menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Peningkatan pertumbuhan sektor pertanian dapat dilakukan dengan mengurangi pekerja pertanian yang
sudah sangat melimpah dan berupaya mengembangkan usaha agroindustri. Menurut Susilowati 2007, pengembangan usaha agroindustri makanan memiliki
pengaruh yang baik dalam meningkatkan pemerataan pendapatan rumahtangga dan besar peranannya dalam meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Sementara
itu, usaha agroindustri nonmakanan akan berdampak pada peningkatan output, nilai tambah modal dan mengurangi kemiskinan.
Kebijakan kedua adalah mengupayakan peningkatan pendapatan penduduk miskin yang bekerja di luar sektor pertanian. Penduduk miskin yang berprofesi
sebagai pengusaha kecil seringkali menghadapi kendala kurangnya modal untuk mengembangkan usaha mereka. Maka dari itu, kemudahan akses kredit ke
lembaga keuangan sangat mereka butuhkan untuk mengembangkan usahanya. Usaha yang semakin berkembang dapat meningkatkan pendapatan dan
kesehteraan mereka, sehingga hidup dalam kemiskinan tidak mereka alami lagi. Kebijakan ketiga, pemberian bekal pengetahuan dan keterampilan kepada
angkatan kerja sangat penting. Pengetahuan dan keterampilan kerja dapat diberikan melalui training, kursus-kursus dan percobaan-percobaan. Dengan
memiliki bekal keterampilan, pekerja dapat meningkatkan produktivitasnya dan bagi pengusaha kecil, hasil dari pelatihan ini dapat dikembangkan dalam usaha
mereka.
5.2.2 Rumusan Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan di Kawasan Timur Indonesia
Hasil estimasi menunjukkan bahwa penambahan jumlah penduduk di Kawasan Timur Indonesia akan berpengaruh pada penurunan jumlah penduduk
miskin. Penambahan jumlah penduduk diharapkan dapat memberikan tambahan input tenaga kerja bagi aktivitas produksi yang ada, menciptakan lapangan kerja
yang baru sehingga dapat mengurangi pengangguran dan meningkatkan pembangunan di Indonesia bagian timur.
Penambahan penduduk dibutuhkan karena jika dibandingkan dengan Kawasan Barat Indonesia, maka angka kepadatan penduduk di Kawasan Timur
Indonesia jauh lebih kecil dibandingkan dengan kepadatan penduduk di Kawasan Barat Indonesia. Sumberdaya manusia yang sedikit dan fasilitas publik yang
belum memadai membuat sebagian besar daerah masih tertinggal dan sebagian besar penduduknya hidup dalam kemiskinan. Menurut data BPS 2009, Kawasan
Timur Indonesia mempunyai luas wilayah sekitar 67,76 persen dari luas wilayah Indonesia namun hanya dihuni sekitar 19,35 persen dari seluruh penduduk
Indonesia. Berikut disajikan gambar angka kepadatan penduduk di Kawasan Timur Indonesia.
Sumber: BPS, 2009 diolah
Gambar 24 Angka kepadatan penduduk di Kawasan Timur Indonesia, 2009. Terkait dengan kurangnya sumberdaya manusia di Kawasan Timur
Indonesia, maka kebijakan penanggulangan kemiskinan dapat diwujudkan melalui program pemerataan kepadatan penduduk antara Kawasan Barat Indonesia dengan
Kawasan Timur Indonesia. Pemerataan penduduk dapat dilakukan dengan cara transmigrasi dari Kawasan Barat Indonesia yang padat penduduk ke Kawasan
Timur Indonesia yang jarang penduduk. Diantara duabelas provinsi yang ada di Kawasan Timur Indonesia, ada beberapa provinsi yang menolak untuk dijadikan
daerah tujuan transmigrasi. Provinsi Nusa Tenggara Barat, khususnya wilayah Lombok menolak untuk dijadikan daerah transmigrasi karena penduduknya sudah
padat. Selain itu, Provinsi Papua juga menolak untuk dijadikan daerah tujuan transmigrasi nasional karena ada kekhawatiran dari penduduk asli akan semakin
tersingkir keberadaannya jika penduduk pendatang semakin banyak. Namun demikian, Papua Barat masih mau menerima transmigran pendatang dari berbagai
wilayah di Indonesia.
