30
merupakan solusi yang baik bagi perkembangan pendidikan untuk semua, khususnya bagi sekolah yang menerima siswa dengan beragam karakteristik.
Pada pembelajaran inklusi guru dituntut memiliki pengetahuan dan pemahaman yang luas tentang karakteristik siswanya, sehingga diharapkan
nantinya guru dapat memberikan penanganan yang tepat sesuai dengan karakteristik yang dimiliki siswa. Kenyataan yang ada dilapangan, tidak hanya
sekolah yang berlabel inklusi yang menerima siswa berkebutuhan khusus, namun ada sekolah reguler juga menerima siswa berkebutuhan khusus. Siswa normal
tidak memiliki kebutuhan khusus dan siswa berkebutuhan khusus menempuh pendidikan dalam satu kelas. Walaupun jumlah siswa normal lebih banyak dari
pada siswa yang memiliki kebutuhan khusus. Berdasarkan hasil observasi peneliti dalam satu kelas biasanya terdapat 3-5 siswa berkebutuhan khusus.
Berdasarkan pendapat di atas dapat ditegaskan bahwa siswa adalah peserta didik yang merupakan anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi diri memali proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Guru hendaknya mampu mengatasi masalah yang
ditimbulkan oleh siswa sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.
d. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran merupakan cara yang dipilih guru dalam melakukan pendekatan saat pembelajaran. pendekatan pembelajaran berfungsi
sebagai perantara keberhasilan penyambaian materi yang dilakukan oleh guru. pendekatan pembelajaran yang biasanya digunakan untuk sekolah inklusi ataupun
31
sekolah yang didalamnya terdapat siswa yang memiliki kebutuhan khusus termasuk siswa hiperaktif idealnya menggunakan pendekatan indiviual.
Guru diharapkan dapat mengajar menggunakan gaya konvensional klasikal, mengingat guru menghadapi siswa yang tidak sedikit dalam satu kelas.
Maksudnya guru kelas tetap berperan sebagai pengajar dan fasilitator yang mengampu satu kelas dengan berbagai karakteristik siswa. Namun selain
menggunakan gaya konvensional klasikal guru juga menggunakan pendekatan individual pada siswa yang memiliki kebutuhan khusus termasuk siswa hiperaktif.
Pendekatan secara individual dapat guru lakukan di langkah awal sebelum merancang pembelajaran. Langkah awal guru adalah melakukan asesmen.
Tarmansyah 2007: 183 menyatakan bahwa assesmen merupakan suatu proses dalam upaya mendapatkan informasi tentang hambatan-hambatan belajar dan
kemampuan yang sudah dimiliki serta kebutuhan yang harus dipenuhi. Hal ini dilakukan agar dijadikan dasar daam membuat program pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik siswa. Program pembelajaran individual dimaksudkan agar pembelajaran yang diberikan sesuai dengan kemampuan dan karakteristik siswa.
Diharapkan dengan menggunakan pendekatan individual dan pendekatan konvensional klasikal dapat menciptakan pembelajaran yang ramah dan
fungsional untuk semua siswa. Dengan demikian semua siswa diharapkan mampu mengembangkan potensi yang mereka miliki.
e. Metode Pembelajaran
Dwi Siswoyo, dkk 2007: 142 mengemukakan bahwa metode adalah cara yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan. Pada dasarnya metode
32
dalam pembelajaran inklusi ataupun sekolah reguler yang di dalamnya terdapat siswa berkebutuhan khusus dapat diaplikasikan dengan metode pembelajaran pada
pembelajaran yang ada di sekolah reguler. Namun pada pembelajaran inklusi wajib menggunakan metode konvensional dan metode khusus untuk memberikan
layanan pendidikan dalam pelaksanaan pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan pada kelas inklusi menggunakan
dua prinsip, yaitu prinsip utama dan prinsip khusus. Tarmansyah 2007: 191-194 mengungkapkan prinsip-prinsip umum pembelajaran di kelas inklusi:
“1 metode yang digunakan diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa; 2 metode kontekstual yang memanfaatkan sumberdaya
yang ada dilingkungan sekitar; 3 strategi belajar terarah, yang mengemukakan tujuan pembelajaran secara jelas; 4 dinamika sosial
yang mampu mengoptimalkaan interaksi sosial; 5 belajar sambil bekerja, diaplikasikan dengan percobaan; 6 pendekatan individual dengan tujuan
mengenali karakteristik siswa secara mendalam; 7 metode inkuiri yang mendorong siswa melibatkan diri dalam pemecahan masalah yang
dihadapi; 8 metode pemecahan masalah, dengan metode ini diharapkan anak mampu memecahkan masalah yang dihadapi sesuai dengan
k
emampuan yang dimiliki”. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode adalah
cara yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan. Pemilihan metode pembelajaran dalam sekolah inklusi atau sekolah yang di dalamnya terdapat siswa
yang memiliki kebutuhan khusus termasuk siswa hiperaktif harus disesuaikan dengan karakteristiknya. Pnggunaan metode dengan prinsip khusus pada kelas
inklusi bergantung pada karakteristik siswa yang ada didalam kelas tersebut. Prinsip khusus mengarah pada metode pembelajaran khusus yang digunakan guru
dalam membantu proses kegiatan belajar mengajar untuk siswa berkebutuhan khusus.
33
f. Guru