Menyusun Contoh Paragraf Deduktif Silogisme dan Entimen Menyusun Paragraf Induktif

Bab V ~ Pariwisata 129 b. Entimen Entimen adalah silogisme yang diperpendek. Dalam percakapan sehari-hari, suatu silogisme sering diperpendek yakni tanpa menyebutkan premis umum. Pernyataan langsung dikemukakan kesimpulan dengan premis khusus sebagai penyebabnya. Bila dirumuskan sebagai berikut: Entimen = C = B, karena C = A

2. Menyusun Contoh Paragraf Deduktif Silogisme dan Entimen

Setelah Anda mengetahui ciri-ciri paragraf deduktif, buatlah secara sederhana seperti pada ilustrasi berikut. a. Silogisme Positif Kategorial 1 PU : Semua pemilik mobil wajib membayar pajak. PK : Pak Budi memiliki sebuah mobil. K : Pak Budi wajib membayar pajak. 2 PU : Semua manusia akan mati. PK : Semua wanita adalah manusia. K : Oleh karena itu, semua wanita akan mati. b. Silogisme Negatif 1 PU : Semua penderita penyakit deabetes tidak boleh makan makanan berkadar gula tinggi. PK : Bapak mengidap penyakit deabetes. K : Bapak tidak boleh makan makanan berkadar gula tinggi. 2 PU : Pengemudi yang baik selalu mematuhi peraturan lalu lintas. PK : Sopir itu bukan pengemudi yang selalu mematuhi peraturan lalu lintas. K : Sopir itu bukan pengemudi yang baik. Cermatilah rumus silogisme agar tidak menampilkan pernyataan- pernyataan yang sama. Berikut disajikan silogisme yang salah: PK : Dandi diterima sebagai mahasiswa UNS. PK : Dandi remaja yang taat beribadah. K : Remaja yang taat beribadah diterima sebagai mahasiswa UNS. Anda dapat mencermati kesalahan penarikan kesimpulan tersebut. Perhatikan kembali silogisme yang dapat disimpulkan berdasarkan silogisme I dan 2. 1 Pak Budi wajib membayar pajak karena ia memiliki sebuah mobil. 2 Semua wanita akan mati karena wanita adalah manusia. Di unduh dari : Bukupaket.com Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII – Prodi Bahasa 130 Tugas Mandiri

3. Menyusun Paragraf Induktif

Bila Anda lupa dengan paragraf induktif, cobalah Anda membuka bab II untuk memahami paragraf induktif serta cara menuliskannya. Untuk menguji kemmpuan Anda menyusun paragraf deduktif dan induktif, buatlah kedua paragraf tersebut dengan berbagai jenis seperti yang telah dipaparkan Selanjutnya, serahkan hasil kerja Anda kepada guru untuk diberi penilaian. C. Mendengarkan Puisi Terjemahan Bila pada pelajaran yang lalu Anda telah berlatih menentukan unsur-unsur dan membandingkankannya dengan puisi Indonesia, sekarang Anda akan berlatih menganalisis sikap penyir dan penghayatannya terhadap puisi terjemahan. Sebelumnya, dengarkan terlebih dahulu pembacaan puisi terjemahan oleh salah seorang teman Anda. Dengarkanlah dengan seksama sambil menutup buku agar lebih berkonsentrasi Puisi pertama Seorang anak berpakaian permai, kalung permata di lehernya, tak senang lagi dalam bermain. Pakaiannya menghalangi dia dalam tiap-tiap langkahnya. Takutkan koyak dan kotor ia tak berani bersama yang lain, sedang bergerak pun ia tak berani. Benda rantai hiasmu tidak kami sukai, jika rantai hias itu memisahkan kami dari bumi yang sehat, jika ia mengambil hak kami untuk masuk keperalatan hidup manusia yang besar ini. puisi kedua O gila Engkau mencoba mengangkat dirimu dengan bahumu sendiri. O peminta Engkau datang meminta ke pintumu sendiri. Percayalah segala beban pada tangan-Nya. Ia dapat menanggung segala-gala. Dan janganlah takut akan sesalan. Di unduh dari : Bukupaket.com Bab V ~ Pariwisata 131 Latihan Keinginan tuan segera mematikan cahaya pelita yang diusapkannya dengan napasnya. Keinginan tiada suci-jangan terima hadiah dari tangannya najis. Hanya terima apa yang diberikan dengan kasih kudus. Kesusastraan Indonesia Modern, 1985:162 Setelah Anda mendengarkan pembacaan kedua puisi di atas, jawablah pertanyan berikut ini 1. Apa yang dimaksud dengan seorang anak berpakaian permai, kalung permata di lehernya? 2. Siapakah yang disebut “kami” dalam puisi tersebut? 3. Apa yang sedang digambarkan pernyair melalui puisi itu? 4. Tema apa yang diangkat pada puisi kedua? 5. Apa yang ingin digambarkan oleh penyair pada puisi kedua?

1. Menentukan Sikap Penyair