Pengaruh perencanaan audit terhadap kualitas audit

2.1.4 Pengaruh perencanaan audit terhadap kualitas audit

Perencanaan adalah dasar untuk setiap audit yang efisien dan efektif. Tim audit yang dapat mengatur waktunya untuk membuat sebuah penilaian risiko audit yang efektif dan merencanakan audit yang sesuai, maka kualitas pelaksanaan audit semakin bagus dan dapat menghemat anggaran secara eksponensial Ukraine Business Daily 2012. INTOSAI Auditing Standards 2004 Aspek tahap Perencanaan yang membutuhkan pertimbangan cermat meliputi : 1. Pengetahuan tentang lembagaorganisasi auditi. Informasi latar belakang tertentu tentang lembagaorganisasi auditi yang telah dikumpulkan sebelumnya. 2. Laporan Audit organisasi sebelumnya. Laporan audit sebelumnya mungkin menunjukkan masalah masih ada tindak lanjut yang belum diselesaikan dan juga dapat memberikan wawasan tambahan perspektif auditor. 3. Komunikasi dengan auditor sebelumnya. Auditor sebelumnya sudah mengetahui kendala-kendala yang dihadapi atas organisasi auditi yang akan di audit. 4. Persiapan rencana audit dan jadwal waktu Auditor harus menyiapkan rencana audit dan jadwal audit dan fleksibel dalam mengalokasikan sumber daya yang sesuai. 5. Penilaian risiko dan materialitas. Auditor harus menilai risiko dan materialitas sesuai dengan standar yang didasarkan pada lembaga yang diaudit . Universitas Sumatera Utara 6. Komunikasi dengan lembaga yang diaudit. Hal ini penting bagi auditor untuk mengkomunikasikan temuan audit dan rekomendasi yang penting untuk membangun komunikasi yang efektif dengan auditi. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 05M.Pan032008 menyebutkan bahwa dalam membuat perencanaan audit seorang auditor harus menetapkan sasaran, ruang lingkup, metodologi dan alokasi sumber daya. Penetapan sasaran ini untuk mendeteksi adanya kelemahan dari sistem pengendalian intern, ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang- undangan, dan kecurangan. Untuk mencapai sasaran ini diperlukan ruang lingkup audit yang meliputi aspek keuangan dan operasional auditi. Metodologi yang digunakan untuk : 1. Penetapan waktu yang sesuai untuk melaksanakan prosedur audit tertentu. 2. Penetapan jumlah bukti yang akan diuji. 3. Penggunaan teknologi audit yang sesuai seperti teknik sampling dan pemamfaatan komputer untuk alat bantu audit. 4. Pembandingan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 5. Perancangan prosedur audit untuk mendeteksi terjadinya penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan dan kecurangan. Sasaran audit adalah untuk menilai apakah auditi apakah telah menjalankan kegiatannya secara ekonomis, efesien dan efektif. Sedangkan ruang lingkup audit adalah batas audit dan secara langsung terkait dengan tujuan audit. Government Accountability Office 2011 Ruang lingkup didefinisikan bahwa Universitas Sumatera Utara auditor akan menilai dan melaporkan, seperti program tertentu, dokumen atau catatan yang diperlukan, jangka waktu terakhir, dan lokasi yang akan audit. Metodologi menjelaskan bahwa kondisi dan luas prosedur audit dalam mengumpulkan dan menganalisis bukti untuk mencapai tujuan audit. Prosedur audit adalah langkah-langkah spesifik yang dilakukan pemeriksapengawas untuk mencapai tujuan audit. Auditor harus merancang metodologi untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa bukti-bukti yang cukup dan tepat untuk mendukung temuan dan kesimpulan auditor dalam kaitannya dengan tujuan audit dan untuk mengurangi risiko audit ke tingkat yang dapat diterima. Menurut Mahathevan 2003 Prosedur analitis adalah yang paling membantu dalam mendeteksi kecurangan atau kesalahan dan sangat membantu dalam mengidentifikasi potensi risiko.Sedangkan menurut