10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Mengenai Siswa Hiperaktif
1. Pengertian Siswa Hiperaktif
Tin Suharmini 2005: 7 mengunggkapkan bahwa istilah hiperaktivitas berasal dari dua kata, yaitu hyper berarti banyak, di atas, tinggi dan activity berarti
keadaan yang selalu bergerak, mengadakan eksplorasi serta respon terhadap rangsangan dari luar. Dengan demikian istilah dari hiperaktivitas berarti aktifitas
yang dimiliki sangat tinggi tidak bertujuan dan cenderung bersifat negatif.
Arga Paternotte dan Jan Buitelaar 2010: 4 mengemukakan bahwa hiperaktif atau yang sering disebut dengan Attention Deficit Hyperactivity
Disorder ADHD anak yang selalu bergerak sepanjang hari, dan tidak dapat duduk diam dikursi, merasa tidak tenang, mudah terganggu dan cepat frustrasi.
senada dengan Arga, Fardimand Zaviera 2007: 11 mengungkapkan bahwa anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan pemusatan perhatian
dengan hiperaktivitas GPPH atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder ADHD. Mudzakkir Hafidz 2010 hiperaktif adalah gangguan tingkah laku yang
tidak normal yang disebabkan disfungsi neurologia dengan gejala utama tidak mampu memusatkan perhatian. Dari beberapa istilah di atas penulis memilih
menggunakan istilah hiperaktif dalam penelitian ini. Dari beberapa pendapat di atas dapat ditegaskan bahwa hiperaktif adalah
gangguan pada tingkah laku yang ditandai dengan tingginya aktifitas yang tidak bertujuan dan bersifat negatif yang disebabkan oleh disfungsi neurologia.
Hiperaktif ini ditandai dengan gejala utama tidak mampu memusatkan perhatian.
11
2. Faktor Penyebab Siswa Hiperaktif
Betty B. Osman 2002: 26- 32 menyatakan bahwa penyebab anak hiperaktif ada 4 yaitu faktor kelemahan saraf sensor, faktor genetik, faktor
pranatal, dan faktor lingkungan. Lebih lanjut dapat dikaji sebagia berikut: a.
Faktor Kelemahan Saraf Sensor Faktor kelemahan saraf sensor yaitu lemahnya saraf sensor yang ada di
otak dapat mengacu pada sistem kerja mata dan telinga anak, atau pada hubungan saraf pusat sehingga sering terjadi kesalahan dalam menyampaikan
pesan-pesan ke saraf pusat. Hal ini merupakan salah satu penyebab anak mengalami gangguan hiperaktif.
b. Faktor Genetik
Salah satu penyebab faktor hiperaktif adalah faktor genetik. Faktor Genetik merupakan faktor internal yang diwariskan dari keluarganya.
c. Faktor Prenatal
Salah satu faktor hiperaktif adalah faktor pranatal. Faktor pranatal yaitu kondisi yang dialami ibu saat kehamilan seperti kelahiran prematur, berat
badan turun pada masa kehamilan, atau luka fisik serius dapat mempengaruhi kondisi anak yang dilahirkan mengalami hiperaktif. Namun hal ini masih
dalam penelitian lebih lanjut. d.
Faktor Lingkungan Lingkungan dapat menyebabkan perilaku anak menjadi hiperaktif. Hal
ini dikarenakan lingkungan yang negatif meliputi pengabaian, penyiksaan,
12
kurang gizi dan deprivasi budaya dapat menyebabkan anak mengalami gangguan hiperaktif.
Ada beberapa faktor penyebab utama anak mengalami hiperaktif. Tin Suharmini 2005: 37 mengemukakan bahwa ada 6 faktor yang dapat
mempengaruhi anak hiperaktif yaitu faktor neurologi, toxic reactious, kondisi pranatal, faktor genetik, faktor biologis dan faktor lingkungan. Lebih lanjut dapat
dikaji sebagai berikut: a.
Faktor Neurologik Banyak ahli yang mengemukakan bahwa penyebab dari hiperaktif
adalah kerusakan yang terdapat pada neurologis. Kerusakan pada neurologis yang ada dalam otak ini akan menyebabkan gangguan pada susunan saraf
menjadi kacau atau tidak teratur. Dengan kata lain bahwa faktor lemahnya susunan syaraf pada seorang anak akan menyebabkan hiperaktivitas.
b. Toxic Reaction
Hiperaktif juga dapat disebabkan karena reaksi toxic keracunan. Banyak para ahli menyatakan dengan istilah timbal. Timbal ini diperoleh
manusia melalui udara yang sudah tercemar dihirup manusia, makanan dalam kemasan kaleng, asap dari cerobong pabrik dan proses industri. Jika
kandungan timbal dalam tubuh sudah banyak maka akan menyebabkan infeksi. Infeksi anak masuk pada otak dan mempengaruhi fungsi intelektual,
persepsi, sensasi dan memori. Dengan demikian orientasi dan memori tidak dapat bekerja dengan baik sehingga anak menjadi berperilaku hiperaktif.
13
c. Kondisi Parental
Kondisi pranatal dapat mempengaruhi tingkah laku anak setelah lahir menjadi anak hiperaktif, seperti:
1 Toxaemia adalah suatu kondisi dimana ibu hamil pada tahap akhir
mengalami tekanan darah meningkat, kaki membengkak, dan protein terbuang melalui urine. Hal ini ada kemungkinan anak yang dilahirkan
anak mengalami gangguan hiperaktif. Namun tidak semua ibu hamil yang mengalami hal tersebut melahirkan anak dengan gangguan
hiperaktif. 2
Kebiasaan merokok pan minum minuman keras pada saat kehamilan dapat digolongkan sebaai penyebab dari hiperaktif
3 Kerusakan otak pada saat lahir. Kerusakan ini bisa terjadi karena proses
melahirkan yang mengalami kesulitan sehingga membutuhkan alat untuk membantu proses persalinan. Penggunaan alat oleh tenaga yang belum
ahli dapat menyebabkan cedera pada otak atau luka pada otak sehingga mengganggu perkembangan.
d. Faktor Genetik
Beberapa ahli mengemukakan bahwa hiperaktif disebabkan oleh faktor genetik. Ada sejumlah kromoson yang ada dalam diri manusia yang
dapat menurunkan sifat pada genenrasi berikutnya. e.
Faktor Biologis Faktor biologik merupakan salah satu penyebab terjadinya perilaku
hiperaktif, faktor ini akan mempengaruhi perkembangan anak hiperaktif.
14
Anak yang hiperaktif memiliki gangguan susunan saraf yang terdapat pada otak.
f. Faktor lingkungan
Lingkungan rumah termasuk sikap orang tua juga dapat menyebabkan anak menjadi hiperaktif. Sikap orang tua yang otoriter kadang tidak
menyebabkan anak menjadi takut namun justru kadang menentang dengan melakukan aktifitas yang tidak disukai oleh orang tuanya. Kurangnya
perhatian dari orang tua terkadang membuat anak ingin mencari perhatian dengan berperilaku yang sangat aktif. Jika hal ini tidak ditindak lanjuti maka
lama kelamaan anak akan mengalami gangguan hiperaktif. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penyebab anak
hiperaktif dibedakan menjadi 2, yaitu faktor dari dalam diri anak dan faktor dari luar diri anak. Faktor dari dalam diantaranya, neorologik, genenik dan biologis.
Sedangkan faktor dari luar adalah masa parental, toxic dan lingkungan.
3. Klasifikasi Siswa Hiperaktif