Rencana Pembelajaran Siswa Hiperaktif

39 2 Tes lisan adalah bila sejumlah pengikut tes, satu demi satu diuji secara lisan oleh seorang penguji atau lebih. 3 Tes praktek adalah tes yang dinilai berdasarkan praktek dalam melakukan sesuatu, seperti mata pelajaran olahraga.

3. Rencana Pembelajaran Siswa Hiperaktif

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen pada pasal 20 menjelaskan bahwa guru berkewajiban untuk merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Dengan demikian guru diwajibkan membuat RPP sebelum melaksanakan pembelajaran. Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2005 pasal 20 menerangkan bahwa “perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar”. Wina Sanjaya 2008: 23 mengatakan bah wa “ perencanaan berasal dari kata rencana yaitu pengambilan keputusan tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan”. Dengan demikiaan, proses perencanaan dimulai dari perencanaan tujuan sampai dengan perencanaan evaluasi. Sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar Proses dijelaskan bahwa RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam mencapai KD. Setiap guru berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung interaktif. 40 Suhaidah 2012 mengatakan bahwa RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. RPP merupakan persiapan wajib yang harus dibuat oleh guru sebelum mengajar. Selain itu guru harus mempersiapkan mental, situasi emosional yang ingin dibangun, lingkungan belajar yang produktif termasuk meyakinkan siswa agar ikut serta secara penuh dalam proses pembelajaran. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP adalah rencana yang dibuat oleh guru sebelum mengajar berupa gambaran langkah-langkah pembelajaran dijabarkan dari Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar yang telah di tetapkan. Pembuatan RPP disesuaikan dengan karakteristik siswa di kelas tersebut. Tujuan pembuatan RPP adalah mempermudah pembelajaraan, meningkatkan hasil proses pembelajaran, pembelajaran yang sistematis dan mempermudah guru dalam penggunaan waktu yang efisien. Oleh karena itu, RPP hendaknya bersifat fleksibel dan memberi kemungkinan bagi guru untuk menyesuaikan dengan kondisi siswa dalam pembelajaran. Siswa yang memiliki kebutuhan khusus mempunyai perbedaan dengan siswa normal lainnya. Hal ini dapat dilihat dari karakteristik yang dimiliki. Dengan demikian, hendaknya RPP yang dibuat oleh guru di sekolah inklusi atau sekolah reguler yang di dalamnya terdapat anak berkebutuhan khusus termasuk siswa hiperaktif disesuaikan dengan kebutuhan, karakteristik siswa tersebut dan berdasarkan hasil asesmen yang telah dilakukan guru sebelum membuat RPP. 41 Untuk itu Program Pembelajaran Individu PPI merupakan cara yang tepat di dalam proses belajar mengajar di sekolah inklusi atau di sekolah reguler yang di dalamnya terdapat siswa berkebutuhan khusus termasuk hiperaktif. Endang Rochyadi dan Zaenal Alimin 2005: 103 mengemukakan bahwa proses penyusunan RPP dengan pengembangan PPI atau sering disebut dengan RPI berbeda dengan RPP klasikal biasa dilakukan di sekolah reguler. Perbedaannya terdapat pada RPP klasikal biasanya dikembangkan hanya dari kurikulum yang telah ditetapkan secara nasional, tanpa memperhatikan kebutuhan anak secara individu. Sedangkan dalam RPI dikembangkan berdasarkan dua sisi. Pertama, berdasarkan data hasil asesmen yang menggambarkan kebutuhan belajar siswa secara individual. Kedua, berdasarkan kepada materi kurikulum dari bidang studi yang disampaikan. Oleh karena itu rencana program pembelajaran individual merupakan penyesuaian antara kebutuhan anak yang materinya diambil dari kurikulum. Endang Rochyadi dan Zaenal Alimin 2005: 151 komponen RPP dengan pengembangan Program Pembelajaran Individu RPI adalah: 1 identifikasi, 2 materi, 3 rumusan tujuan, 4 metode, material media, kegiatan pembelajaran, dan 5 evaluasi. Komponen-komponen dalam RPPI dijelaskan sebagai berikut. a. Identifikasi Identifikasi mata pelajaran meliputi satuan pendidikan, kelas, semester, mata pelajaran, materi dan jumlah pertemuan. Identifikasi harus dituliskan secara jelas. 42