Transmigrasi masih menjadi solusi yang relevan untuk dilaksanakan karena dapat menanggulangi pengangguran dan kemiskinan. Daerah transmigrasi
menyediakan lapangan pekerjaan berupa usaha pertanian terutama bagi kelompok penganggur di perdesaan melalui penyediaan aset lahan pertanian, sarana produksi
pertanian, pelatihan, pendampingan dan introduksi teknologi. Selanjutnya, memberikan fasilitas kepada eks Pendatang Asing Tanpa Ijin PATI untuk
mendapatkan tempat tinggal dan kesempatan kerja di kawasan transmigrasi. Terkait dengan masalah kemiskinan, program transmigrasi memfasilitasi
perkembangan masyarakat melalui peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana, pemberian bantuan modal dana bergulir dan pendampingan khusus
lembaga keuangan mikro dan pengembangan usaha. Selanjutnya, memfasilitasi pemberdayaan masyarakat transmigrasi melalui pendampingan, penyediaan
kebutuhan dasar kesehatan, pendidikan, bantuan pangan dan peningkatan kapasitas sosial dan ekonomi.
Luasnya wilayah di Kawasan Timur Indonesia masih memberikan peluang kepada penduduknya untuk berusaha mencari penghasilan di sektor pertanian.
Sektor pertanian masih mendominasi perekonomian di Kawasan Timur Indonesia baik dari outputnya maupun tenaga kerjanya. Berdasarkan hasil penelitian,
peningkatan pekerja sektor pertanian berpengaruh negatif terhadap jumlah penduduk miskin. Penambahan jumlah tenaga kerja pertanian akan meningkatkan
marginal product of labor pertanian dan akan meningkatkan outputnya sehingga
bisa memberikan tambahan penghasilan bagi masyarakatnya dan kemiskinan akan turun.
Program transmigrasi dapat dijadikan sarana untuk memajukan pembangunan pertanian di Kawasan Timur Indonesia. Sektor pertanian memiliki
peranan penting di dalam pembangunan karena sektor tersebut memberikan kontribusi yang sangat besar sebagai sumber pendapatan masyarakat di perdesaan.
Peningkatan investasi di sektor ini sangat diperlukan untuk meningkatkan produktivitasnya. Ini berarti akan memberikan hasil pertanian yang lebih besar,
harga produk pertanian yang lebih murah dan pendapatan tenaga kerja meningkat sehingga akan mengurangi sebagian besar penduduk miskin, khususnya yang
tinggal di daerah perdesaan.
Menanggapi hal tersebut, ada beberapa kebijakan dapat dilakukan antara lain: pertama, meningkatkan produktivitas pertanian. Produktivitas pertanian
dapat ditingkatkan dengan bermacam-macam cara, antara lain dengan menambah pekerja pertanian, menambah investasi, mengembangkan teknologi pertanian,
pemberian penyuluhan kepada para petani, memberikan kemudahan dalam memperoleh modal dan penyediaan input pertanian dengan harga terjangkau.
Untuk membantu petani meningkatkan kesejahteraannya maka kemudahan untuk memasarkan hasil panen dan kebijakan untuk mengatur harga output pertanian
dari pemerintah sangat penting sehingga pada musim panen harga output tidak jatuh dan pada saat paceklik harga pangan tidak melonjak tinggi.
Salah satu langkah untuk meningkatkan teknologi pertanian, pemerintah harus siap menyediakan fasilitas yang baik bagi ahli-ahli pertanian agar mereka
dapat bekerja lebih optimal dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pertanian. Jika ini berhasil, maka keuntungan tidak hanya
dirasakan oleh petani saja namun oleh seluruh masyarakat Indonesia. Dengan teknologi tinggi diharapkan biaya bahan baku menjadi murah, keuntungan petani
meningkat, upah buruh tani meningkat dan harga bahan pangan menjadi lebih murah. Jika harga murah maka daya beli masyarakat meningkat, kesejahteraan
meningkat dan kemiskinan dapat dikurangi. Selain meningkatkan produktivitas pertanian, daya saing produk juga harus
ditingkatkan. Beberapa hasil perkebunan di Kawasan Timur Indonesia menjadi barang ekspor yang banyak disukai oleh negara lain, salah satunya adalah kakao.
Kakao merupakan bahan dasar cokelat dan Pulau Sulawesi menjadi daerah penghasil cokelat terbesar di Indonesia. Deptan 2009 mencatat bahwa 65,67
persen produksi kakao di Indonesia dihasilkan dari Pulau Sulawesi. Selain kakao, perkebunan sawit juga dihasilkan di Kawasan Timur Indonesia. Kalimantan
Tengah merupakan wilayah penghasil sawit terbesar keempat setelah Riau, Sumatera Utara dan Sumatera Selatan. Selain tanaman perkebunan, sumberdaya
laut menjadi kekayaan alam yang melimpah di Kawasan Timur Indonesia. Pengembangan budidaya laut mempunyai prospek yang baik bagi pengentasan
kemiskinan terutama penduduk miskin yang bermata pencaharian sebagai nelayan.