Martinov et al,.1998, penilaian risiko dan materialitas yang melekat dibuat sehingga bagaimana semua terintegrasi dalam perencanaan pengujian audit. Kedua penilaian ini merupakan bagian integral dari proses perencanaan audit saat ini sesuai dengan model risiko audit. Auditor harus memahami rancangan sistem pengendalian intern dan menguji penerapannya karena berpengaruh terhadap kualitas pelaksanaan audit. Sistem pengendalian intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efisien dan efektif, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Auditor harus mempunyai pemahaman atas sistem pengendalian intern auditi dan mempertimbangkan apakah prosedur-prosedur sistem pengendalian intern telah Universitas Sumatera Utara dirancang dan diterapkan secara memadai. Pemahaman atas rancangan sistem pengendalian intern digunakan untuk menentukan saat dan jangka waktu serta penentuan prosedur yang diperlukan dalam pelaksanaan audit. Seorang auditor harus memasukkan pengujian atas sistem pengendalian intern auditi dalam prosedur auditnya. Efektivitas pengendalian internal yang signifikan dalam konteks tujuan audit dapat mempengaruhi risiko audit. Akibatnya, auditor dapat menentukan bahwa perlu untuk memodifikasi sifat, waktu, atau luasnya prosedur audit berdasarkan penilaian auditor pengendalian internal dan hasil pengujian pengendalian internal. Misalnya, aspek yang kurang terkontrol dari sebuah program memiliki risiko lebih tinggi dari kegagalan, sehingga auditor dapat memilih untuk memfokuskan upaya lebih di daerah ini. Sebaliknya, kontrol yang efektif pada entitas yang diaudit dapat memungkinkan auditor untuk membatasi tingkat dan jenis pengujian audit yang diperlukan. Auditor dapat memperoleh pemahaman tentang pengendalian internal melalui pertanyaan, observasi, pemeriksaan dokumen dan catatan, reviu auditor lain. Merencanakan pengujian untuk mendeteksi adanya ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, auditor harus mempertimbangkan dua faktor yaitu rumitnya peraturan perundang-undangan yang dimaksud dan masih barunya peraturan perundang-undangan tersebut. Auditor juga harus mempertimbangkan risiko terjadinya kecurangan fraud yang berpengaruh secara signifikan terhadap tujuan audit. Faktor-faktor terjadinya kecurangan yang harus diperhatikan oleh auditor adalah keinginan atau tekanan yang dialami seseorang untuk melakukan kecurangan, kesempatan yang Universitas Sumatera Utara memungkinkan terjadinya kecurangan, dan sifat atau alasan seseorang untuk melakukan kecurangan. Auditor juga harus menentukan sumber daya yang sesuai untuk mencapai sasaran penugasan dalam pelaksanaan audit. Audit harus dilaksanakan oleh sebuah tim yang secara kolektif harus mempunyai keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan audit. Tiga alasan utama auditor merencanakan audit dengan baik: 1 memperoleh bukti kompeten yang memadai, 2 membantu menjaga biaya audit dikeluarkan dalam jumlah wajar, 3 menghindari kesalahpahaman dengan klien. Audit yang berkualitas dapat dilaksanakan jika audit dilakukan berdasarkan standar audit yang ditetapkan dan atas pelaksanaan audit tersebut telah sesuai dengan Pedoman Kendali Mutu Pelaksanaan Audit yaitu : Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor : 19 tahun 2009 Bab IV paragraf 1 disebutkan bahwa : pelaksanaan audit merupakan bagian terpenting dari tugas audit karena itu pengendalian mutu pelaksanaan audit menjadi sangat penting. Kesesuaian dengan rencana audit, kesesuaian dengan program audit dan kesesuaian dengan standar audit menjadi perhatian utama agar pelaksanaan audit mempunyai mutu yang tinggi dan menghasilkan kualitas audit yang baik.

2.1.5 Pengaruh supervisi audit terhadap kualitas audit.