Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

13 Sedangkan menurut ahli lain, Hanifah Harsono 2002: 67 dalam Implementasi Kebijakan dan Politik berpendapat bahwa implementasi ialah suatu proses untuk melaksanakan kegiatan menjadi tindakan kebijakan dari politik kedalam administrasi. Pengembangan suatu kebijakan dalam rangka penyempurnaan suatu program. b. Pengertian Program Program merupakan tahap-tahap dalam penyelesaian rangkaian kegiatan yang berisi langkah-langkah yang akan dikerjakan untuk mencapai tujuan dan merupakan unsur pertama yang harus ada demi tercapainya kegiatan implementasi. Manila 1996: 43 berpendapat bahwa program dinilai dapat menunjang implementasi, karena di dalam program, dimuat beberapa aspek yang dapat menunjang implementasi, antara lain: 1 Adanya tujuan yang ingin dicapai. 2 Adanya kebijaksanaan-kebijaksanaan yang diambil dalam mencapai tujuan itu. 3 Adanya aturan-aturan yang harus dipegang dan prosedur yang harus dilalui. 4 Adanya perkiraan anggaran yang dibutuhkan. 5 Adanya strategi dalam pelaksanaan Sedangkan pengertian program menurut Jones 1984 adalah cara yang disahkan untuk mencapai tujuan. Dalam pengertian tersebut 14 menggambarkan bahwa program-program adalah penjabaran dari langkah-langkah dalam mencapai tujuan itu sendiri. Jones 1991: 35 memaparkan keefektifan suatu program dapat dinilai dari 3 tiga aspek, yakni: 1 Organisasi Pelaksanaan sebuah program haruslah dinaungi oleh sebuah organisasi yang memiliki struktur organisasi, sumber daya manusia, perlengkapan, serta didukung oleh perangkat hukum yang jelas. Sumber daya manusia yang berkualitas berkaitan dengan aparatur petugas yang terlibat dalam pelaksanaan program dalam melaksanakan tugas-tugasnya. 2 Interpretasi Unntuk melihat apakah program yang akan dilaksanakan telah sesuai dengan peraturan yang berlaku, yang mana harus sesuai dengan peraturan dari tingkat pusat, program yang terkait harus sesuai dengan petunjuk pelaksana dan petunjuk teknis yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang. Petunjuk teknis disini bersifat strategis lapangan agar dapat berjalan efisien dan efektif, rasional dan realistis. 3 Penerapan Apabila petunjuk pelaksana dan teknis telah berjalan sesuai dengan ketentuan, program harus dilengkapi dengan prosedur kerja, program kerja, dan jadwal kegiatan. Prosedur kerja dalam suatu program 15 nantinya berfungsi agar dalam pelaksanaan program tidak terjadi tumpang tindih dan tidak bertentangan antara unit-unit kerja yang terdapat di dalamnya. Program kerja dalam suatu program harus terpogram dan terencana dengan baik, sehingga diharapkan tujuan program dapat terrealisasikan dengan efektif. Terakhir, suatu program harus dilengkapi dengan jadwal kegiatan yang runtut dan terintegrasi yang bertujuan untuk memudahkan diadakannya evaluasi program.

c. Implementasi Program

Program merupakan unsur utama yang harus ada demi tercapainya kegiatan implementasi. Selanjunya dalam suatu implementasi program, mutlak diperlukan adanya kelompok masyarakat yang menjadi sasaran program. Suatu kelompok masyarakat harus dilibatkan dalam impelementasi program dengan harapan masyarakat sasaran program dapat membawa hasil positif dari program yang dijalankan. Tanpa memberikan manfaat kepada masyarakat, dapat dikatakan program tersebut gagal dilaksanakan. Pada akhirnya, berhasil atau tidaknya implementasi program, bergantung pada unsur pelaksanaannya. Guna mencapai tujuan impementasi program secara efektif, pihak penyelenggara program harus melakukan aksi atau tindakan berupa penghimpunan sumber dana dan pengelolaan sumber daya alam dan manusia Wibawa, 1994 : 4. 16

2. Homeschooling

a. Pengertian Homeschooling

Homeschooling secara etimologis dapat dimaknai sebagai “Sekolah Rumah”. Istilah ini dipakai secara resmi oleh Kemendikbud untuk menyebut Homeschooling. Namun pada hakekatnya Homeschooling merupakan sebuah sekolah alternatif yang mencoba menempatkan anak sebagai subjek belajar dengan pendekatan pendidikan secara at home. Meski disebut Homeschooling, tidak berarti anak akan terus menerus belajar di rumah, tetapi anak-anak dapat belajar di mana saja dan kapan saja asal situasi dan kondisinya benar-benar nyaman dan menyenangkan seperti layaknya berada di rumah. Keunggulan secara individual inilah yang memberi makna bagi terintegrasinya mata pelajaran kepada peserta didik. Sumardiono 2007: 4 mengatakan, Homeschooling adalah model pendidikan di mana sebuah keluarga memilih untuk bertanggung jawab sendiri atas pendidikan anaknya dengan menggunakan rumah sebagai basis pendidikannya. Memilih untuk bertanggungjawab berarti orangtua terlibat langsung menentukan proses penyelenggaraan pendidikan, penentuan arah dan tujuan pendidikan, nilai-nilai yang hendak dikembangkan, kecerdasan dan keterampilan, kurikulum dan materi, serta metode dan praktek belajar.