Menurut Mardianto 2001, sektor pertanian menjadi sektor yang sangat berperan dalam pembentukan PDRB di Kawasan Timur Indonesia. Pada saat
krisis ekonomi melanda Indonesia, sektor pertanian mampu memperkecil dampak krisis ekonomi terhadap perekonomian Kawasan Timur Indonesia. Untuk lebih
meningkatkan kinerja sektor pertanian, investasi sektor pertanian sangat diperlukan. Berdasarkan penelitiannya, investasi sektor pertanian memberikan
dampak langsung dan tidak langsung terhadap sub sektor pertanian. Dampak langsung maupun tidak langsung diterima oleh subsektor peternakan, perikanan
dan kehutanan. Temuan berikutnya adalah komoditas andalan di Kawasan Timur Indonesia meliputi tanaman bahan makanan dan hortikultura, dimana kedua jenis
komoditas ini mampu menciptakan nilai tambah dan kesempatan kerja yang tinggi.
Fenomena kemiskinan di Kawasan Timur Indonesia dapat dikatakan sebagai anomali dari faktor resource endowment, dimana kelimpahan sumberdaya alam
yang seharusnya dapat menyediakan sumber kehidupan yang lebih baik bagi penduduknya namun sebagian besar penduduknya hidup dalam kemiskinan dan
ketertinggalan. Keterbatasan sumberdaya manusia, modal fisik, keterisolasian dan kurangnya akses terhadap pelayanan publik dan infrastruktur menyebabkan
peluang-peluang ekonomi menjadi terbatas pula. Maka dari itu, intervensi pemerintah sangat diperlukan terutama dalam membangun sumberdaya manusia
yang berkualitas dan membangun infrastruktur yang memadai agar aktivitas ekonomi meningkat dan memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam
mengakses pelayanan publik. Menurut World Bank 1994, manfaat pembangunan infrastruktur sangat
bsar dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pengurangan kemiskinan dan keberlanjutan ekonomi. Semua manfaat itu bisa terwujud hanya jika infrastruktur
tersebut mampu memenuhi permintaan secara efektif dan efisien dalam arti bisa memberikan pelayanan yang baik bagi seluruh masyarakat. Namun demikian, di
negara berkembang sudah banyak investasi yang dipergunakan untuk membangun infrastruktur akan tetapi kurang maksimal dalam penggunaannya. Beberapa
penelitian lain menyebutkan bahwa pembangunan infrastruktur sangat penting untuk mendorong aktivitas ekonomi Perkins, et al 2005 ; Seetanah, et al 2009.
Sementara itu, beberapa peneliti menyatakan bahwa infrastruktur sangat berperan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat social welfare dan distribusi
pendapatan antar wilayah Akatsuka 1999; Calderon dan Serven 2004. Terkait dengan peran dominan sektor pertanian pada perekonomian,
terdapat hubungan yang erat antara pembangunan infrastruktur dengan peningkatan nilai tambah sektor pertanian. Penelitian tersebut dilakukan oleh
Antle dalam Felloni et.al 2001 dengan pendekatan fungsi produksi. Ada beberapa variabel yang secara nyata berpengaruh terhadap pendapatan nasional
bruto di sektor pertanian, antara lain lahan pertanian, masyarakat pertanian aktif, konsumsi pupuk kimia, jumlah stok hewan, produk nasional bruto dari industri
transportasi dan komunikasi per unit lahan yang digunakan sebagai pendekatan infrastruktur.
Dalam mendukung pembangunan ekonomi daerah, maka diperlukan pengembangan kompetensi, intelektualitas dan kreativitas sumberdaya manusia.
Untuk mewujudkannya, kebijakan yang dapat dilakukan adalah: pertama, memprioritaskan penduduk untuk menempuh pendidikan dasar dan dilanjutkan
pada pendidikan menengah. Kedua, berupaya untuk meningkatkan perekonomian di Kawasan Timur Indonesia dengan memperbanyak lapangan pekerjaan bagi
penduduk lulusan PT. Menurut Sitepu 2007, dengan adanya kebijakan peningkatan investasi sumberdaya manusia untuk pendidikan, maka rasio
kemiskian, indeks kesenjangan kemiskinan dan indeks intensitas kemiskian di seluruh segmen rumahtangga menurun. Lebih lanjut, dalam meningkatkan
kualitas sumberdaya manusia maka kesehatan masyarakat harus senantiasa diperhatikan karena peningkatan kesehatan masyarakat akan menurunkan
kemiskinan. Terkait dengan kesejahteraan pekerja, pemerintah menetapkan upah
minimum provinsi yang merupakan hasil kesepakatan antara pengusaha dan serikat buruh. Pengawasan pelaksanaan peraturan upah minimum provinsi harus
dilakukan agar tidak terjadi pelanggaran dari perusahaan dalam menggaji karyawannya. Bagi perusahaan yang tidak melaksanakan peraturan ini, maka
pemberian sanksi wajib dilakukan.
