47
termasik siswa hiperaktif diharapkan guru membuat RPP yang mampu menggabungkan antara RPP klasikal dan RPP dengan pengembangan PPI
sehingga tujuan pelaksanaan pembelajaran dapat dicapai oleh anak normal maupun anak yang memiliki kebutuhan khusus.
4. Pelaksanaan Pembelajaran Siswa Hiperaktif
Kemampuan siswa hiperaktif berbeda dengan kemampuan yang dimiliki oleh siswa normal lainnya. Dengan demikian dalam proses pelaksanaan
pembelajaran siswa hiperaktif mendapatkan penanganan yang berbeda dari siswa normal lainnya. Salah satu penanganan terhadap siswa hiperaktif dalam
pelaksanaan pembelajaran menggunakan Program Pembelajaran Individual PPI. Pelaksanaan PPI berlandaskan pada aliran psikologi yang disebut dengan
behaviorisme. Aliran ini pertama kali dikembangkan oleh John. B Waston 1914, kemudian dikembangkan oleh BF. Skinner 1974. Aliran behaviosisme
menyatakan bahwa tingkah laku manusia dapat dibentuk, diubah dan dihilangkan. Aliran behaviorisme ini berkeyakinan bahwa tingkah laku itu merupakan hasil
belajar. Oleh karenanya tingkah laku dapat diubah dengan jalan mengubah lingkungan dimana individu itu berada.
Proses pelaksanaan pembelajaran bagi siswa hiperaktif hendaknya sejalan dengan yang telah direncanakan dalam RRP dengan pengembangan PPI. Hal ini
sejalan dengan yang diungkapkan oleh Mulyani Sumantri dan Johar Permana 1999: 237 menyatakan bahwa dalam melaksanakan program pengajaran guru
hendaknya mengikuti langkah yang konsisten dengan rumusan- rumusan yang
48
telah disusun dalam RPP. Namun tidak menutup kemungkinan pelaksanaan pembelajaran berbeda dengan RPP yang telah disususn. Hal ini dikarenakan guru
menyesuaikan keadaan siswa khususnya siswa hiperaktif. Dalam penyampaian materi untuk siswa hiperahtif diperlukan bimbingan secara individual. Selain itu
dalam pengerjaan tugas, siswa hiperaktif berbeda dengan siswa normal lainnya. Misalnya: siswa normal diberikan tugas dengan tata aturan 1-5. Jika siswa normal
akan mengerjakan dari aturan 1 menuju aturan 5. Sedangkan untuk siswa hiperaktif dilakukan secara terbalik dimulai dari urutan ke 5 menuju urutan ke 1.
Dengan demikian bimbingan individual dari guru sangat dibutuhkan dalam pembelajaran.
Komponen dalam RPP meliputi mata pelajaran, tema tujuan, metode sampai pada evaluasi pembelajaran disesuaikan dengan karakterteristik anak
hiperaktif. Disamping itu, guru harus mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan komponen-komponen behaviorisme yang harus ada dalam
pembelajaran, khususnya siswa hiperaktif. Pelaksanaan proses pembelajaran dimulai dari kegiatan pembelajaran yang
di dalamnya terdapat tahap pendahuluan, isi dan penutup. Kegiatan pendahuluaan dapat meliputi membuka pembelajaran. Ngatman Soewito 2013: 19
menytatakan bahwa kegiatan membuka pelajaran kegiatan yang berisi usaha mengkoordinasikan siswa agar siap secara mental dan fisik untuk mengikuti
pembelajaran. Tahap selanjudnya adalah isi atau sering disebut dengan inti pembelajaran. dimana materi akan disampaikan oleh guru sesuai dengan RPP
yang telah disusun sebelumnya. Materi akan tersampaikan dengan baik jika guru
49
sudah menguasai semua ketempilan yang dibutuhkan dalam tahap isiinti pembelajaran. Ngatman Soewito 2013: 20-22 pada tahap isi guru harus
menguasai beberapa keterampilan diantaranya a keterampilan membuka pelajaran, b keterampilan menyampaikan materi, c keterampilan interaksi
pembelajaran, dan d keterampilan berbahasa, gerak dan penggunaan waktu selang. Lebih lanjud dapat dikaji sebagai berikut :
a. Keterampilan membuka pelajaran
Dalam keterampilan membuka pelajaran meliputi mempersiapkan siswa, melakukan apersepsi, menjelaskan pokok bahasan yang akan dibahas, dan
menyampaikan KD. Kegiatan membuka pelajaran bertujuan untuk menarik perhatian
dan motivasi
pembelajaran khususnya
siswa hiperaktif,
menginformasikan cakupan materi yang akan dipelajari. Guru diharapkan di dalam keterampilan membuka pelajaran ini dapat
mengkondisikan semua siswa termasuk siswa hiperaktif sebelum pembelajaran dimulai. Selain itu dalam keterampilan membuka pelajaran guru diharapkan
mampu memberikan motivasi dan menyampaikan KD kepada semua siswanya termasuk siswa hiperaktif, sehingga dalam pembelajaran siswa lebih semangat.
b. Keterampilan penyampaian materi
Keterampilan menyampaikan materi meliputi kesesuaian urutan materi dengan KD, penguasaan materi pembelajaran, dan penyampaian materi secara
logis dan sistematis. Indikator keberhasilan dari keterampilan penyampaian materi adalah 1 membantu siswa memahami dengan jelas semua permasalahan dalam
kegiatan pembelajaran, 2 siswa khususnya siswa hiperaktif mampu memahami
50
suatu konsep dengan benar, dan 3 siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Di dalam keterampilan penyampaian materi ini diharapkan guru mampu
melaksanakan indikator keberhasilan penyampaian materi. Sehingga semua siswa termasuk siswa hiperaktif mampu menerima materi pembelajaran dengan baik.
