radiasi matahari. Data spasial tersebut akan menghasilkan suatu peta yang dapat dianalisis secara spasial. Tahapan ini bertujuan untuk mengumpulkan data primer
maupun sekunder dan berbagai informasi yang dapat mendukung penelitian. Secara rinci jenis data, interpretasi data dan sumber data inventarisasi disajikan
pada Tabel 2. Table 2 Jenis, Interpretasi, dan Sumber Data yang Diperlukan
Aspek No
Jenis Data Interpretasi Data
Sumber Data
Data Primer 1.
Peta RTH CBD Jumlah, jenis, dan lokasi
pohon Lapang pemetaan
dengan GPS 2.
Fotogambar pohon Kondisi fisik pohon
Lapang pengambilan foto
3. Angin
Kecepatan dan arah angin Lapang
Skala Beaufort 4.
Radiasi Matahari Suhu
Lapang Thermohygrometer
Data Sekunder
5. Peta Sentul City
Batas CBD PT. Sentul City Tbk.,
googlemaps.com 6.
Iklim Kecepatan angin, radiasi
matahari, suhu, dan RH Stasiun klimatologi
Dramaga 7.
Data standar fungsi ekologis pohon
pemecah angin dan pengontrol radiasi matahari
Studi pustaka 8.
Data standar kesesuaian fisik
Aksesibilitas, sirkulasi, area parkir, bangunan
Studi pustaka 9.
Topografi, kondisi tanah
Kesesuaian dengan tanaman PT Sentul City Tbk,
studi pustaka
3.3.3 Analisis
Data yang sudah diperoleh dari tahapan persiapan, pengamatan, dan penilaian dapat dianalisis dengan:
a. Analisis deskriptif
Analisis ini dilakukan dengan membandingkan kondisi fisik dan fungsi ekologis pohon yang eksisting dengan standar kondisi fisik dan ekologis pohon
yang telah didapatkan dari studi literatur. Kondisi fisik dan fungsi ekologis pohon yang dianalisis meliputi pereduksi angin dan pengontrol radiasi
matahari. Pereduksi angin dapat dianalisis dengan menggunakan Skala Beaufort dan data iklim dari Stasiun BMGK Dramaga. Radiasi matahari dapat
dianalisis menggunakan data yang diperoleh dari Thermohygrometer dan Stasiun BMGK Dramaga.
b. Analisis spasial
Analisis ini dilakukan dengan mengolah data yang telah diperoleh dari hasil menitikkan posisi pohon pada area CBD menggunakan GPS. Pengolahan
data ini menggunakan software ArcView 3.2. Setelah data tersebut diolah, dapat dinilai fungsi ekologis pohon secara spasial. Penilaian tersebut dilakukan
dengan memberikan warna-warna yang berbeda pada tiap area pepohonan yang membentuk RTH dalam kawasan CBD. Tujuannya untuk membedakan area
pepohonan yang sesuai, cukup sesuai, kurang sesuai atau tidak sesuai dengan standar fungsi ekologis pohon. Analisis ini dilakukan untuk menilai secara
spasial area pepohonan lanskap CBD berdasarkan analisis deskripsi yang telah dilakukan dan mengetahui kekurangan serta kelebihan dari masing-masing
lokasi sehingga dapat ditentukan alternatif perbaikannya secara spasial. Menurut Brown dan Gillespie, 1995 pada dasarnya semak mempunyai
pengaruh terhadap angin yang sama dengan pohon, perbedaannya hanya terletak pada luas areanya. Semak dapat dengan efektif melindungi area yang kecil,
dimana orang duduk serta mereduksi angin di sekitar area rumah. Maka pada penelitian ini yang dinilai fungsi ekologis RTH pada kawasan CBD hanya sebatas
pohon dengan ketinggian ≥ 2m. Secara rinci kriteria penilaian fungsi ekologis pohon yang membentuk RTH lanskap CBD kawasan Sentul City disajikan dalam
Tabel 3. Pada tabel tersebut terdapat penilaian dari 1 hingga 4, dimana nilai 1 = tidak sesuai, nilai 2 = kurang sesuai, nilai 3 = cukup sesuai, dan nilai 4 = sesuai.
