Lanjutan Tabel 4.5. Variabel
Definisi Operasional Pengukuran
Variabel Indikator
Skala
Supervisi Audit
X4 Supervisi merupakan tindakan yang
terus menerus selama pekerjaan audit mulai dari perencanaan
hingga diterbitkannya laporan audit yang dilakukan oleh tim audit agar
audit dapat terlaksana secara ekonomis dan efisien serta
mencapai tujuan audit. 1. Pemahaman anggota
tim atas rencana audit
2. Reviu kertas kerja 3.Menambah mutu audit
4.Penguasaan kerja lebih
tinggi. Rasio
Variabel Moderating
Motivasi Z
Motivasi adalah bagaimana seseorang melihat dirinya dalam
perbandingan dengan orang lain. Dimana orang itu menentukan
tujuan untuk dirinya sendiri dan ia mendapat motivasi untuk bekerja
kearah tujuan itu dan jika tercapai akan menguntungkan baginya.
1. Kesadaran akan audit yang berkualitas
2. Peningkatan karir . 3. Pengakuan atas
profesi. Rasio
4.6 Metode Analisis Data
Motode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda dan regresi residual. Pengujian untuk hipotesis pertama
pengujian efek utama menggunakan metode regresi berganda dan untuk hipotesis kedua pengujian efek moderating menggunakan analisis regresi
residual. Metode ini membutuhkan 2 persamaan regresi, yang pertama hanya berisi efek-efek utama, sedangkan yang kedua berisi efek utama dan efek
moderatingnya. Persamaan tersebut adalah sebagai berikut : a. Model untuk hipotesis pertama H1 :
Y = b + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ b
4
X
4
+ e
b. Model dua untuk hipotesis kedua H2 :
Universitas Sumatera Utara
Z = b
+ b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ b
4
X
4
+ e…………………………1 e = b
+ b
1
Y …………………………………...………………...2
Keterangan : Y
= Kualitas Audit X
1
= Keahlian X
2
= Independensi X
3
= Perencanaan Audit
X
4
= Supervisi Audit Z
= Motivasi b
= konstanta b
1,
b
2,
b
3,
b
4,
= koefisien regresi e
= error term e
= regresi residual
4.7 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif umumnya digunakan peneliti untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang utama dan data
demografi responden. Penelitian ini menggunakan statistik deskriptif yang terdiri dari rata-rata, standar deviasi, minimum dan maksimum dari jawaban yang
didapat dari kuesioner.
4.8 Pengujian Asumsi Klasik
Untuk melakukan pengujian hipotesis dengan analisis regresi berganda, maka pengujian uji asumsi klasik perlu dilakukan. Uji asumsi klasik meliputi uji
normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heterokesdastisitas.
Universitas Sumatera Utara
4.8.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data mendekati distribusi normal. Cara yang digunakan untuk menentukan apakah
data berdistribusi normal atau tidak dengan menggunakan rasio skewness dan rasio kurtosis. Rasio skewness dan rasio kurtosis ini dapat dijadikan petunjuk
untuk melihat apakah data sudah berdistribusi normal atau tidak. Rasio skewness adalah nilai skewness dibagi dengan standard error
skewness sedangkan rasiso kurtosis adalah nilai kurtosis dibagi dengan standard error kurtosis. Menurut Santoso 2000 :52 pedoman untuk melihat apakah data
berdistribusi normal yaitu apabila rasio skewness dan rasio kustosis berada diantara -2 sampai dengan +2.
4.8.2 Uji Multikolinieritas
Untuk melihat apakah adanya korelasi diantara variabel independen maka digunakan uji multikolinieritas. Suatu model regresi yang baik dapat dikatakan
jika tidak terjadi korelasi antar variabel. Untuk melihat itu diperlukan uji multikolinieritas yaitu dengan melihat nilai Variance Inflation Factor VIF
tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas Ghozali, 2005. Semakin tinggi VIF
maka semakin rendah Tolerance.
4.8.3 Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali 2005: 105 uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance residual dari
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika
Universitas Sumatera Utara
berbeda disebut heteroskedatisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji yang dilakukan peneliti disini untuk melihat apakah suatu
model terbebas dari heterokedastisitas adalah dengan metode statistik yaitu uji glejser yang dinotasikan sebagai berikut :
e
i
= b + b
1
X
1 +
b
2
X
2 +
b
3
X
3 +
b
4
X
4 +
e dimana :
e
i
= Nilai absolute dari residual yang dihasilkan dari regresi model X
1
= Keahlian X
2
= Independensi X
3
= Perencanaan Audit
X
4
= Supervisi Audit b
= konstanta b
1,
b
2,
b
3,
b
4,
= koefisien regresi e
= error term Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
1. Tidak terjadi heteroskedastisitas, jika nilai t hitung lebih kecil dari t tabel dan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05.