b. Materi

Materi ajar merupakan ruang lingkup dari pokok bahasan. Materi dapat dikembangkan oleh guru sesuai dengan asesmen dan fakta di lingkungan sekolah. c. Rumusan tujuan Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan materi yang akan diajarkan.tujuan disini meliputi tujuan jangka panjang dan jangka pendek. Setiap tujuan harus dirumuskan secara jelas, spesifik dan dapat diukur.Rumusan tujuan yang baik sekurang-kurangnya harus memuat tentang empat komponen yitu, pelaku, tingkah laku, kondisi dan kriteria. d. Metode, Material Media dan Kegiatan 1 Metode pembelajaran tidak hanya menggambarkan bagaimana bahan ajar materi disampaikan, akan tetapi secara aktif harus memilih metode pembelajaran yang dapat memberikan kemudahan dalam belajar sehingga menjadi efisien dalam proses belajar, misalnya metode games permainan, bermain peran, karya wisata, dan sebagainya. 2 Material Media sangat diperlukan dalam pembelajaran sebagai alat untuk membantu meningkatkan aktivitas siswa agar tujuan yang ditetapkan dapat dicapai dengan baik. Media pembelajaran dapat berupa audio, visual, maupun audio visual. Dalam pemilihan media hendaknya disesuaikan dengan karakteristik dan kemampuan siswa, 43 baik warna bentuk maupun tekturnya. Dihaparkan dengan adanya media siswa yang memiliki kebutuhan khusus termasuk siswa hiperaktif dapat tertarik dengan keberadaan media tersebut, sehingga mereka tidak mengganggu jalannya pembelajarn bagi siswa lainnya. 3 Aktivitas KBM dalam kontek pembelajaran individual dapat dilakukan dengan 3 setting. Pertama pembelajaran dilakukan secara individual, yaitu satu guru dengan satu siswa. Kedua pembelajaran dilakukan dalam kelompok kecil, yaitu satu guru dengan dua sampai enam anak. Ketiga pembelajaran dilakukan dalam kelompok besar, yaitu satu guru satu kelas dengan catatan guru harus membimbing siswa yang mengalami kebutuhan khusus. Kegiatan pembelajaran hendaknya dilakukan secara vareatif dengan melibatkan gerak, suara, bermain peran, simulasi dan lain-lain. Kegiatan pembelajaran harus dilakukan secara runtut dari pendahuluan, isi, dan penutup. a Pendahuluan Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Dalam kegiatan pendahuluan, guru : 1 menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; 2 mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari; 3 menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar 44 yang akan dicapai; dan 4 menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus. b Inti Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. c Penutup Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktifitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut. e. Penilaian evaluasi Penilaian evaluasi hasil belajar berfungsi untuk mengukur kemajuan siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Selain itu evaluasi dapat berfungsi untuk mengambil keputusan dalam merencanakan program pembelajaran selanjutnya. Evaluasi dalam PPI dapat dilakukan dengan cara kualitatif dan kuantitatif. 45 Mulyani Sumantri dan Johar Permana 1999: 232-237 menambahkan bahwa dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran meliputi: a merumuskan tujuan; b mengembangkan alat evaluasi; c pemilihan dan penetapan metode mengajar; c penentuan media; dan d penetapan alokasi waktu. Komponen- komponen tersebut dijelaskan sebagai berikut: a. Menentukan bahan atau materi Menentukan bahan dan materi dimaksudkan sebagai kegiatan guru menetapkan buku atau sumber yang digunakan dalam pembelajaran. Sumber pokok berupa buku paket dari pemerintah. Selain itu guru dalam memilih materi harus memperhatikan tujuan yang telah dirumuskan, karakteristik siswa, ketentuan kurikulum, dan berurutan dari yang mudah ke tingkat yang sulit. b. Pemilihan dan penetapan metode Dalam pemilihan dan penetapan metode mengajar yang akan digunakan , guru hendaknya memperhatikan tujuan yang telah dirumuskan. Metode mengajar sesungguhnya adalah cara atau alat untuk pencapaian tujuan. Karena itu, penggunaan suatu metode berarti menunjukan bagaimana seorang guru melakukan penyajian materi dengan metode yang dipilih. Metode dalam suatu pembelajaran diperbolehkan lebih dari satu, hal ini dimaksudkan untuk menarik perhatian siswa dan efektifitas pencapaian tujuan. Pemilihan metode pembelajaran di sekolah inklusi atau sekolah yang di dalamnya terdapat siswa berkebutuhan khusus termasuk siswa hiperaktif harus disesuaikan dengan materi dan karakteristik siswa. 46 c. Penentuan media Media yang perlu ditetapkan adalah media atau alat-alat yang mendukung pencapaian tujuan. Oleh karena itu media yang dicantumkan hendaknya media yang dapat menunjang keberhasilan pengajaran. Media diharapkan dapat membantu menjelaskan dan memudahkan siswa dalam memahami materi yang diajarkan. Pemilihan media pembelajaran di sekolah inklusi atau sekolah yang di dalamnya terdapat siswa berkebutuhan khusus termasuk siswa hiperaktif harus disesuaikan dengan materi dan karakteristik siswa. d. Penetapan alokasi waktu Alokasi waktu sebenarnya telah ditetapkan dalam GBPP, tetapi hal itu baru dalam bentuk alokasi waktu satu tahun. Selanjutnya guru dituntut untuk mengalokasikan waktu bagi pelaksanaan program pengajarannya. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa komponen-komponen RPP klasikal adalah; a topik; b Standar Kompetensi; c Kompetensi Dasar; dindikator; e tujuan; f materi; g metode; h kegiatan pembelajaran; i sumber belajar; dan j penilaian. Sedangkan komponen RPP dengan penggembangan PPI adalah; a identifikasi nama siswa, mata pelajaran, kelas, dan waktu, b materi, c tujuan, d metode, material, dan aktivitas, dan e evaluasi. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP klasikal dan RPP dengan pengembangan PPI mempunyai perbedaan. Hal ini dikarenakan dalam RPP dengan pengembangan PPI lebih menekankan pada pendekatan individual siswa yang memiliki kebutuhan khusus. Di sekolah reguler yang terdapat siswa berkebutuhan khusus 47 termasik siswa hiperaktif diharapkan guru membuat RPP yang mampu menggabungkan antara RPP klasikal dan RPP dengan pengembangan PPI sehingga tujuan pelaksanaan pembelajaran dapat dicapai oleh anak normal maupun anak yang memiliki kebutuhan khusus.

4. Pelaksanaan Pembelajaran Siswa Hiperaktif