Evaluasi Program Reguler Homeschooling Anak Pelangi Yogyakarta

104 “Faktor pendukungnya mungkin salah satunya dari suasana sekolah yang dibangun sangat humanis, Mas.Jadi siswa dan tutor dalam kegiatan pembelajaran sama-sama merasa nyaman.”HW07052015. Dalam kesempatanlain, Ibu AR saat disinggung mengenai faktor pendukung dalam kegiatan pembelajaran di Homeschooling Anak Pelangi mengatakan: “Faktor pendukungnya salah satunya karena di sini di Homeschooling Anak Pelangi kan maksimal jumlah siswa di kelas hanya 4 siswa, yang mana hal tersebut lebih mempermudah tutor dalam melakukan kegiatan pembelajaran, dan tentunya juga lebih efektfif karena tutor bisa memperhatikan siswa-siswi secara lebih intensif karena memang jumlah siswa dalam satu kelas tidak mencapai puluhan siswa seperti di sekolah pada umumnya.” HW07052015. Pendapat Ibu AR di atas, selain mengupas mengenai salah satu faktor pendukung dalam kegiatan pembelajaran di Homeschooling Anak Pelangi, juga sekaligus membuktikan bahwa modifikasi pembelajaran dalam kelas yang dilakukan pihak manajemen Homeschooling Anak Pelangi terbukti efektif karena mendapatkan feedback yang positif, baik dari tutor maupun siswa.

b. Faktor Penghambat

Terdapat beberapa faktor penghambat mengenai pelaksanaan Homeschooling secara umum. Yang paling terlihat, sekalipun telah memperoleh pengakuan dan legalitas yang nyata, tetap tidak dapat 105 dipungkiri hingga saat ini, praktek pendidikan Homeschooling masih dipandang sebelah mata oleh sebagian besar masyarakat dan dianggap sebagai sebuah metode pendidikan yang tidak memiliki fondasi yang kuat. Keraguan masyarakat dapat dibuktikan salah satunya melalui jumlah siswa di Homeschooling-Homeschooling yang meskipun dengan segudang kelebihannya dibandingkan sistem pendidikan formal, tetap tidak pernah mengungkuli jumlah siswa di sekolah formal yang bahkan mungkin bukan termasuk sekolah fomal unggulan. Sebagai lembaga Homeschooling, hal tersebut tentu juga dialami oleh Homeschooling Anak Pelangi, terlebih Homeschooling Anak Pelangi merupakan lembaga Homeschooling yang relatif masih baru. Faktor penghambat implementasi program reguler Homeschooling Anak Pelangi Yogyakarta dari segi teknis jelas mengenai keterbatasan ruang belajar yang merupakan konsekuensi dari minimnya luas Homeschooling Anak Pelangi. Tidak idealnya luas Homeschooling Anak Pelangi pada akhirnya berimbas pada banyak hal, seperti minimnya fasilitas karena terbentur keterbatasan lahan. Hal ini jelas terlihat dari ketiadaan ruang khusus untuk perpustakaan, UKS, laboratorium, maupun tempat ibadahmusholla lihat lampiran 12. Terbatasnya jumlah ruang belajar yang terdapat di Homeschooling Anak Pelangi juga pada akhirnya menghambat kegiatan pembelajaran di Homeschooling Anak Pelangi.Hal ini dibenarkan oleh Miss SW: 106 “Faktor penghambatnya yang utama jelas keterbatasan ruang ya, Mas. Proses pembelajaran seringkali mengalami kesulitan karena keterbatasan ruang.”HW20042015. Faktor penghambat yang lain ialah seringnya terjadi miskomunikasi antara Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta dengan Homeschooling Anak Pelangi, hal ini dikatakan oleh Miss IC: “Kami juga seringkali mengalami miskomunikasi dengan pihak atasan, yang dalam hal ini yakni Dinas Pendidikan. Di Dinas pendidikan sendiri, mereka antar divisi seringkali memiliki pendapat dan informasi yang berbeda-beda. Hal ini tentunya berimplikasi kepada kami dan tentunya sangat menghambaat kami ya, Mas. Kami jadi bingung informasi mana yang benar. ”HW20042015. Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta juga acap kali tidak informatif mengani suatu pengunguman atau agenda-agenda penting yang menyangkut implementasi program reguler Homeschooling. Hal ini dibenarkan oleh Miss SW: “Dinas Pendidikan juga seringkali kurang informatif mengenai misalnya lomba-lomba tertentu. Kemarin sebenarnya ada semacam pelatihan atau upgrading bagi para staf dan tutor Homeschooling, namun kami sama sekali tidak mengetahui karena memang informasi tersebut tidak sampai ke kami.” HW20042015. Tentu seharusnya terdapat suatu keselarasan dalam penyampaian infromasi kegiatan maupun agenda dari Dinas terhadap lembaga-lembaga Homeschooling, terlebih apabila kegiatan dan agenda tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas suatu lembaga Homeschooling itu sendiri.