeksi
» Pengukuran pada Air Demineralisasi
» Lama Proses Penyaringan dengan Kertas Membran 0,22 µm
» Kerangka Pemikiran Hipotesis METODOLOGI PENELITIAN
» Formulasi Surfaktan MES untuk Aplikasi pada EOR
» Bahan dan Alat Penentuan konsentrasi surfaktan MES
» Penentuan salinitas optimal METODOLOGI PENELITIAN
» Bilangan Iod AOCS Cd 1-25 Densitas SNI 01-2891-1992
» Neraca Analitik Precisa XT220A Spinning Drop Tensiometer Model TX500C
» Spectrofotometer Thermospectronic Genesys 20 Pemotong Core
» Analisis Nilai Tegangan Antarmuka MESA dan MES dynecm
» Stabilitas Emulsi Viskositas cP
» Bilangan Iod mg Iodg sampel Kandungan Bahan Aktif
» Tegangan Antarmuka pada pengukuran menggunakan air injeksi Bilangan Iod
» Kandungan Bahan Aktif Warna Metoda Klett
» Kestabilan Emulsi Viskositas Warna Metoda Klett
» Tegangan Antarmuka IFT dynecm Densitas gcm pH Viskositas 30
» Tegangan Antarmuka dynecm Nilai pH
Show more