Yudhoyono 2004 menyatakan bahwa kemiskinan di perdesaan dipengaruhi secara nyata oleh upah. Selain upah, terdapat beberapa variabel lain
yang berpengaruh terhadap kemiskinan antara lain pengeluaran pemerintah di sektor pertanian, pertumbuhan ekonomi dan dummy reformasi. Sementara itu
kemiskinan di perkotaan dipengaruhi oleh pengeluaran untuk infrastruktur, pertumbuhan ekonomi, dummy reformasi dan dummy desentralisasi.
Penetapan UMP berdampak positif pada peningkatan kesejahteraan pekerja, namun demikian ada kecenderungan peningkatan UMP akan meningkatkan
jumlah pengangguran dan berdampak pada peningkatan kemiskinan. Secara signifikan pengangguran akan berpengaruh positif pada peningkatan jumlah
penduduk miskin. Seperti halnya di Kawasan Barat Indonesia, pengangguran dapat berkurang jika ketersediaan lapangan pekerjaan baru memadai dan cukup
menampung angkatan kerja baru yang mulai masuk dunia kerja. Selain itu, peningkatan pertumbuhan ekonomi diperlukan agar permintaan tenaga kerja
meningkat dan pengangguran bisa turun. Program transmigrasi perlu dilakukan untuk mendorong terciptanya lapangan kerja dan meningkatkan perekonomian di
daerah tujuan transmigrasi, dan pada akhirnya pengangguran dapat diturunkan. Untuk memajukan pembangunan ekonomi, ketersediaan jalan dan listrik
menjadi sangat vital. Jalan yang baik akan memudahkan mobilitas manusia dan arus barang dan jasa sehingga suatu daerah akan mudah untuk mengakses
pelayanan publik. Selain itu, jalan akan meningkatkan keterbukaan suatu daerah dengan daerah lainnya sehingga akan mendorong terjalinnya kerjasama antar
daerah, khususnya dalam meningkatkan perekonomian. Kemajuan ekonomi yang dicapai akan menurunkan kemiskinan di daerah tersebut.
Muljono 2010 melakukan analisis dampak pembangunan infrastruktur jalan di Kawasan Barat Indonesia dan Kawasan Timur Indonesia terhadap
perekonomian dan distribusi pendapatan. Kesimpulan yang diperolehnya adalah pembangunan infrastruktur jalan mampu meningkatkan nilai tambah baik di
Kawasan Barat Indonesia maupun di Kawasan Timur Indonesia. Komponen nilai tambah yang paling besar menerima manfaat dari pembangunan jalan adalah nilai
tambah dari sumber penerimaan modal, tenaga kerja dan lahan. Selain itu, pembangunan infrastruktur jalan juga akan meningkatkan pendapatan rumah
tangga. Dampak pembangunan jalan lebih besar dirasakan Kawasan Barat Indonesia daripada Kawasan Timur Indonesia. Meskipun demikian, pembangunan
jalan di Kawasan Timur Indonesia perlu untuk ditingkatkan demi kemajuan perekonomian dan pengentasan kemiskinan di kawasan tersebut.
Listrik merupakan salah satu bentuk energi penting dalam perkembangan kehidupan manusia, baik untuk kegiatan rumah tangga, pendidikan, kesehatan,
usaha, industri maupun kegiatan lainnya. Ketersediaan energi listrik diatur oleh pemerintah baik pemakaian maupun harganya. Energi listrik tergolong energi
yang relatif murah karena masih di subsidi pemerintah. Selain untuk keperluan rumah tangga, energi listrik menjadi input produksi yang sangat menentukan
kelancaran kegiatan produksi. Kegiatan produksi yang lancar akan meningkatkan melancarkan kegiatan ekonomi sehingga akan dihasilkan perekonomian yang
lebih maju. Peningkatan perekonomian akan meningkatkan permintaan tenaga kerja dan pendapatan pekerja yang pada gilirannya akan meningkatkan
kesejahteraan penduduk dan menurunkan kemiskinan. Terkait dengan pentingnya jalan dan listrik bagi kesejahteraan penduduk,
maka kebijakan yang harus dilakukan adalah menyediakan infrastruktur jalan dan listrik yang memadai bagi seluruh daerah, terutama daerah-daerah yang masih
terisolasi. Ketersediaan jalan akan meningkatkan aktivitas ekonomi daerah terpencil dan memudahkan penduduk untuk akses ke pelayanan pendidikan,
kesehatan dan layanan publik lainnya. Selain itu, banyaknya jalan-jalan yang dalam kondisi rusak perlu segera diperbaiki agar aktivitas ekonomi lancar.