2. Terjadi heteroskedastisitas, jika nilai t hitung lebih besar dari t tabel dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
4.9 Pengujian Hipotesis
4.9.1 Uji F F-test
Untuk menguji hipotesis secara simultan dilakukan dengan uji F, Pengujian ini dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh antara variabel
independen secara menyeluruh terhadap variabel dependen. Uji F ini
Universitas Sumatera Utara
menggunakan α 5. Nilai F tabel dapat dilihat dengan menggunakan F tabel. Hipotesis untuk uji statistik F adalah sebagai berkut :
H1: b1,b2,b3,b4 ≠ 0, keahlian, independensi, perencanaan audit dan supervisi
audit secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
Dengan dasar ketentuan adalah : 1. Jika F hitung F tabel atau nilai sig. 0.05, maka H1 diterima
2. Jika F hitung F tabel atau nilai sig. 0.05, maka H1 tidak diterima
4.9.2 Uji t t-test
Untuk menguji hipotesis secara parsial dilakukan uji t. Pengujian ini dilakukan untuk melihat pengaruh secara parsial antara variabel independen
dengan variabel dependen. Pengujian ini dilakukan untuk melihat tingkat pengaruh yang signifikan berdasarkan pa
da α 5. Nilai t tabel dpat dilihat dengan tabel t. Hipotesis untuk uji statistik t adalah sebagai berikut :
H1 : b ≠ 0, keahlian, independensi, perencanaan audit dan supervisi audit secara
parsial berpengaruh terhadap kualitas audit. Dengan dasar ketentuan adalah :
1. Jika t hitung t tabel atau nilai sig. 0.05, maka H1 diterima 2. Jika t hitung t tabel atau nilai sig. 0.05, maka H1 tidak diterima
4.10 Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi R
2
tujuannya untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Menurut
Ghozali 2005 nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu yang artinya nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
Universitas Sumatera Utara
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen dan jika mendekati nol adalah kebalikannya.
4.11 Uji Residual
Uji residual dilakukan untuk menguji hipotesis kedua H2 dengan variabel moderating. Alasan penelitian menggunakan uji residual adalah untuk
menghindari terjadinya multikolonearitas. Analisis residual ini untuk menguji pengaruh penyimpangan dari suatu model. Hal ini dapat dilihat dari
ketidakcocokan atas deviasi hubungan linear antara variabel independen yang ditunjukkan oleh nilai residual didalam regesi. Hipotesisnya adalah sebagai
berikut: H2 : Z
≠ 0, maka motivasi dapat memoderasi hubungan antara keahlian, independensi, perencanaan audit dan supervisi audit dengan
kualitas audit. Menurut Ghozali 2005 kriteria yang digunakan untuk menyimpulkan
apakah suatu variabel dapat dikatakan variabel moderating yaitu: 1. Jika koefisien parameter dependen variabel negatif dan
2. Jika hasilnya signifikan atau lebih kecil dari 0,05
Universitas Sumatera Utara
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Deskripsi Responden dan Variabel Penelitian
Pada penelitian ini jumlah kuesioner yang disebar kepada responden di lingkungan Inspektorat Provinsi Sumatera Utara adalah sebanyak 82 orang dan
dilakukan satu tahap. Kemudian sesuai dengan batas waktu yang ditentukan, kuesioner diambil kembali. Dari 82 kuesioner yang dibagikan yang kembali 66
kuesioner. Jadi kuesioner yang bisa digunakan untuk melakukan analisis data sebanyak 66 kuesioner sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 5.1
Tabel 5.1 Distribusi Kuesioner
No Jabatan Fungsional Auditor
Pengawas Jumlah
PFAP Sebar
Kembali Tidak
Kembali
Auditor
1. Auditor Ahli Madya
1 1
- 1
2. Auditor Ahli Muda
5 5
4 1
3. Auditor Ahli Pertama
15 15
13 2
4. Auditor Penyelia
4 4
4 -
5. Auditor Pelaksana Lanjutan
1 1
1 -
Jumlah Auditor 26
26 22
4 Pengawas
1. Pengawas Pemerintahan Madya
17 17
14 3
Universitas Sumatera Utara