52 dibuang setiap proses produksi berakhir. Winarno dan Surono 2004 menyatakan
bahwa limbah harus dibuang dari ruang pengolahan sesering mungkin, minimal sekali dalam sehari. Limbah keringpadat pada Unit Pengolahan susu D-Farm telah
ditangani dengan baik dan dikumpulkan pada wadah yang tertutup dan tersedia mencukupi jumlahnya untuk seluruh pabrik.
Gambar 17. Saluran Pembuangan di Unit Pengolahan PT D-Farm yang a Tersumbat dan b Tidak Tersumbat
b. Investasi Burung, Serangga atau Binatang lain
Ruang produksi didesain secara detail agar hama ataupun serangga tidak dapat memasuki ruangan tersebut. Pencegahan hama tersebut diupayakan dengan
menutup lubang angin yang ada dengan kawat kasa, saluran pembuangan air yang dilengkapi dengan katup penutup. Pintu gudang kering yang berada di bagian depan
lokasi Unit Pengolahan selalu terbuka lebar, sehingga memungkinkan serangga seperti lalat masuk melalui pintu depan tersebut. Pembatas ruang dengan tirai plastik
dan tersedianya pets control electric menyulitkan serangga tersebut masuk dan
melindungi area produksi. Penumpukkan peralatan setelah digunakan untuk proses
produksi di ruang cuci dapat mendatangkan semut, sehingga proses pencuciian harus dilakukan segera. Belum tersedia filter udara dalam ruang proses produksi,
sehingga terdapat penilaian penyimpangan SSOP yang terjadi baik pada awal dan akhir pengamatan yaitu sebesar 31,25 dan termasuk dalam kategori kurang
memenuhi. Pembersihan ruangan di seluruh unit pengolahan ini dilakukan secara berkala baik sebelum proses produksi berlangsung ataupun setelah proses produksi.
Hasil penilaian GMP menunjukkan bahwa terdapat satu penyimpangan mayor pada tahap awal dan akhir pengamatan, karena pengendalian untuk mencegah
a b
53 serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya di lingkungan pabrik masih belum
efektif dilaksanakan sepenuhnya. Beberapa usaha pengendalian hama yang telah dilakukan di Unit Pengolahan susu PT D-Farm dapat dilihat pada Gambar 18.
Gambar 18. Pengendalian Hama di PT D-Farm a Pets Control, b Perangkap Tikus
dan c Perangkap Lalat Pabrik
a. Kondisi Umum. Bangunan yang terdapat di Unit Pengolahan susu PT D-Farm
Agriprima yaitu ruang uji kualitas, ruang penerimaan susu, ruang produksi, ruang pengemasan, ruang penyimpanan dan ruang cuci. Ruang penyimpanan produk akhir
menempati ruang yang sama dengan ruang penyimpanan bahan baku, hal ini karena kekurangan ruangan yang dibutuhkan sehingga satu ruang berfungsi ganda. Ruang
produksi sudah sesuai dengan kondisi peralatan, kapasitas produksi dan jumlah karyawan. Tata letak ruangan sesuai urutan proses mulai dari penerimaan susu,
pengujian kualitas, proses produksi, pengemasan dan penyimpanan, semuanya memiliki ruangan tersendiri dan terpisah oleh tirai plastik. Belum tersedianya
ruangan istirahat bagi karyawan, menyebabkan terdapatnya satu penyimpangan minor baik pada pengamatan GMP awal maupun akhir.
b. Ruang Pengolahan