Penilain dilakukan berdasarkan kondisi eksisting setiap pohon pada tiap tapak CBD. Kemudian membandingkannya dengan masing-masing karakteristik standar
pohon untuk pereduksi angin dan pengontrol radiasi matahari. Terdapat tujuh karakteristik pohon untuk pereduksi angin dan enam untuk pengontrol radiasi
matahari. Karakteristik pereduksi angin antara lain kerapatan ideal 75 - 85, pohon tinggi 15m, daerah bebas cabang yang cukup rendah, jarak tanam rapat,
tajuk bersinggungan, dan kontinu, morfologi daun, ditanam beberapa baris serta orientasi penanaman pohon. Karakteristik untuk pengontrol radiasi matahari
adalah berdaun tebal, rindang, dan evergreen, bentuk tajuk menyebar, bulat, kubah dan tidak beraturan, jarak tanam rapat, tajuk bersinggungan, dan kontinu,
bermassa daun padat, morfologi daun, dan orientasi penanaman pohon.
Tabel 3 Kriteria Penilaian Fungsi Ekologis Pohon
Variabel Aspek Fungsi
Kriteria Penilaian Penilaian
Nilai Standar
Pereduksi Arah dan Kecepatan
Angin a.
Kerapatan ideal 75 - 85. 1-4
4 b.
Pohon tinggi 15m. 1-4
4 c.
Daerah bebas cabang yang cukup rendah. 1-4
4 d.
Jarak tanam rapat, tajuk bersinggungan, dan kontinu.
1-4 4
e. Morfologi daun.
1-4 4
f. Ditanam beberapa baris.
1-4 4
g. Orientasi penanaman pohon.
1-4 4
Total 7-28
28
Pengontrol Radiasi Matahari
a. Berdaun tebal, rindang, dan evergreen.
1-4 4
b. Bentuk tajuk menyebar, bulat, kubah dan
tidak beraturan. 1-4
4 c.
Jarak tanam rapat, tajuk bersinggungan, dan kontinu.
1-4 4
d. Bermassa daun padat,sempittebal.
1-4 4
e. Morfologi daun.
1-4 4
f. Orientasi penanaman pohon.
1-4 4
Total 7-24
24
Sumber : Dahlan 1992; Brown dan Gillespie 1995; Grey dan Denekke 1978; Brooks 1988; Vitasari 2004; De Chiara dan Koppelman 1989; Carpenter et al. 1975.
Irwan, 2008 menerangkan mengenai karakteristik untuk kesesuian fisik
RTH yang dikelompokkan menjadi tiga bentuk dan dua struktur, antara lain: 1.
Bergerombol atau menumpuk, yaitu RTH dengan komunitas vegetasi yang terkonsentrasi pada suatu area dengan jumlah pohon minimal 100 batang
dengan jarak tanam rapat dan tidak beraturan. 2.
Menyebar, yaitu RTH yang tidak mempunyai pola tertentu dengan komunitas vegetasi yang tumbuh menyebar dalam bentuk rumpun atau
gerombol-gerombol kecil. 3.
Berbentuk jalur, yaitu komunitas vegetasi yang tumbuh pada lahan yang berbentuk jalur lurus atau melengkung, mengikuti bentukan sungai, jalan,
pantai, saluran, dan sebagainya. 4.
Berstrata dua, yaitu komunitas vegetasi yang hanya terdiri dari pepohonan dan rumput atau penutup tanah lainnya.
5. Berstrata banyak, yaitu komunitas vegetasi yang terdiri dari pepohonan,
rumput, semak, dan penutup tanah dengan jarak tanam rapat serta tak beraturan.