26
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan
Menurut Subarsono 2008: 89 keberhasilan implementasi kebijakan akan ditentukan oleh banyak variabel atau faktor, dan
masing-masing variabel tersebut saling berhubungan satu sama lain. Berikut adalah beberapa teori implementasi Subarsono, 2008: 89-
104. 1
Teori George C. Edwards III 1980 Dalam pandangan Edwards III, implementasi kebijakan
dipengaruhi oleh empat variabel, yakni: a komunikasi, b sumber daya, c disposisi, dan c struktur birokrasi.
a Komunikasi
Keberhasilan implementasi kebijakan mensyaratkan agar implementor mengetahui apa yang harus dilakukan. Apa
yang menjadi tujuan dan sasaran kebijakan harus ditransmisikan kepada kelompok sasaran
target group
sehingga akan mengurangi distorsi implementasi. Apabila tujuan dan sasaran suatu kebijakan tidak jelas atau bahkan
tidak diketahui sama sekali oleh kelompok sasaran maka kemungkinan akan terjadi resistensi dari kelompok sasaran.
b Sumber daya
Walaupun isi kebijakan sudah dikomunikasikan secara jelas dan konsisten, tetapi apabila implementor kekurangan sumber
daya untuk melaksanakan, implementasi tidak akan berjalan
27 efektif. Sumber daya tersebut dapat berwujud sumber daya
manusia, yakni kompetensi implementor, dan sumber daya finansial. Sumber daya adalah faktor penting untuk
implementasi kebijakan agar efektif. c
Disposisi Disposisi adalah watak atau karakteristik yang dimiliki oleh
implementor, seperti komitmen, kejujuran, sifat demokratis. Apabila implementor memiliki disposisi yang baik, maka dia
akan dapat menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa yang diinginkan oleh pembuat kebijakan. Ketika implementor
memiliki sikap atau perspektif yang berbeda dengan pembuat kebijakan, maka proses implementasi kebijakan juga menjadi
tidak efektif. d
Struktur Organisasi Struktur organisasi yang bertugas mengimplementasikan
kebijakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan. Salah satu dari aspek struktur yang
penting dari setiap organisasi adalah adnya prosedur operasi yang standar
standard operating proccedures
atau SOP. SOP menjadi pedoman bagi setiap implementor dalam
bertindak. Struktur organisasi yang terlalu panjang akan cenderung melemahkan pengawasan dan menimbulkan
red- tape
, yakni prosedur birokrasi yang rumit dan kompleks. Ini
28 pada gilirannya menyebabkan aktivitas organisasi tidak
fleksibel. 2
Teori Merilee S. Grindle 1980 Keberhasilan implementasi menurut Merilee S. Grindle
1980 dipengaruhi oleh dua variabel besar, yakni isi kebejikan
content of policy
dan lingkungan implementasi
context of implementation.
Variabel isi kebijakan ini mencangkup: a sejauh mana kepentingan kelompok sasaran atau
target group
termuat dalam isi kebijakan; b jenis manfaat yang diterima oleh
targer group;
c sejauh mana perubahan yang diinginkan dari sebuah kebijakan; d apakah letak sebuah program sudah tepat; e
apakah sebuah kebijakan telah menyebutkan implementornya dengan rinci; f apakah sebuah program didukung oleh sumber
daya yang memadai. Sedangkan variabel lingkungan kebijakan mencakup: a
seberapa besar kekuasaan, kepentingan, dan strategi yang dimiliki oleh para aktor yang terlibat dalam implementasi kebijakan; b
karakteristik institusi dan rezim yang sedang berkuasa; c tingkat kepatuhan dan responsivitas kelompok sasaran.
3 Teori Daniel A. Mazmanian dan Paul A. Sabatier 1983
Menurut mazmanian dan Sabatier 1983, ada tiga kelompok variabel yang memengauhi keberhasilan implementasi,
yakni: a karakteristik dari masalah
tractability of the problems;
29 b karakteristik kebijakanUndang-Undang
ability of statute to structure implementation
c variabel lingkungan
nonstatutory variables affecting implementations.
a Karakteristik Masalah
1 Tingkat kesulitan teknis dari masalah yang bersangkutan.
2 Tingkat kemajemukan dari kelompok sasaran.
3 Proporsi kelompok sasaran terhadap total populasi.
4 Cakupan perubahan perilaku yang diharapkan.
b Karakteristik Kebijakan
1 Kejelasan isi kebijakan
2 Seberapa jauh kebijakan tersebut memiliki dukungan
teoritis. 3
Besarnya alokasi sumber daya finansial terhadap kebijakan tersebut.