Dengan demikian daerah akan menjadi tidak terisolasi lagi dan penduduk dapat keluar dari belenggu kemiskinan.
Menurut LPEM-PSEKP-PSP, 2004 Usman et.al 2005, listrik dapat menciptakan efisiensi. Harga energi listrik yang tergolong murah dapat
menghemat pengeluaran rumahtangga miskin untuk energi. Dari hasil penghematan ini rumahtangga miskin dapat menabung atau menambah belanja
rumahtangga yang lain antara lain untuk memenuhi gizi keluarga, pendidikan ataupun kesehatan. Tingginya akses rumahtangga miskin terhadap pelayanan
listrik, rumahtangga dapat melakukan aktivitas produksi dengan berbagai macam kegiatan produktif pada skala rumahtangga. Selain itu, ketersediaan listrik akan
memudahkan rumahtangga miskin untuk mendapatkan informasi melalui media elektronik seperti radio, televisi sehingga dapat memberikan pengaruh pola pikir
ke arah yang lebih produktif dan lebih maju. Kendala geografis menyebabkan penyediaan listrik terhambat, untuk
mengatasinya perlu dikembangkan teknologi untuk pembuatan listrik mandiri terutama di daerah-daerah yang sulit terjangkau listrik PLN. Pembuatan listrik
mandiri dapat memanfaatkan sumberdaya alam yang tersedia di setiap daerah, misalnya aliran sungai atau waduk.
Selain penyediaan infrastruktur jalan dan listrik, jenis infrastruktur yang lain seperti ketersediaan sarana pendidikan, kesehatan, dan telekomunikasi akan
sangat berpengaruh terhadap kemiskinan. Hasil penelitian Abustan 2010 menunjukkan bahwa tingkat kesehatan kepala rumahtangga berpengaruh negatif
terhadap kerentanan rumahtangga pada kemiskinan. Rumahtangga yang mempunyai penyakit kronis dan tidak produktif memiliki peluang yang lebih
besar untuk menjadi miskin daripada rumahtangga yang sehat. Dalam kondisi sakit, rumahtangga akan berupaya untuk berobat meskipun biaya yang ada kurang
cukup untuk membayar biaya pengobatan. Berbagai upaya dilakukan untuk memenuhi biaya pengobatan, antara lain dengan menjual aset rumahtangga atau
meminjam pada pihak lain, yang semuanya itu akan mengurangi pendapatan rumahtangga sehingga rentan jatuh miskin.
Pembangunan infrastruktur akan mendorong berbagai pihak untuk menanamkan modalnya di Kawasan Timur Indonesia. Akumulasi modal akan
meningkatkan kegiatan perekonomian. Fungsi produksi Cob-Douglas menyususn bahwa penanaman modal sebagai salah satu faktor untuk meningkatkan output
disamping tenaga kerja Menurutdata BKPM 2011, penanaman modal dalam negeri PMDN maupun penanaman modal asing PMA di Kawasan Timur
Indonesia jauh tertinggal dibandingkan Kawasan Barat Indonesia. Pada bulan Januari-Maret 2011, besarnya PMDN dan PMA di Kawasan Timur Indonesia
masing-masing sebesar Rp394,7 miliar dan Rp1144 miliar. Pada Kawasan Barat Indonesia besarnya PMDN dan PMA masing-masing sebesar Rp10.205,2 miliar
dan Rp3.251,6 miliar.
Selanjutnya, agar penanggulangan kemiskinan berjalan dengan lancar dan efektif, peran pemerintah daerah sangat penting mengingat segala program-
program pembangunan selalu terkait dengan kebijakan yang diputuskan pemerintah daerah. Hasil penelitian Sumarto et. al Papilaya 2006 menyebutkan
bahwa tata kelola pemerintahan yang baik akan memberikan dampak positif pada upaya-upaya penanggulangan kemiskinan, namun sebaliknya tata kelola
pemerintahan yang buruk akan menghambat upaya-upaya penanggulangan kemiskinan.
Halaman ini sengaja dikosongkan
VI. KESIMPULAN DAN SARAN