Sangkur, Numbu dan Kawali. Sirappa 2003 mengemukakan data produktivitas daerah-daerah penghasil sorgum yang teridentifikasi pada tahun 2003
diperlihatkan pada Tabel 4. Tabel 4 Produktivitas sorgum di Indonesia
Tempat Luas tanam ha
Produksi t Produktivitas t ha
Jawa Tengah 15.309
17.350 1,13
Jawa Timur 5.963
10.522 1,76
DI Yogyakarta 1.813
670 0,37
Nusa Tenggara Barat 30
54 1,80
Nusa Tenggara Timur 26
39 1,50
2.5 Bioreaktor- Packed Bed Reaktor
Berbagai tipe bioreaktor digunakan dalam menghasilkan H
2
, diantaranya batch Van Ginkel et al. 2001; Logan et al. 2002; Oh et al. 2003, fed-batch Chin
et al. 2003, continuous-flow stirred tank Fang Liu 2002; Hussy et al. 2003, saturated packed-bed column reactors Rachman et al. 1998; Yokoi et al. 1997;
Chang et al. 2002; Palazzi et al. 2002; Lee et al. 2003, dan upflow granulated reactors Liu Fang 2003. Efisiesi konversi glukosa menjadi H
2
dalam penggunaan continuous-flow reactors adalah 1,9
–2,4mol H
2
mol glukosa Lay 2001; Ueno et al., 2001dan Fang Liu, 2002. Pada penelitian lain, dilaporkan
bahwa produksi H
2
secara kontinyu mencapai 2.7 mol H
2
glukosa dengan menggunakan kultur Clostridium butyricum dan Enterobacter aerogenes Yokoi
et al. 2002. Barros et al.2010 mengemukakan upflow anaerobic sludge blanket
UASB, anaerobic packed bed reactorAPBR dan anaerobic fluidized bed reactorAFBR diyakini lebih baik dari CSTR karena memiliki kemampuan
mempertahankan biomassa dalam reaktor. Menurut Hawkes et al.2007 pada sistem ini mikroorganisme dipertahankan dengan mengimobilisasi melalui
pembentukan biofilm atau granul dan dijaga dalam suspensi oleh kekuatan gaya geser dari aliran keatas sisa reaksi. Ren et al. 2010 menambahkan bahwa
bioreaktor packed bed merupakan salah satu sistem dengan laju H
2
yang tinggi. Produksi H
2
dapat ditingkatkan dengan meningkatkan retensi biomassa dengan sistem imobilisasi sel melalui penempelan permukaan, flokulasi dan penjerapan
sel.
Menurut Grady et al. 1999 penggunaan pengaduk pada reaktor mengkonsumsi energi listrik yang besar. Energi yang diperlukan untuk
mencampur limbah anaerob pada reaktor berkisar 85-105 kw1000m
3
sedangkan Rachman
2001 mengemukakan
bahwa kesinambungan
pada proses
pembentukan H
2
dipengaruhi oleh laju produksi dan hasil akhir sehingga kerapatan sel dalam bentuk padat yang terbentuk dalam bioreaktor sangat
dibutuhkan. Reaktor Packed Bed PBR tanpa pengaduk memungkinkan terbentuknya sel yang rapat dan padat pada dasar reaktor.
BAB III. BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Bioindustri LAPTIAB BPPT Puspitek Serpong antara bulan Desember 2009
– Oktober 2010.
3.2 Organisme, Medium dan Kondisi Pertumbuhan
Enterobacter aerogenes ADH-43 berasal dari koleksi Laboratorium Teknologi Bioindustri BPPT bakteri ini merupakan mutan ganda hasil mutasi
dari mutan E. aerogenes AY-2 menggunakan mutagen Ethyl Methane Sulfonate EMS. Pada bakteri tersebut terjadi perubahan jalur metabolisme produksi asam
laktat yang lebih rendah dari sebelumnya dan memiliki produktifitas H
2
lebih tinggi yaitu sebesar 20 dari nilai produksi mutan E. aerogenes AY-2 pada skala
vial botol 50 ml Said 2007. Bakteri E. aerogenes ADH-43 dipelihara pada medium kompleks per 100
ml dengan komposisi 0,5 g ekstrak khamir, 0,5 g tripton, 1 ml unsur makro {NH
4 2
SO
4
, MgSO
4
.
7H
2
O, CaCl
2
.
2H
2
O, CoNO
3 2
.
6H
2
O, FeNH
4 2
SO
4
.
6H
2
O}, dan 1 ml unsur mikro {Na
2
Se0
3
, NiCI
2
, MnCl
2
.
4H
2
O, H
3
BO
3
, AlKSO
4 2
.
12 H
2
O, CuCl
2
.
2H
2
O, Na
2
EDTA
.
2H
2
O dan nicotinic acid} dan dimasukkan dalam botol kemudian dilarutkan dalam aquades hingga volume 90 ml. Selanjutnya
dihomogenkan dengan pengaduk bermagnet dan pH diatur menjadi 6,8 dengan penambahan NaOH 0,1N. Sterilisasi dilakukan dalam autoklaf pada suhu 121
C selama 15 menit. Media yang sudah steril dan dingin ditambahkan 10 ml larutan
glukosa 1 wv glukosa dan 10 ml buffer fosfat pH 6,8 yang juga sudah disterilisasi Liasari 2009.
3.3 Nira Sorgum dan Tetes Tebu
Sorgum yang digunakan dalam penelitian ini adalah sorgum manis Sorghum bicolor L. Moench varietas numbu berasal dari B2TP BPPT
Lampung. Nira diperoleh melalui pengepresan batang sorgum yang dipanen pada umur 60 hari. Penelitian ini menggunakan tetes tebu sebagai kontrol. Tetes tebu
ini berasal dari PG Pekalongan Gambar Lampiran 5.