4 Seberapa besar adanya keterpautan dan dukungan antar
berbagai institusi pelaksana. 5
Kejelasan dan konsistensi aturan yang ada pada badan pelaksana
6 Tingkat komitmen aparat terhadap tujuan kebijakan.
7 Seberapa luas akses kelompok-kelompok luar untuk
berpartisipasi dalam implementasi kebijakan. c
Lingkungan Kebijakan
30 1
Kondisi sosial ekonomi masyarakat dan tingkat kemajuan teknologi.
2 Dukungan publik terhadap sebuah kebijakan.
3 Sikap dari kelompok pemilih
constituency groups.
4 Tingkat komitmen dan keterampilan dari aparat dan
implementator. 4
Teori Donald S. Van Meter dan Carl E. Van Horn 1975 Menurut Meter dan Horn, ada lima variabel yang
memengaruhi kinerja implementasi, yakni: a Standar dan sasaran kebijakan; b sumber daya; c komunikasi antar organisasi dan
penguatan aktivitas; d karakteristik agen pelaksanaa; dan 5 kondisi sosial, ekonomi dan politik.
a Standar dan sasaran kebijakan. Standar dan sasaran kebijakan
harus jelas dan terukur sehingga dapat direalisir. Apabila standar dan sasaran kebijakan kabur, maka akan terjadi
multiinterpretasi dan mudah menimbulkan konflik di antara para agen implementasi.
b Sumber daya. Implementasi kebijakan perlu dukungan
sumber daya baik sumber daya manusia
human resources
maupun sumber daya non-manusia
non-human resources
. c
Hubungan antar Organisasi. Dalam banyak program, implementasi sebuah program perlu dukungan dan koordinasi
31 dengan instansi lain. Untuk itu, diperlukan koordinasi dan
kerjasama antar instansi bagi keberhasilan suatu program. d
Karakteristik agen pelaksana. Yang dimaksud karakteristik agen pelaksana adalah mencakup struktur birokrasi, norma-
norma, dan pola-pola hubungan yang terjadi dalam birokrasi yang semuanya itu akan mempengaruhi implementasi suatu
program. e
Kondisi sosial, politik, ekonomi. Variabel ini mencakup sumber daya ekonomi lingkungan yang dapat mendukung
keberhasilan implementasi kebijakan; sejauhmana kelompok- kelompok
kepentingan memberikan
dukungan bagi
implementasi kebijakan; karakteristik para partisipan; yakni mendukung atau menolak; bagaimana sifat opini publik yang
ada mendukung atau menolak; bagaimana sifat opini publik yang ada di lingkungan; dan apakah
elite
politik mendukung implementasi kebijakan.
f Disposisi implementor. Disposisi implementor ini mencakup
tiga hal yang penting, yakni: 1 respons implementor terhadap kebijakan, yang akan memengaruhi kemauannya
untuk melaksanakan
kebijakan; 2
kognisi, yakni
pemahamannya terhadap kebijakan; dan 3 intensitas disposisi implementor, yakni preferensi nilai yang dimiliki
oleh implementor.
32 5
Teori G. Shabbir Cheema dan Dennis A. Rondinelli 1983 Ada empat kelompok variabel yang dapat memengaruhi
kinerja dan dampak suatu program, yakni: a kondisi lingkungan; b hubungan antar organisasi; c sumber daya organisasi untuk
implementasi program; d karakteristik dan kemampuan agen pelaksana.
6 Teori David L. Weimer dan Aidan R. Vining 1999
Dalam pandangan Weimer dan Vining 1999:396 ada tiga kelompok variabel besar yang dapat memengaruhi keberhasilan
implementasi suatu program, yakni: a logika kebijakan; b lingkungan tempat kebijakan dioperasikan; dan c kemampuan
implementor kebijakan. a
Logika dari suatu kebijakan. Ini dimaksudkan agar suatu kebijakan yang ditetapkan masuk akal
reasonable
dan mendapat dukungan teoritis. Kita dapat berpikir bahwa logika
dari suatu kebijakan seperti halnya hubungan logis dari suatu hipotesis.
b Lingkungan tempat kebijakan tersebut dioperasikan akan
mempengaruhi keberhasilan implementasi suatu kebijakan. Yang dimaksud ini mencakup lingkungan sosial, politik,
ekonomi, hankam, dan fisik atau geografis. Suatu kebijakan dapat berhasil diimplementasikan di suatu daerah tertentu,
33 tetapi ternyata gagal diimplementasikan di daerah lain, karena
kondisi lingkungan yang berbeda. c
Kemampuan implementor. Keberhasilan suatu kebijakan dapat dipengaruhi oleh tingkat kompetensi dan keterampilan
dari para implementor.
3. Peningkatan Mutu Pendidikan