Kelompok Protein CAPA Sintesis mRNA pada beberapa tipe sel

II.3.1 Kelompok Protein CAPA

Procalcitonin, calcitonin gene-related peptides CGRP I dan II, amylin, adrenomedullin, calcitonin dan prekursornya adalah satu kelompok protein. Calcitonin gene-related peptides CGRP I dan mRNA yang merupakan prekursor kalsitonin I dan II akan dikode di gen CALC-1 pada kromosom 11. Gen ini akan mengkode calcitonin, PCT-I, PCT-II dan produk lainnya. calcitonin gene-related peptides CGRP II diproduksi dari gen CALC-II pada kromosom 11, sedangkan amilin diproduksi pada kromosom 12. Semua protein ini akan disekresikan. Untuk mendapatkan akses ke sistem golgi, protein ini akan diproduksi dengan menggunakan sekitar 100 asam amino yang terdiri dari residu sistein. Produk yang dihasilkan ini akan aktif dan berikatan pada reseptor G-Coupled 7TM dan disebut sebagai ―calcitonin gene-related peptideamylin procalcitonin- adrenomedullin family ,’’ atau „„CAPA protein family” yang merupakan cikal bakal kalsitonin Kibe dkk, 2011.

II.3.2 Sintesis mRNA pada beberapa tipe sel

Procalcitonin mRNA disintesis di gen CALC-I pada kromosom 11 pada saat sepsis atau inflamasi. Gen CALC-I ini merupakan sumber calcitonin matur pada individu normal. Gen ini terdapat pada beberapa mamalia dan spesies lainnya. Kalsitonin, PCT-I, PCT-II, dan calcitonin- gene-related peptide CGRP I dikode pada urutan DNA di gen ini. Dua tipe PCT mRNA disintesis pada sel yang memproduksi PCT dan Universitas Sumatera Utara menghasilkan dua protein yang berbeda yaitu PCT I dan PCT II yang dibedakan pada asam amino C-terminal. Sherwood dkk,2012 Mekanisme tentang sintesis dan peran PCT setelah peradangan sampai sekarang sama sekali tidak diketahui. Selama infeksi mikroba, akan terjadi peningkatan ekspresi gen CALC-I yang menyebabkan pelepasan PCT dari seluruh jaringan parenkim dan seluruh sel terdiferensiasi di seluruh tubuh. Pelepasan PCT pada saat peradangan diinduksi dalam dua jalur utama yaitu: cara langsung diinduksi oleh toksin atau lipopolisakarida yang dilepaskan oleh mikroba, dan induksi tidak langsung melalui respon immun pejamu yang bersifat cell-mediated yang dimediasi oleh sitokin inflamasi seperti interleukin-1b [IL-1b], interleukin-6 [IL-6], tumor necrosis factor- α [TNF-α] Kibe dkk, 2011.

II. 4. STROKE-ASSOCIATED INFECTIONS SAI

II. 4.1. Definisi Stroke-associated infections SAI

Stroke-associated infections ialah infeksi yang terjadi selama tujuh hari pertama daripada onset stroke Vargas dkk, 2006 Infeksi dapat terjadi setelah hari pertama stroke iskemik pada sekitar 25-65 pasien. Pneumonia dan infeksi saluran kemih ISK merupakan komplikasi infeksi yang sering terjadi setelah stroke iskemik. Insiden untuk pneumonia yang berhubungan dengan stroke sekitar 5-22 sedangkan untuk infeksi saluran kemih sekitar 6-27. Untuk pasien Universitas Sumatera Utara dengan infeksi saluran kemih biasanya 3-10 pasien perhari setelah pemasangan kateter Harms dkk, 2010; Fluri dkk, 2012. A. Pneumonia setelah stroke Diagnosis pneumonia ditentukan oleh : 1. Pemeriksaan paru yang abnormal, infiltrasi paru pada foto thorak 2. batuk yang produktif dengan sputum purulen, pada kultur ditemukan moikrobiologi positif ataupun kultur darah Harms dkk,2010 Tabel 3. Kriteria untuk Definisi Klinis Pneumonia berdasarkan Centers for Disease Control Dikutip dari : Harms H, Halle E, Andreas Meisel A. 2010. Post- Stroke Infections – Diagnosis, Prediction, Prevention And Treatment To Improve Patient Outcomes. European Neurological Review;51:39 –43 Diagnosis lain dapat dibuat dengan kriteria The Center for Disease Control CDC-Atlanta yang telah diadaptasi oleh PDPI Perhimpunan Universitas Sumatera Utara Dokter Paru Indonesia, yaitu: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003 Pneumonia ditegakkan atas dasar: 1. Gambaran foto toraks terdapat infiltrat baru atau progresif. 2. Ditambah dua di antara kriteria berikut: a. Batuk – batuk bertambah b. Perubahan karakteristik dahak sekret purulen c. Suhu tubuh ≥ γ8 C diukur di aksila d. Pemeriksaan fisik: ditemukan tanda – tanda konsolidasi, suara nafas bronkial dan ronki e. Leukositosis ≥10.000 atau leukopenia 4500 B. Infeksi Saluran Kemih Diagnosis infeksi saluran kemih ditentukan oleh : 1. Demam ≥ γ8 C 2. Pemeriksaan urin dijumpai positif untuk nitrat 3. Leukosituria 40µL ataupun ada bakteriuria ≥ 10 4 mL Universitas Sumatera Utara Tabel 4. Kriteria untuk Infeksi Saluran Kemih berdasarkan Centers for Disease Control Dikutip dari : Harms H, Halle E, Andreas Meisel A. 2010. Post-Stroke Infections – Diagnosis, Prediction, Prevention And Treatment To Improve Patient Outcomes. European Neurological Review;51:39 –43 C. Infeksi lainnya Diagnosis ini ditentukan oleh : 1. Suhu ≥ γ8 C 2. Leukosit ≥ 11000mL 3. CRP ≥ 10 mgL Fluri, dkk, 2012 Universitas Sumatera Utara

II.4.2. Patogenesa Stroke-Associated Infections SAI