Pengaruh supervisi audit terhadap kualitas audit.

memungkinkan terjadinya kecurangan, dan sifat atau alasan seseorang untuk melakukan kecurangan. Auditor juga harus menentukan sumber daya yang sesuai untuk mencapai sasaran penugasan dalam pelaksanaan audit. Audit harus dilaksanakan oleh sebuah tim yang secara kolektif harus mempunyai keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan audit. Tiga alasan utama auditor merencanakan audit dengan baik: 1 memperoleh bukti kompeten yang memadai, 2 membantu menjaga biaya audit dikeluarkan dalam jumlah wajar, 3 menghindari kesalahpahaman dengan klien. Audit yang berkualitas dapat dilaksanakan jika audit dilakukan berdasarkan standar audit yang ditetapkan dan atas pelaksanaan audit tersebut telah sesuai dengan Pedoman Kendali Mutu Pelaksanaan Audit yaitu : Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor : 19 tahun 2009 Bab IV paragraf 1 disebutkan bahwa : pelaksanaan audit merupakan bagian terpenting dari tugas audit karena itu pengendalian mutu pelaksanaan audit menjadi sangat penting. Kesesuaian dengan rencana audit, kesesuaian dengan program audit dan kesesuaian dengan standar audit menjadi perhatian utama agar pelaksanaan audit mempunyai mutu yang tinggi dan menghasilkan kualitas audit yang baik.

