BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Sektor pertanian di Indonesia masih menjadi primadona untuk membangun perekonomian negara. Kinerja ekspor komoditas pertanian
menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik khususnya pada hasil perkebunan. Subsektor perkebunan merupakan salah satu subsektor unggulan yang dapat
menghasilkan devisa negara yang cukup besar. Beberapa komoditi hasil perkebunan yang menjadi unggulan di Indonesia antara lain: karet, kelapa sawit,
kakao, kopi, teh, dan sebagainya. Menurut Direktorat Jenderal Perkebunan 2004 salah satu komoditas yang selama ini menjadi andalan ekspor Indonesia adalah
karet dan hasil olahan karet di samping CPO yang tetap menjadi primadona ekspor. Produksi karet alam Indonesia yang cukup besar dan layak untuk
diperhitungkan dalam pasar internasional. Indonesia merupakan negara penghasil karet alam terbesar di dunia setelah Thailand.
Berdasarkan data dari Direktorat Jendral Perkebunan 2011, produksi karet alam Indonesia meningkat setiap tahunnya dan selalu menempati peringkat
kedua setelah Thailand. Pada tahun 2010 produksi karet alam Indonesia mencapai 2.735 ribu ton, hanya berselisih 517 ribu ton dengan Thailand. Dengan selisih
yang tidak terlalu besar antara Indonesia dengan produsen karet terbesar yaitu Thailand, maka Indonesia memiliki peluang yang cukup besar untuk menjadi
produsen utama karet alam. Produksi karet alam Indonesia dapat ditingkatkan dengan mengoptimalkan sumber daya seperti areal perkebunan secara optimal.
Universitas Sumatera Utara
Luas areal perkebunan karet Indonesia merupakan perkebunan karet terluas di dunia. Lahan perkebunan karet Indonesia berdasarkan status pengusahaannya
digolongkan menjadi tiga yaitu Perkebunan Rakyat PR, Perkebunan Besar Negara PBN dan Perkebunan Besar Swasta PBS.
Berdasarkan data dari Direktorat Jendral Perkebunan 2010, Perkebunan karet yang dimiliki oleh Indonesia merupakan perkebunan karet terluas di dunia.
Pada tahun 2010 luas lahan karet Indonesia yang tercatat sekitar 3445,1 ribu Ha yang terdistribusi dalam perkebunan rakyat, perkebunan besar negara dan
perkebunan besar swasta yang tersebar di wilayah Indonesia. Produksi karet dan luas lahan karet Indonesia berfluktuasi setiap tahunnya. Luas perkebunan karet
Indonesia hampir meningkat setiap tahunnya mulai pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2010. Namun demikian, produksi karet Indonesia tidak mengalami
peningkatan yang signifikan seiring dengan peningkatan luas lahan perkebunan karet.
Kepemilikan lahan karet di Indonesia didominasi oleh perkebunan karet rakyat karena hampir 85 luas lahan perkebunan karet Indonesia adalah
perkebunan rakyat. Menurut BPS 2008, perkebunan rakyat merupakan usaha budidaya tanaman perkebunan yang diusahakan oleh rumah tangga dan tidak
berbentuk badan usaha maupun badan hukum. Total produksi karet yang dapat dihasilkan sekitar 2622,8 ribu ton. Sebagian besar hasil karet Indonesia dijual
dalam bentuk karet alam. Karet alam tersebut memiliki nilai jual yang relatif rendah dibandingkan dengan karet yang sudah mengalami proses pengolahan.
Potensi karet alam Indonesia yang melimpah merupakan suatu sumber daya yang potensial untuk dikembangkan. Karet alam dapat diolah menjadi
Universitas Sumatera Utara
barang-barang untuk menunjang aktivitas masyarakat. Barang-barang yang membutuhkan keelastisan dalam pemakaiannya menggunakan bahan dasar karet
seperti : ban, sarung tangan karet, alas kaki, belt konveyor, belt transmission, barang karet keperluan teknik serta bahan dasar industri lainnya. Hasil olahan
karet tersebut dapat digunakan baik secara langsung atau melalui proses industri lebih lanjut agar nilai tambah dari produk tersebut meningkat Budiman, 2004.
