Indikator Kemiskinan TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

keluarga sejahtera I KS I. World Bank menetapkan kemiskinan berdasarkan pada pendapatan per orang per hari. Biasanya ukuran yang digunakan US 1 atau US 2. Penduduk dengan penghasilan dibawah nilai nominal tersebut dikategorikan sebagai penduduk miskin.

2.2 Indikator Kemiskinan

Penghitungan kemiskinan yang dilakukan BPS didasarkan pada garis kemiskinan GK. GK dihitung berdasarkan rata-rata pengeluaran makanan dan non makanan per kapita pada kelompok referensi reference population atau penduduk kelas marjinal, yaitu mereka yang hidupnya dikategorikan berada sedikit di atas perkiraan awal GK. Perkiraan awal GK ini dihitung berdasarkan GK periode sebelumnya yang diinflatedideflate dengan inflasideflasi. GK dibagi ke dalam dua bagian yaitu Garis Kemiskinan Makanan GKM dan Garis Kemiskinan Non Makanan GKNM. BPS setiap tahun menetapkan garis kemiskinan berdasarkan susenas panelmodul konsumsi dengan informasi tambahan hasil Survei Paket Komoditi Kebutuhan Dasar SPKKD yang dipakai untuk memperkirakan proporsi dari pengeluaran masing-masing komoditi pokok bukan makanan. Pada tahun 1995 BPS telah melaksanakaan SPKKD untuk penghitungan jumlah penduduk miskin tahun 1995-2004. Karena hasil SPKKD tahun 1995 sudah tidak relevan lagi maka pada tahun 2004 BPS kembali melaksanakan SPKKD untuk menghitung jumlah penduduk miskin tahun 2004 sampai sekarang. Pemilihan jenis barang dan jasa non makanan mengalami perkembangan dan penyempurnaan dari tahun ke tahun disesuaikan dengan perubahan pola konsumsi penduduk. Pada periode sebelum tahun 1993 terdiri dari 14 komoditi di perkotaan dan 12 komoditi di perdesaan. Sementara itu sejak tahun 1996 terdiri dari 27 sub kelompok 51 jenis komoditi di perkotaan dan 25 sub kelompok 47 jenis komoditi di perdesaan. Penghitungan jumlah dan persentase penduduk miskin provinsi dibedakan menurut perkotaan dan perdesaan berdasarkan GK GKM + GKNM yang juga dibedakan menurut perkotaan dan perdesaan. Penghitungan indikator kemiskinan didasarkan pada formula yang di sarankan oleh Foster-Greer-Thorbecke 1984 sebagai berikut:         q i i z y z n P 1 1   keterangan:  = 0, 1, 2 z = garis kemiskinan y i = rata-rata pengeluaran perkapita sebulan penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan i=1, 2, 3, …, q, y i q q = banyaknya penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan n = jumlah penduduk Jika =0 maka diperoleh Head Count Index P ; =1 adalah Poverty Gap Index P 1 ; dan =2 merupakan ukuran Poverty Severity Index P 2 . 1 The incident of poverty atau Head count index HCI adalah ukuran kemiskinan jika pada formula Foster-Greer-Thorbecke nilai  samadengan nol, sehingga: n q P  Penghitungan ini menunjukkan persentase dari populasi yang hidup dalam keluarga dengan pengeluaran konsumsi per kapita dibawah garis kemiskinan. 2 The depth of poverty atau poverty gap merupakan kedalamanjurang kemiskinan jika pada formula Foster-Greer-Thorbecke nilai  samadengan satu, sehingga:         q i i z y z n P 1 1 1 Ukuran ini menggambarkan dalamnya kemiskinan, yakni perbedaan jarak rata-rata pendapatan orang miskin dari garis kemiskinan. Poverty gap index berguna untuk mengetahui seberapa banyak sumberdaya uang yang dibutuhkan untuk mengentaskan kemiskinan melalui transfer uang cash transfer yang ditujukan kepada orang miskin dengan sempurna. Misalkan poverty gap = 0,3 maka cash transfer yang diperlukan untuk menghapus kemiskinan adalah sebesar 30 persen dari garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks ini semakin besar rata-rata kesenjangan pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan atau dengan kata lain semakin tinggi nilai indeks menunjukkan kehidupan ekonomi penduduk miskin semakin terpuruk 3 Squared poverty gap atau poverty severity index adalah ukuran yang menggambarkan keparahan kemiskinan. Jika pada formula Foster-Greer- Thorbecke nilai  samadengan dua, sehingga:         q i i z y z n P 1 2 2 1 Indeks ini menggambarkan ketimpangan diantara orang miskin. Sampai batas tertentu squared poverty gap dapat memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin, dan dapat juga digunakan untuk mengetahui intensitas kemiskinan.

2.3 Penyebab Kemiskinan