Pengertian Implementasi Implementasi Program

16

2. Homeschooling

a. Pengertian Homeschooling

Homeschooling secara etimologis dapat dimaknai sebagai “Sekolah Rumah”. Istilah ini dipakai secara resmi oleh Kemendikbud untuk menyebut Homeschooling. Namun pada hakekatnya Homeschooling merupakan sebuah sekolah alternatif yang mencoba menempatkan anak sebagai subjek belajar dengan pendekatan pendidikan secara at home. Meski disebut Homeschooling, tidak berarti anak akan terus menerus belajar di rumah, tetapi anak-anak dapat belajar di mana saja dan kapan saja asal situasi dan kondisinya benar-benar nyaman dan menyenangkan seperti layaknya berada di rumah. Keunggulan secara individual inilah yang memberi makna bagi terintegrasinya mata pelajaran kepada peserta didik. Sumardiono 2007: 4 mengatakan, Homeschooling adalah model pendidikan di mana sebuah keluarga memilih untuk bertanggung jawab sendiri atas pendidikan anaknya dengan menggunakan rumah sebagai basis pendidikannya. Memilih untuk bertanggungjawab berarti orangtua terlibat langsung menentukan proses penyelenggaraan pendidikan, penentuan arah dan tujuan pendidikan, nilai-nilai yang hendak dikembangkan, kecerdasan dan keterampilan, kurikulum dan materi, serta metode dan praktek belajar. 17 Homeschooling, menurut Windya Novita 2007: 191 adalah kegiatan belajar di rumah yang terpogram, dimana anak punya waktu khusus untuk belajar. Kegiatan belajarnya terstruktur dan sistematis dan tetap mengacu pada kurikulum standar. Selain itu, setiap periode anak juga menjalani tes tertentu untuk mengetahui sejauh mana prestasi belajar yang sudah dicapai. Untuk mendapatkan ijasah seperti di sekolah formal, anak yang mengikuti metode Homeschooling bisa mendapatkannya melalui ujian persamaan yang dilakukan Dekdikbud departemen pendidikan dan kebudayaan. Sedangkan Homeschooling menurut Direktorat Pendidikan Kesetaraan dalam Komunitas Sekolah Rumah sebagai Satuan Pendidikan Kesetaraan 2007: 12, adalah proses layanan pendidikan yang secara sadar, teratur dan terarah dilakukan oleh orangtuakeluarga di rumah atau tempat-tempat lain dimana proses pembelajaran dapat berlangsung dalam suasana yang kondusif dengan tujuan agar setiap potensi anak yang unik dapat berkembang secara maksimal. Seto Mulyadi 2007: 48 menjelaskan bahwa Homeschooling akan membelajarkan anak-anak dengan berbagai situasi, kondisi, dan lingkungan sosial yang terus berkembang. Orangtua seharusnya memusatkan perhatian pada anak-anak, selama mereka terjaga dan beraktivitas, kedekatan orangtua dengan anak-anaknya dapat dijadikan cara belajar yang efektif dan bisa dikaitkan dengan pengalaman- 18 pengalaman yang menyenangkan yang didapatkan dari fasilitas yang ada di dunia nyata. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa Homeschooling merupakan suatu bentukmodel pendidikan yang mencoba menempatkan anak sebagai subjek belajar dengan pendekatan pendidikan secara at home. Meski dinamakan Homeschooling, anak-anak dapat belajar di mana saja dan kapan saja selama situasi dan kondisinya benar-benar nyaman dan menyenangkan seperti layaknya berada di rumah. Dalam Homeschooling, orangtua dituntut untuk terlibat langsung dalam menentukan proses penyelenggaraan pendidikan, penentuan arah dan tujuan pendidikan, nilai-nilai yang hendak dikembangkan, kecerdasan dan keterampilan, kurikulum dan materi, serta metode dan praktek belajar. Meski demikian, Homeschooling tetap memiliki kegiatan belajar yang terstruktur dan sistematis dan tetap mengacu pada kurikulum standar. Selain itu, setiap periode anak juga menjalani tes tertentu untuk mengetahui sejauh mana prestasi belajar yang sudah dicapai. Homeschooling merupakan suatu bentuk pendidikan informal, yang telah dianggap legal di mata hukum Indonesia. Negara sendiri tidak mengatur secara mendetail mengenai pola pembelajaran dalam Homeschooling, namun hasil pendidikan Homeschooling nantinya diakui samasetara setelah peserta didik Homeschooling lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan, yang dalam hal ini melalui Ujian 19 Penyetaraan Paket ABC. Hal ini telah disinggung pada UU No. 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional. Pada hakekatnya, baik Homeschooling maupun sekolah umum, sama-sama merupakan sebuah sarana yang dapat menghantarkan anak- anak mencapai tujuan pendidikan seperti yang diharapkan. Namun Homeschooling memiliki perbedaan yang sangat kentara dibandingkan dengan sistem pendidikan formal pada umumnya. Pada sistem sekolah konvensional, tanggung jawab pendidikan anak didelegasikan orangtua kepada tutor dan pengelola sekolah. Pada Homeschooling, tanggung jawab pendidikan anak sepenuhnya berada di tangan orangtua. Sistem di sekolah terstandarisasi untuk memenuhi kebutuhan anak secara umum, sementara sistem pada Homeschooling disesuaikan dengan kebutuhan, bakat, dan potensi anak serta kondisi keluarga. Pada sistem sekolah pendidikan formal, segala hal mengenai pembelajaran di sekolah telah ditentukan sedemikian rupa, dari mulai kurikulum, jadwal belajar, jam istirahat hingga seragam yang harus dikenakan telah ditentukan bagi seluruh siswa. Sebaliknya, pada Homeschooling jadwal belajar fleksibel, tergantung pada kesepakatan antara anak dan orangtua. Kurikulum yang diberikan pada anak juga dapat ditentukan sendiri oleh orangtua dan anak sesuai dengan kebutuhan anak.