Untuk penyampaian materi pada siswa hiperaktif dapat menggunakan bimbingan secara individual.
c. Keterampilan interaksi pembelajaran
Keterampilan interaksi pembelajaran meliputi kesesuaian langkah pembelajaran, keaktifan mengelola kelas, kesesuaian metode dan media dengan
KD, kecakupan penggunaan waktu selang, dan kecakupan menggunakan media dan sumber belajar. Ketercapaian dalam keterampilan ini meliputi 1
pembelajaran berjalan secara lancar semua siswa dapat dikendalikan tidak terkecuali siswa hiperaktif, 2 ketepatan penggunaan metode dan media
khususnya untuk siswa hiperaktif, dan 3 ketepatan penggunaan waktu. Dalam pembelajaran diharapkan penggunaan waktu dapat efektif dan tepat. Metode dan
media yang digunakan guru diharapkan mampu menarik perhatian dan motivasi siswa khususnya siswa hiperaktif. Guru harus mampu memmilih media dan
metode yang sesuai dengan karakteristik siswa khususnya siswa hiperaktif. d.
Keterampilan berbahasa, gerak dan penggunaan waktu selang Keterampilan berbahasa, gerak dan penggunaan waktu selang meliputi
volume suara, kejelasan, ketetapan penggunaan bahasa, keaktifan dan keluesan gerak, kepercayaan diri dan kecakupan proporsi waktu. Indikator keberhasilan
dari keterampilan berbahasa, gerak dan penggunaan waktu selang adalah 1
51
volume suara yang memadai artinya suara guru dapat terdengar jelas di semua sudut ruangan. 2 intonasi bervareasi sesuai dengan materi yang disampaikan,
dengan demikian dapat menarik perhatian siswa selain itu penyampaian materi juga tidak terlihat membosankan, 3 vokal dan bahasa baik dan benar, 4
penggunaan waktu selang efektif, dan 4 pandangan mata menyeluruh. Dihapakan guru mampu menguasai keterampilan ini sehigga pembelajaran dapat berjalan
optimal. Setelah pelaksanaan pembelajaran, tahap selanjudnya dalam pembelajaran
adalah evaluasi. Evaluasi merupakan cara yang digunakan guru untuk mengetahui seberapa besar kemampuan yang didapat siswa melalui pembelajaran. Selain itu
evaluasi juga dapat digunakan sebagai tolak ukur pemilihan metode dan media pembelajaran bagi guru. Untuk itu guru harus mempunyai keterampilan evaluasi.
Ngatman Soewito 2013: 21 keterampilan ini meliputi pelaksanaan evaluasi proses dan hasil. Indikator pelaksanaan evaluasi yang baik adalah sebagai berikut.
a. Jenis evaluasi sesuai dengan kompetensi pembelajaran
b. Jenis evaluasi mampu mengukur kemampuan siswa secara kognitif,
afektif, maupun psikomotor c.
Bentuk evaluasi sesuai dengan ranah yang akan dicapai dan karakteristik siswa.
Proses evaluasi dapat dilakukan tidak hanya terletak pada akhir pembelajaran, namun dapat dilaksanakan sepanjang proses pembelajaran. Proses
evaluasi seperti ini diharapkan dapat membantu pemahaman pembelajaran khususnya pada siswa hiperaktif. Selain itu, bentuk evaluasi dapat mempengaruhi
52
pencapaian tujuan pembelajaran. Diharapkan guru mampu memberikan evaluasi yang tepat bagi siswa hiperaktif sehingga bener-benar dapat mengukur kemajuan
siswa tersebut. Tahapan pembelajaran yang terakhir adalah penutup. dalam kegiatan
penutup guru harus memiliki keterampilan menutup. Ngatman Soewito 2013: 19 menyatakan bahwa keterampilan menutup pelajaran adalah keterampilan guru
mengakhiri pembelajaran. Indikator kegiatan penutup yang baik sebagai berikut. a.
Membuat kesimpulan materi pembelajaran b.
Membuat ringkasan materi pembelajaran c.
Menyampaikan materi berikutnya d.
Memberi tugas Guru diharapkan sudah menguasai seluruh keterampilan dalam mengajar.
Sehingga diharapkan mampu melaksanakan pembelajaran dengan maksimal, baik untuk siswa hiperaktif maupun siswa normal.
C. Kerangka Pikir
Pendidikan yang cocok ditempuh bagi anak yang mengalami gangguan diantaranya hiperaktif adalah pendidikan inklusi. Dimana pendidikan inklusi
memberikan layanan khusus bagi anak berkebutuhan khusus. Namun dalam penelitian ini anak yang hiperaktif mengikuti pembelajaran di sekolah dasar
reguler. Secara kasat mata tidak ada perbedaan fisik yang mencolok antara anak yang normal dengan anak yang hiperaktif.