Kerangka Pikir Peningkatan Mutu Pendidikan

44

f. Kerangka Pikir

Lahirnya Undang-Undang No. 22 Tahun 1999, yang selanjutnya diubah dengan Undang-Undang No.32 tahun 2004, yaitu Undang-Undang otonomi daerah yang kemudian diatur oleh Peraturan Pemerintah No.33 tahun 2004 yaitu adanya pergeseran kewenangan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah dalam berbagai bidang pendidikan kecuali agama, politik luar negeri, pertahanan dan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal Sri Minarti, 2011:31. Sri Minarti 2011: 32-33 menjelaskan, sebelum adanya Undang-Undang tersebut manajemen penyelenggaraan pendidikan merupakan kewenangan pemerintah pusat, namun setelah berlakunya Undang-Undang tersebut dialihkan ke pemerintah daerah, kota, dan kabupaten, kemudian hal ini dikenal dengan sebutan desentralisasi pendidikan. Bahkan, disebut secara deskriptif pada pasal 51 ayat 1 Undang- Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa: “Pengelola satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dan prinsip Manajeman Berbasi s SekolahMadrasah.” Penerapan desentralisasi pendidikan menghadirkan sekolah sebagai suatu lembaga yang memiliki otoritas dan kewenangan dalam menentukan kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan sekolah dan visi serta misi yang menjadi acuan dalam mencapai tujuan, dengan demikian diharapkan sekolah dapat meingkatkan mutu pendidikan pada tingkat satuan pendidikan. Dari visi dan misi suatu lembaga pendidikan diterjemahkan dalam bentuk sebuah kebijakan yang selanjutnya diimplementasikan dalam bentuk program dan 45 direalisasikan dalam bentuk suatu kegiatan dalam rangka mencapai tujuan yang dirumuskan dalam visi misi. Dalam sebuah proses pencapaian tujuan dari sebuah visi misi lembaga pendidikan, peningkatan mutu pendidikan merupakan aspek yang perlu untuk diperhatikan seperti yang dikemukakan oleh Siti Irine 2011: 90 bahwa Peingkatan mutu sekolah adalah suatu proses yang sistematis dan terus menerus untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dan faktor-faktor yang berkaitan dengan itu, dengan tujuan agar menjadi target sekolah dapat dicapai dengan lebih efektif dan efisien. Penelitian terhadap implementasi kebijakan peningkatan mutu didasarkan atas empat faktor pokok dalam teori Edward dan dikombinasikan dengan teori model peningkatan mutu faktor empat . Namun tidak dapat dipungkiri bahwa setiap implementasi sebuah kebijakan senantiasa terdapat faktor-faktor yang menjadi penghambat, namun tentu juga akan ada faktor pendukung dalam setiap prosesnya. Untuk lebih jelasnya dapat dibuat kerangka pikir sebagai berikut: 46 Gambar 3. Kerangka Berfikir

g. Pertanyaan Penelitian