Variabel Konsep Diri Deskripsi Data Penelitian

71 maka tidak signifikan. Ringkasan hasil korelasi product moment dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 14. Hasil Analisis Korelasi Religiusitas dengan Konsep Diri Variabel r-hit r-tab sig Religiusitas X dengan Konsep Diri Y 0,483 0,227 0,000 Sumber: data diolah, 2013 Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa nilai r hitung lebih besar dari r tabel 0,4830,227 dan nilai signifikansi sebesar 0,000, yang berarti kurang dari 0,05 0,0000,05. Berdasarkan hasil tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini diterima. Hasil analisis korelasi product moment menunjukkan terdapat hubungan antara religiusitas dengan konsep diri mahasiswa program studi bimbingan dan konseling Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2010.

B. Pembahasan 1. Tingkat Religiusitas pada Mahasiswa Prodi BK Angkatan 2010

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat religiusitas pada mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2010 mayoritas kecenderungan pada kategori sedang sebanyak 73 responden 97,3, kemudian kategori tinggi sebanyak 2 responden 2,7, dan pada kategori rendah tidak ada. Religiusitas sangat penting bagi setiap manusia. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Fuat Nashori dan Rachmy 2002: 71 bahwa fungsi religiusitas bagi manusia erat kaitannya dengan 72 fungsi agama. Agama merupakan kebutuhan emosional manusia dan merupakan kebutuhan alamiah. Agama berfungsi sebagai sumber ilmu dan sumber etika ilmu, fungsi alat justifikasi dan hipotesis, fungsi motivator serta fungsi pengawasan sosial. Seseorang yang memiliki religiusitas yang baik senantiasa menggunakan agama sebagai referensi semua perilakunya, termasuk juga dalam menghadapi segala persoalan ataupun dalam usahanya memenuhi dorongan dari dalam dirinya. Demikian pula dengan mahasiswa yang memiliki tingkat religiusitasnya baik memiliki kepribadian yang terikat erat dengan agama yang diyakininya. Melalui pemahaman dan keyakinan agama, mahasiswa akan bersikap positif terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi. Banyak faktor yang mempengaruhi religiusitas mahasiswa. Hal ini sebagaimana pendapat Rakhmat Jalaluddin 2004: 249 yang berpandangan bahwa religiusitas seseorang terbentuk melalui dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal individu. Faktor internal didasarkan pada pengaruh dari dalam diri manusia itu sendiri, yang pada dasarnya dalam diri manusia terdapat potensi untuk beragama, sedangkan faktor eksternal timbul dari luar diri individu itu sendiri, seperti karena adanya rasa takut, rasa ketergantungan ataupun rasa bersalah sense of quilt. Sementara pendapat lain dikemukkan oleh Aswinda Yunitasari 2006: 36 bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi sikap keagamaan menjadi empat macam, yaitu: faktor pendidikanpengajaran termasuk pendidikan dari 73 orang tua, tradisi-tradisi sosial, tekanan-tekanan lingkungan sosial, faktor pengalaman, faktor adanya kebutuhan, dan proses intelektual. Dengan demikian untuk membentuk religiusitas mahasiswa tidak lepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya dan dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak, baik keluarga, lingkungan akademik dan lingkungan masyarakat.

2. Konsep Diri pada Mahasiswa Prodi BK Angkatan 2010

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kecenderungan konsep diri mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2010 sebagian besar pada kategori sedang sebanyak 74 responden 98,7, pada kategori tinggi sebanyak 1 responden 1,3 dan pada kategori rendah tidak ada. Hasil penelitian mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sutary, dkk 2011 yang menyimpulkan bahwa pada umumnya konsep diri para remaja dalam kategori cukup baik. Konsep diri merupakan persepsi seseorang tentang diri sendiri yang dapat mempengaruhi tingkah lakunya, baik persepsi tentang kepuasan hidup maupun penghargaan terhadap dirinya. Mahasiswa dengan tingkat konsep diri yang baik, menilai dirinya sendiri berdasarkan pada sisi positif yang dimilikinya antara lain menilai bahwa penampilan mereka cukup menarik, mempunyai harga diri tinggi, percaya diri dengan kelebihan dan kekurangannya, mampu menyesuaikan diri dengan mudah, serta mengakui arti penting dan potensi tubuhnya. Sementara mahasiswa dengan tingkat konsep diri yang rendah menilai sisi negatif dalam dirinya antara lain

Dokumen yang terkait

Self awareness dan implikasinya pada usulan topik program pengembangan diri (Studi Deskriptif pada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta).

36 176 87

Tingkat kejenuhan belajar mahasiswa (studi deskriptif pada mahasiswa angkatan 2013 program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 1 99

Konsep diri mahasiswa : studi deskriptif pada mahasiawa angkatan 2015/2016 program studi bimbingan dan konseling Universitas Sanata Dharma dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan.

0 3 120

Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Kompetensi Komunikasi Antarpribadi Mahasiswa Sarjana Angkatan 2010 Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran.

0 0 3

(ABSTRAK) HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN PADA MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN 2005 DAN 2006 UNNES.

0 0 2

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN PADA MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN 2005 DAN 2006 UNNES.

0 1 97

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN 2010 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.

0 1 142

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PADA MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN 2008 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.

1 19 153

Deskripsi motivasi belajar mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan tahun 2010 - USD Repository

0 0 92

Tingkat kreativitas mahasiswa angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 0 103