Keyakinan Konsumen Landasan Teori

21 terhadap perilaku. Sikap menurut Swastha 1983 : 114 didefinisikan suatu kecenderungan terhadap penawaran produk dalam masalah yang baik ataupun kurang baik secara konsisten. Dalam Zuraida dan Chasanah 2001 : 132, sikap dapat dikatakan sebagai suatu respon evaluatif. Respon hanya akan dapat timbul apabila individu dihadapkan pada suatu rangsangan yang menghendaki adanya reaksi individual. Setiadi 2003 : 216 mengungkapkan ada 3 komponen sikap, antara lain: 1. Kepercayaan terhadap merek. 2. Evaluasi Merek 3. Maksud untuk membeli. Hubungan antara ketiga komponen tersebut mengilustrasikan pengaruh keterlibatan yang tinggi high involment yaitu kepercayaan terhadap merek mempengaruhi evaluasi merek dan evaluasi merek mempunyai maksud untuk membeli. Jadi berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan hal yang sangat penting dalam pengembangan strategi promosi dan satu konsep yang paling penting digunakan pemasar untuk memahami konsumen

2.2.8 Keyakinan Konsumen

Confidence Menurut Pandji Anoraga 2000 : 228 bahwa “Keyakinan merupakan suatu gagasan deskriptif yang dianut oleh sesorang tentang 22 sesuatu”. Oleh karena itu, untuk membuat seorang konsumen merasa yakin atas produk yang ditawarkan, maka tidak terlepas dari mempelajari perilaku konsumen tersebut. Perilaku konsumen untuk dapat yakin atas produk tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang ada didalam menangkap pesan yang diberikan pada konsumen tersebut. Oleh karenanya informasi yang diberikan harus mampu menyentuh dan memberikan persepsi bagi konsumen untuk merasa yakin dan aman dalam memperoleh dan menggunakan produk yang ditawakan sesuai dengan yang dibutuhkannya. Sebab persepsi merupakan proses pemilihan, pengorganisasi dan penafsiran masukan-masukan dan informasi yang diberikan, sehingga tercipta sebuah gambaran yang bermakna yang ditangkap oleh konsumen dan akhirnya menjadi keyakinan bagi konsumen tersebut untuk memilih dan menggunakan produk tersebut. Kotler 2000 : 199 mendefinisikan keyakinan adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang suatu hal. Dengan memberikan keyakinan kepada pelanggan bahwa merek atau pembekal tersebut terus menerus memberikan tingkat kepuasan tertinggi untuk manfaat-manfaat yang paling penting iklan dapat mengukuhkan sikap dan dengan demikian juga mempertahankan kesukaan merek dan kesetiaan akan merek untuk tujuan melakukan pembelian terhadap produk tersebut. Mowen 2002 : 312 menyatakan bahwa kepercayaan konsumen adalah semua pengetahuan yang dimililki oleh konsumen dan semua 23 kesimpulan yang dibuat konsumen tentang objek, atribut, dan manfaatnya. Dimana kesemuannya itu merupakan bagian dan proses pembelajaran kognitif. Mowen 2002 : 312-313 seseorang membentuk tiga jenis kepercayaan: a. Kepercayaan atribut-obyek objeck attribute-beliefs, pengetahuan tentang sebuah obyek memiliki atribut khusus. Melalui kepercayaan atribut-objek, konsumen menyatakan apa yang mereka ketahui tentang sesuatu dalam hal variasi atributnya. b. Kepercayaan atribut-manfaat attribute-benefit beliefs, kepercayaan atribut-manfaat merupakan persepsi konsumen tentang seberapa jauh sebuah atribut tertentu menghasilkan atau memberikan manfaat tertentu. c. Kepercayaan manfaat-obyek object-benefit beliefs, merupakan persepsi konsumen tentang seberapa jauh produk, orang atau jasa tertentu yang akan memberikan manfaat tertentu. Dimana ketiga bagian tersebut dapat mempengaruhi konsumen sebagai masukan atau pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Pengetahuan dapat diperoleh dan informasi produk atau product knowledge dan produk yang disajikan pemasar melalui periklanan. Indikator-indikator yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Kemudahan mendãpatkan: kemudahan mendapatkan produk saat konsumen membeli membutuhkan. 2. Kemudahan penyimpanan : kemudahan dalam penyimpanan produk 24 3. Kemudahan mengkonsumsi: kemudahan pemakaian saat mengkonsumsinya

2.2.9 Minat Beli Purchase Intention