Guru Komponen-Komponen Pembelajaran Siswa Hiperaktif

33

f. Guru

Kata Guru berasal dari bahasa Sansekerta “guru”yang juga berarti guru, tetapi arti harfiahnya adalah “berat” yaitu seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Undang- Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen menyebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Dwi Siswoyo, dkk 2007: 126 mengungkapkan bahwa pendidik adalah setiap orang yang dengan sengaja mempengaruhi orang lain untuk mencapai tingkat kemanusiaan yang lebih tinggi. Guru bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan terhadap siswa yang bertujuan untuk mencapai jenjang kedewasaan. Di dalam masyarakat, dari yang paling terbelakang sampai yang paling maju, guru memegang peranan penting. Guru merupakan satu diantara pembentuk-pembentuk utama calon warga masyarakat. Peranan guru tidak hanya terbatas sebagai pengajar penyampai ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai pembimbing, pengembang, dan pengelola kegiatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Daoed Yoesoef 1999: 15 menyatakan bahwa seorang guru mempunyai tiga tugas pokok yaitu tugas profesional, tugas manusiawi, dan tugas kemasyarakatan. Tugas profesional dari seorang guru yaitu meneruskan atau 34 transmisi ilmu pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai lain yang sejenis yang belum diketahui anak dan seharusnya diketahui oleh anak. Tugas manusiawi adalah tugas-tugas membantu anak didik agar dapat memenuhi tugas-tugas utama dan manusia kelak dengan sebaik-baiknya. Tugas- tugas manusiawi itu adalah transformasi diri, identifikasi diri sendiri dan pengertian tentang diri sendiri. Tugas kemasyarakatanmerupakan konsekuensi guru sebagai warga negara yang baik, turut mengemban dan melaksanakan apa- apa yang telah digariskan oleh bangsa dan negara lewat UUD 1945 dan GBHN. Ketiga tugas guru itu harus dilaksanakan secara bersama-sama dalam kesatuan organis harmonis dan dinamis. Seorang guru tidak hanya mengajar di dalam kelas saja tetapi seorang guru harus mampu menjadi katalisator, motivator dan dinamisator pembangunan tempat di mana ia bertempat tinggal. Dalam sekolah inklusi terdapat dua guru di dalam kelas, yaitu guru kelas dan guru pendamping khusus. Guru dituntut untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilanya dalam mengelola kelas, memilih strategi belajar, metode, media dengan baik sehingga mampu mengembangkan posensi yang dimiliki masing-masing siswa. Guru kelas dan guru pendamping dalam sekolah inklusi mempunyai peran yang saling berkaitan, yang dijelaskan berikut ini: 1 Peran Guru Kelas Wahyu Sri Ambar Arum 2005: 198 guru kelas merupakan “guru yang mampu mengemban tanggung jawab umum program-program dalam penyelenggaraan pendidikan inklusi”. Peran guru kelas antara lain: a menetapkan tujuan pembelajaran secara jelas dalam RPP; b dapat 35 memilih pendekatan yang tepat dengan disesuaikan karakteristik siswa; c mengelola materi yang akan diajarkan; d terampil dalam memilih dan menggunakan metode yang dapat meningkatkan motivasi siswa; dan e melakukan evaluasi belajar. 2 Peran Guru Pendamping John W Santrick 2007: 246 “guru pendamping khusus adalah guru sumber daya berfungsi memberikan pelayanan yang bermanfaat bagi anak- anak yang memiliki kebutuhan khus us”. Guru pendamping khusus ini tentu harus memiliki kompetensi khusus untuk menangani siswa berkebutuhan khusus. Guru pendamping harus mampu bekerja sama dengan guru kelas mulai dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi. Pada sekolah reguler yang memiliki siswa berkebutuhan tidak ada guru pendamping, sehingga guru kelas harus merangkap tugas dari guru khusus. Guru kelas di sekolah seguler yang memiliki siswa berkebutuhan dituntut untuk menguasai semuanya

g. Alat Pembelajaran Media