Menurut data International Rubber Study Groups IRSG 2008, konsumsi karet alam dunia meningkat sebesar 24,93 selama periode 2001-2007,
konsumsi karet alam dunia lebih besar dibandingkan peningkatan produksi karet alam dunia sehingga terjadi peningkatan permintaan karet alam dunia.
Peningkatan konsumsi karet alam dunia terjadi karena perkembangan industri- industri barang jadi karet dunia. Permintaan karet alam dunia yang tinggi memberi
pengaruh terhadap perkembangan pasar karet alam dunia. Perkembangan pasar karet alam dunia ditunjukkan dengan tingkat harga yang relatif tinggi.
Proses pengolahan suatu komoditas dalam industri dimaksudkan agar nilai tambah dari komoditas tersebut dan harga jualnya lebih tinggi. Industri karet
remah merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan nilai tambah dari karet alam. Karet alam diolah secara khusus dengan standart mutu yang mengikuti
Standart Indonesian Rubber SIR menjadi karet remah crumb rubber. Karet remah digunakan sebagai bahan baku industri hilir yang memproduksi barang-
barang kebutuhan masyarakat seperti ban. Industri karet remah tersebar di seluruh wilayah di Indonesia. Keberadaan industri karet remah tersebut menjadi salah satu
penyedia lapangan pekerjaan bagi masyarakat Tim Penulis PS, 1999.
Universitas Sumatera Utara
Produksi karet remah Indonesia hampir 95 adalah jenis SIR 20. Produksi karet remah Indonesia dipasarkan baik di dalam domestic maupun luar negeri.
Berdasarkan data BPS 2010, produksi karet remah Indonesia 93,97 dari total produksi dijual ke luar negeri dan hanya sekitar 6,03 dari total produksi dijual
dan dikonsumsi dalam negeri. Ketatnya persaingan antara produsen karet remah di dunia menuntut Indonesia untuk dapat bersaing dengan produsen karet remah
lain. Untuk itu, karet remah yang dijual keluar negeri harus dapat bersaing dalam hal mutu dan kuantitas penjualan dengan negara produsen karet remah lain.
Menurut Kartasasmita 1980, persaingan bukan hanya terbatas pada negara penghasil karet alam saja, tetapi juga melibatkan negara-negara penghasil
karet sintesis. Beratnya persaingan ditandai dengan produksi karet, baik karet alam maupun karet sintesis yang cenderung lebih besar dari permintaan serta
market share karet alam yang relatif lebih kecil dalam supply karet dunia. Untuk itu, perlunya dirumuskan strategi khusus untuk meningkatkan daya saing karet
remah Indonesia di pasar internasional serta faktor-faktor yang memengaruhinya. Perkembangan produksi karet Indonesia setiap tahun terus mengalami
kenaikan. Adanya peningkatan produksi karet setiap tahunnya menunjukkan bahwa karet Indonesia cukup diperhitungkan dan berpeluang untuk menguasai
pasar global. Dengan melihat perkembangan produksi karet Indonesia dan meningkatnya permintaan dunia terhadap karet menjadikan peluang bagi
Indonesia untuk menempatkan diri sebagai negara produsen utama karet di dunia. Namun masalah peningkatan daya saing di pasar dunia serta peningkatan mutu
produktivitas karet alam harus secara terus menerus dilakukan untuk
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan ekspor karet, sehingga ke depannya di era persaingan global Indonesia mampu merebut pasar di negara Asia dan Amerika Anwar, 2005.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Berapa jumlah produksi karet Indonesia pada tahun 2007-2011?
2. Bagaimana kualitas karet di Indonesia pada tahun 2007-2011?
3. Bagaimana tingkat daya saing karet Indonesia apabila dibandingkan dengan
negara Thailand?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis jumlah produksi karet di Indonesia pada tahun 2007-
2011. 2.
Untuk menganalisis tingkat kualitas karet di Indonesia pada tahun 2007- 2011.
3. Untuk membandingkan besarnya daya saing karet Indonesia terhadap
negara Thailand.
Universitas Sumatera Utara
1.4. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini adalah
1. Sebagai masukan bagi petani karet dalam upaya meningkatkan produksi karet
di Indonesia. 2.
Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam merumuskan perencanaan dan kebijakan pembangunan daerah khususnya yang berkaitan
dengan peningkatan produksi karet di Indonesia. 3.
Sebagai bahan informasi dan referensi ilmu pengetahuan mengenai karet.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN