Konsep Ekspor Landasan Teori .1 Teori Porter

2.2.3 Konsep Ekspor

Pengertian ekspor menurut Keputusan Menteri Perindustiran dan Perdagangan Nomor 182MPPKep41998 tentang Ketentuan Umum di Bidang Ekspor, menyatakan bahwa ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dan jasa dari daerah kepabean suatu negara. Adapun daerah kepabean sendiri didefinisikan sebagai wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan dan ruang udara diatasnya, serta tempat-tempat tertentu di zona ekonomi ekslusif dan landas kontinen yang didalamnya berlaku Undang-Undang No.10 tahun 1995 tentang Kepabean. Menurut Sadono Sukirno 2004, ekspor merupakan bagian dari perdagangan internasioanl biasa dimungkinkan oleh beberapa kondisi antara lain: • Adanya kelebihan dalam negeri, sehingga kelebihan tersebut dapat dijual keluar negeri melalui kebijaksanaan ekspor • Adanya permintaan luar negeri untuk suatu produk walaupun produk tersebut karena adanya kekurangan produk dalam negeri • Adanya keuntungan yang lebih besar dari penjualan ke luar negeri daripada penjualan di dalam negeri, karena harga dipasar dunia lebih meguntungkan • Adanya barter produk tertentu dengan produk lain yang diperuntukkan dan tidak dapat diproduksi dalam negeri • Adanya kebijaksanaan ekspor yang bersifat politik Ekspor suatu komoditas ke pasaran internasional dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor domestik, harga luar negeri dan faktor permintaan dan penawaran domestik antarnegara. Selain itu secara implisit ekspor juga Universitas Sumatera Utara dipengaruhi oleh faktor nilai tukar exchange rate mata uang suatau negara dengan negara lain. Faktor yang mempengaruhi volume dan nilai ekspor suatu negara tergantung pada pendapatan dan output luar negeri, nilai tukar uang kurs serta harga relatif antara barang dalam dan luar negeri. Apabila output luar negeri meningkat, atau nilai tukar terhadapa mata uang negara lain menurun, maka volume dan nilai ekspor suatu negara akan cenderung meningkat, demikian juga sebaliknya Sukirno, 2004. 2.3 Kerangka Pemikiran Dalam menganalisis faktor-faktor tingkat daya saing karet di Indonesia maupun di Thailand sebagai negara pembanding dengan tingkat tertinggi produktivitas penghasil karet di dunia, perlu disusun suatu skema kerangka pemikiran dengan tujuan agar dalam menyusun penelitian ini mempunyai alur yang jelas selain juga diharapkan tujuan penelitian ini dapat tercapai dengan maksimal dan efisien. Karet merupakan salah satu produk andalan ekspor Indonesia menghadapi era perdagangan bebas saat ini. Oleh sebab itu penting artinya untuk melihat keunggulan dan daya saing yang dimiliki setiap negara, mengingat globalisasi menuntut adanya persaingan. Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki areal karet alam terbesar di dunia. Meskipun demikian Indonesia hanya menjadi eksportir terbesar kedua setelah Thailand. Hal ini tentunya disebabkan oleh banyak faktor baik eksternal maupun internal. Universitas Sumatera Utara Tingkat daya saing suatu komoditas dapat dibandingkan oleh beberapa faktor yakni yang pertama kondisi sumber daya manusia dan sumber daya alam di negara tersebut. Indonesia memang kaya secara sumber daya alamnya, namun masih banyak sumber daya manusia Indonesia yang belum terlatih dalam mengusahakan komoditi karet sampai tingkat menguntungkan. Ini bukan berbicara berapa banyak sumber daya manusia yang dimiliki oleh Indonesia tetapi seberapa berkualitaskah sumber daya manusia tersebut. Lain halnya dengan Thailand yang dengan sumber daya alam yang terbatas, lewat sumber daya manusia yang terdidik dan ahli dibidangnya mampu menjadi eksportir karet terbesar nomor satu di dunia. Faktor kedua adalah kondisi permintaan dan tuntutan mutu karet Indonesia. Dengan permintaan yang begitu besar Indonesia belum mampu sepenuhnya mencukupi permintaan karet baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Mutu karet Indonesia yang sering dibawah standart juga menyebabkan kendalanya harga jual karet Indonesia dibanding dengan negara lain terutama Thailand. Terjaminnya Indonesia pendukung pengelolaan karet dari hulu ke hilir juga merupakan salah satu indikator pembanding tingkat daya saing produk ini substainable atau ketersediaan yang terjamin baik dari bibit awal sampai ke industri pemasaran pengelolaan karet merupakan penentu tinggi tidaknya daya saing suatu komoditi. Faktor keempat berkaitan dengan efisiensi teknis dan manajemen strategi dalam menghadapi persaingan. Efisiensi bisa dilihat dari dua sisi baik dari teknis yakni bagaimana dengan input yang sama menghasilkan output yang lebih banyak Universitas Sumatera Utara maupun dari sisi biaya yakni bagaimana menggunakan input seoptimal mungkin untuk mengurangi biaya input. Indonesia masih sangat jauh dari keberhasilan dalam menerapkan manajemen strategi dalam menghadapi persaingan dengan negara-negara perngekspor karet lainnya terutama Thailand. Faktor kelima yaitu perhitungan daya saing ekspor negara indonesia dengan negara pembanding yaitu negara Thailand, sehingga dapat terlihat perbandingan jumlah ekspor antara kedua negara tersebut. Berikut skema dari kerangka pemikiran penelitian ini: Universitas Sumatera Utara Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran

2.4 Hipotesis Penelitian