Menjelaskan Gurindam yang Dihubungkan dengan Konteks Menyimpulkan Isi dan Menjelaskan Bentuk Gurindam

Bab IV~ Pendidikan 103 Dalam melisankan gurindam, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut; 1. Lafal, yaitu kejelasan pengucapan bunyi bahasa kata. Untuk mengetahui pelafalan setiap kata, kalian dapat melihatnya dalam kamus bahasa Indonesia. Perhatikan pelafalan penggalan gurindam berikut ini: barang syapa tyada mìmìgang ägama, sekali-kali tiada boleh dibhilang nama, barang syapa mengenal yang empat, maka itulah orang yang ma’rifat. 2. Intonasi, yaitu naik turunnya suara. Intonasi dalam pelisanan gurindam, berkaitan dengan proses melagukan. Perhatikan contoh penggalan berikut ini ....... Jika hendakmengenalorang berbangsa, Lihat kepadabudidan bahasa. Dari contoh di atas, tanda 1 berarti intonasi naik; 2 berarti intonasi sedang atau datar, dan 3 berarti intonasi turun. Selain itu, Anda harus memerhatikan pula tanda jeda atau tanda untuk berhenti sejenak tanda. Dalam melisankan gurindam, jeda yang digunakan adalah jeda pendek, yaitu berhenti selama satu ketukan. 3. Ekspresi, yaitu gerak mimik muka yang menandakan peralatan. Dalam melisankan gurindam, Anda harus menciptakan suasana santai, tapi menampilkan kesan yang kudus dan khusuk. Sebab, gurindam berisi nasehat yang disampaikan dengan jalan bersenda gurau. Oleh karena itu, gunakan pula suara yang dalam yaitu suara dengan frekuensi rendah. 4. Mimik muka yang perlu ditampilkan adalah mimik muka yang santai tapi serius, sebagaimana saat kamu menasehati teman sebayamu.

1. Menjelaskan Gurindam yang Dihubungkan dengan Konteks

Gurindam merupakan puisi lama yang tersusun atas dua larik yang bersajak sama. Kedua larik tersebut merupakan sebuah kalimat majemuk yang hubungannya sebagai anak dan induk kalimat serta menjalin makna sebab akibat antarkeduanya. Coba Anda perhatikan gurindam berikut salah satu larik pada pasal kesepuluh Dengan Bapa jangan durhaka Supaya Allah tidak murka Diksi atau pilihan kata yang digunakan dalam puisi ditempatkan secara berhati-hati dan teliti serta lebih cepat. Kata-kata di atas merupakan rangkaian kata yang langsung menimbulkan makna eksplisit. → → → → → → → Di unduh dari : Bukupaket.com Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII – Prodi Bahasa 104 Tugas Mandiri Namun tidak menutup kemungkinan menggunakan kata-kata yang memiliki nilai konotatif yang berupa simbol, seperti gurindam berikut Apabila orang yang banyak tidur, Sia-sia sahajalah umur. Bila Anda perhatikan kata-kata dalam gurindam, diksi pilihan kata diambil dari bahasa Melayu karena menang asal gurindam tersebut dari Kepulauan Riau.

2. Menyimpulkan Isi dan Menjelaskan Bentuk Gurindam

Seperti yang telah dijelaskan, gurindam merupakan puisi lama yang hanya terdiri dari dua baris dan masing-masing baris memiliki hubungan sebab akibat yang menjelaskan satu makna. a. Apabila terpelihara lidah, niscaya dapat dari padanya faedah. b. Apabila banyak berkata-kata, di situlah jalan masuk dusta. Bila Anda perhatikan kedua gurindam di atas, dapat disimpulkan bahwa isi gurindam mengisyaratkan kepada nasehat, petuah sedangkan bentuknya sangat sederhana karena terdiri dari 2 baris dan bersajak sama. Setelah Anda memahami gurindam dan cara melisankannya, temukanlah kedua belas pasal gurindam di perpustakaan sekolah Anda. Ujilah keberanian Anda untuk membacakannya di depan kelas dengan gaya masing-masing. Pilihlah salah satu pasal dari gurindam tersebut untuk dibahas dengan teman semeja , baik isi maupun kaitannya dengan konteks. Guru Anda akan menilai penampilan Anda dan pembahasannya. E. Membandingkan Puisi Indonesia dengan Puisi Terjemahan Bila pada pelajaran yang lalu, Anda telah memelajari tema dan amanat puisi terjemahan serta puisi Indonesia, berikut ini kedua puisi tersebut akan dibandingkan untuk mengetahui bagaimana penggunaan bahasa dan nilai-nilai estetikanya. Di bawah ini akan disajikan kedua puisi tersebut. Cobalah Anda baca dan pahamilah makna yang terkandung di dalamnya Di unduh dari : Bukupaket.com Bab IV~ Pendidikan 105 1. Puisi Indonesia Sajak Putih Chairil Anwar bersandar pada tari warna pelangi kau depanku bertudung sutra di hitam matamu kembang mawar dan melati harum rambutmu mengalun bergelut senda sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba meriak muka air kolam jiwa dan dalam dadaku memerdu lagu menarik menari seluruh aku hidup dan hidupku, pintu terbuka selama matamu bagiku menengadah selama kau darah mengalir dari luka antara kita mati datang tidak membelah….. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik dan Penerapannya, 2007:147

2. Puisi Terjemahan