Menurut Suseno 2013 bahwa auditor harus memiliki sikap mutlak yang perlu dipertahankan yaitu independensi. Sikap seperti ini akan membuat auditor
objektif dalam melakukan audit mereka dan memelihara profesi mereka sebagai kelompok yang membawa kepercayaan rakyat untuk meningkatkan kredibilitas
laporan keuangan yang dihasilkan. Auditor harus memiliki sikap yang netral dan tidak bias serta menghindari konflik kepentingan dalam merencanakan,
melaksanakan dan melaporkan pekerjaan yang dilakukannya. Auditor harus obyektif dalam melaksanakan audit.
Oleh karena itu, dalam menjalankan tugas auditnya, seorang auditor tidak hanya dituntut untuk memiliki keahlian saja, tetapi juga dituntut untuk bersikap
independen. Walaupun seorang auditor mempunyai keahlian tinggi, tetapi jika tidak independen, maka pengguna laporan keuangan tidak yakin bahwa informasi
yang disajikan itu kredibel.
3.1.3 Pengaruh perencanaan audit terhadap kualitas audit
Perencanaan audit sangat berpengaruh tehadap kualitas pelaksanaan audit. Setiap kegiatan audit tanpa perencanaan akan menghasilkan audit yang tidak
sesuai dengan apa yang menjadi tujuan audit. Apabila setiap kegiatan audit dilakukan perencanaan audit yang sesuai dengan sumber daya yang dibutuhkan
dan teknik audit yang diperlukan maka akan tercipta kualitas audit yang bermutu tinggi. Alasan lain mengapa perencanaan audit ini harus ada dalam setiap kegiatan
audit adalah agar auditor bisa mendapatkan bukti yang kompeten dan tercapai apa yang menjadi tujuan audit. Perencanaan pemeriksaan yang semakin baik akan
meningkatkan kualitas hasil pemeriksaan.
3.1.4. Pengaruh supervisi audit terhadap kualitas audit.
Universitas Sumatera Utara
Supervisi audit masih sangat dibutuhkan oleh anggota tim audit yang masih sedikit pengalamannya. Dalam satu tim audit tidak semua terdiri dari
anggota yang sudah professional dan ahli dalam melakukan audit. Setiap kertas kerja anggota tim yang masih baru harus mendapat reviu dari anggota tim lainnya
yang sudah professional atau dari ketua tim audit. Dan hasil audit dari ketua tim pun masih harus diaudit oleh pengendali teknis dan selajutnya oleh pengendali
mutu. Jadi melakukan supervisi terhadap anggota tim secara terus menerus harus dilakukan untuk mendapatkan kualitas audit yang lebih baik.
Supervisi merupakan tindakan yang terus-menerus selama pekerjaan audit, mulai dari perencanaan audit hingga diterbitkannya laporan audit. Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Paraturan Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor : 19 tahun 2009 Bab V menyebutkan bahwa pengawasan atau supervisi
diperlukan untuk membantu penyusunan rencana audit yang efisien dan efektif, untuk dapat mengoreksi jika terjadi penyimpangan atau terdapatnya kondisi yang
berubah dan memberikan arahan audit yang lebih baik serta tepat. Pedoman Kendali Mutu Audit menyebutkan supervisi audit dimaksudkan
untuk memberikan panduan bagi APIP dalam menjamin terselenggaranya suatu supervisi yang bermutu tinggi, sesuai dengan tugas, kewenangan dan tanggung
jawabnya masing-masing serta terdokumentasi dengan lengkap, rapi, jelas dan bermanfaat bagi suatu kesimpulan hasil audit dan keperluan lainnya.
3.1.5 Pengaruh motivasi terhadap kualitas audit