2.1.5 Pengaruh supervisi audit terhadap kualitas audit.

Supervisi audit merupakan salah satu aktivitas manajerial yang berfungsi untuk melakukan pengawasan, pengontrolan atas penugasan audit agar tujuan audit dapat dicapai dengan ekonomis, efektif dan efisien untuk memberikan Universitas Sumatera Utara rekomendasi perbaikan kinerja auditi. Supervisi dalam audit meliputi seluruh aktivitas manajemen audit mulai dari pemberian arahan perencanaanplanning, penggunaan tenaga ahli dalam audit, pelatihantraining pengorganisasian, memberikan instruksi pelaksanaanactuating, reviu atas pekerjaan yang telah dilakukan controlling, serta upaya penjaminan mutu agar penugasan audit sesuai dengan standar audit yang meliputi pengendalian dan penjaminan kualitas quality control and quality assurance. Government Auditing Standards 2011 menyatakan bahwa supervisor audit adalah mereka yang ditunjuk untuk mengawasi auditor dan mengawasi staf audit. Sifat dan tingkat pengawasan tim audit dan reviu pekerjaan audit dapat bervariasi tergantung pada sejumlah faktor, seperti ukuran organisasi audit, pentingnya pekerjaan, dan pengalaman tim audit. Diklat Pembentukan Auditor Pengendali Teknis 2008 menyebutkan bahwa dalam penugasan audit, kegiatan supervisi audit sebenarnya dilaksanakan secara berjenjang mulai dari ketua tim, pengendali teknis sampai dengan pengendali mutu tim audit. Namun demikian, dalam praktiknya, kegiatan supervisi audit lebih ditekankan pada peran supervisor atau pengendali teknis. Supervisi dalam setiap tahapan audit dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan audit serta menjaga mutukualitas pekerjaan audit. Dalam penugasan audit, supervisi bukan hanya merupakan aktivitas manajerial berupa pengawasan saja, melainkan juga merupakan upaya pengendalian dan penjaminan terhadap mutu hasil audit quality control and quality assurance . Untuk mendukung peran sebagaimana diuraikan diatas, maka seorang supervisor harus mempunyai kompetensi dasar antara lain : Universitas Sumatera Utara 1. Kompetensi konseptual, yaitu pemahaman atas konsep terhadap tugas pokok serta bidang usaha organisasi yang dikerjakannya 2. Kompetensi manajerial, yaitu untuk kemampuan untuk melaksanakan pengelolaan sumber daya dalam rangka mencapai untuk mencapai tujuan organisasi. 3. Kompetensi teknikal, yaitu kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan secara teknis sehari-hari dengan menggunakan sarana dan prasarana yang tersedia. 4. Kompetensi interpersonal pengawasan audit dilakukan dalam memberikan bimbingan yang cukup dan arahan untuk tim audit yang ditugaskan untuk mencapai tujuan audit dan mengikuti persyaratan yang berlaku. Supervisor berperan dalam mengarahkan tim dalam merencanakan pengujian subtanstive dengan menyusun Program Kerja Audit, mengawasi langkah kerja tim sesuai dengan program kerja audit yang direncanakan, serta mensupervisi perumusan temuan hasil audit. Tahap ini antara lain: 1. Memberikan pengarahan atas penyusunan program kerja pengujian substantive kepada tim audit. 2. Meyakinkan bahwa seluruh prosedur audit dalam PKA serta prosedur- prosedur lain telah dilaksanakan. 3. Supervisor harus meyakinkan bahwa seluruh langkah audit yang dirumuskan dalam PKA telah dilakukan. Jika terdapat langkah yang belum dilakukan, supervisor perlu meneliti penyebabnya dan memantau pelaksanaan selanjutnya. Jika terdapat langkah audit yang tidak dapat dilaksanakan, Universitas Sumatera Utara supervisor dapat membantu tim audit untuk mencari alternatif-alternatif prosedur lain yang dapat dilakukan auditor untuk mencapai tujuan audit. Supervisi harus diarahkan baik pada substansi maupun metodologi audit dengan tujuan antara lain untuk mengetahui: 1. Pemahaman anggota tim audit atas rencana audit; 2. Kesesuaian pelaksanaan audit dengan standar audit; 3. Kelengkapan bukti yang terkandung dalam kertas kerja audit untuk mendukung kesimpulan dan rekomendasi sesuai dengan jenis audit; 4. Kelengkapan dan akurasi laporan audit yang mencakup terutama pada kesimpulan audit dan rekomendasi sesuai dengan jenis audit. SPKN dalam Peraturan BPK Nomor 1 tahun 2007 menyatakan hal serupa dalam Pernyataan Standar Pemeriksaan 02 tentang Standar Pelaksanaan Pemeriksaan Keuangan. Standar Audit tersebut menyatakan pernyataan sebagai berikut : Pekerjaan harus direncanakan dengan sebaik-baiknya dan jika digunakan tenaga asisten harus disupervisi dengan semestinya. Selanjutnya standar audit tersebut menjelaskan atas pengertian supervisi audit antara lain sebagai berikut: 1. Supervisi mencakup pengarahan kegiatan pemeriksa dan pihak lain seperti tenaga ahli yang terlibat dalam pemeriksaan agar tujuan pemeriksaan dapat dicapai. 2. Unsur supervisi meliputi pemberian instruksi kepada staf, pemberian informasi mutakhir tentang masalah signifikan yang dihadapi, pelaksanaan reviu atas pekerjaan yang dilakukan, dan pemberian pelatihan kerja lapangan on the job training yang efektif. Universitas Sumatera Utara 3. Supervisor harus yakin bahwa staf benar-benar memahami mengenai pekerjaan pemeriksaan yang harus dilakukan, mengapa pekerjaan tersebut harus dilakukan, dan apa yang diharapkan akan dicapai. 4. Bagi staf yang berpengalaman, supervisor dapat memberikan pokok-pokok mengenai lingkup pekerjaan pemeriksaan dan menyerahkan rinciannya kepada staf tersebut. 5. Bagi staf yang kurang berpengalaman, supervisor harus memberikan pengarahan mengenai teknik menganalisis dan cara mengumpulkan data. Reviu oleh pengendali teknis pada kertas kerja pemeriksaan tim audit harus dilakukan secara periodik agar menjamin bahwa perkembangan audit kinerja masih efisien, efektif, mendalam, obyektif, dan sesuai dengan ketentuan. Tim audit yang merasa perlu temuan-temuannya diangkat sebaiknya mengkonsultasikannya dengan pimpinan tertinggi. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa: 1. Tim audit memahami tujuan dan rencana audit; 2. Audit dilaksanakan sesuai dengan standar audit; 3. Prosedur audit telah diikuti; 4. Kertas kerja audit memuat bukti-bukti yang mendukung temuan dan rekomendasi; 5. Tujuan audit telah dicapai . Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 05M.Pan032008 menyebutkan bahwa pada setiap tahap audit kinerja, pekerjaan auditor harus disupervisi secara memadai untuk memastikan tercapainya sasaran, terjaminnya kualitas, dan meningkatnya kemampuan auditor. Supervisi harus Universitas Sumatera Utara dilakukan pada seluruh tahapan audit. Dimana dalam hal ini yang bertindak melakukan itu adalah pengendali teknis. Standar pelaksanaan audit yang kedua menyebutkan bahwa supervisi harus dilaksanakan pada setiap tahapan audit agar dicapai sasaran audit yang ditetapkan, terjaminnya kualitas audit yang tinggi, dan meningkatnya kemampuan auditor. 2.1.6 Pengaruh Motivasi terhadap Kualitas Audit Menurut Soegoto 2009, motivasi kerja adalah serangkaian kekuatan yang menyebabkan orang berperilaku dalam cara tertentu untuk mencapai kepuasan dan produktivitas kerja yang baik dan memadai. Motivasi kerja karyawan merupakan faktor penting dalam kemajuan perusahaan. Karyawan dengan motivasi tinggi akan menghasilkan kinerja terbaik dan produktif, sebaliknya karyawan dengan motivasi rendah akan rendah kinerja dan produktifitasnya. Menurut Adams 1963, motivasi adalah fungsi bagaimana seseorang melihat dirinya dalam perbandingan dengan orang lain. Pada dasarnya orang menentukan tujuan untuk dirinya sendiri dan ia mendapat motivasi untuk bekerja kearah tujuan ini karena dengan mencapainya akan menguntungkan baginya. Sedangkan menurut Lowehnson and Collins 2001, menyebutkan motivasi auditor independen dalam melakukan audit pemerintah yaitu: 1. Penghargaan Intrinsik atau kenikmatan pribadi dan kesempatan membantu orang lain yang mana kenikmatan pribadi terdiri dari pekerjaan yang menarik, stimulasi intelektual, pekerjaan yang menantang mental, kesempatan pembangunan dan pengembangan pribadi, serta kepuasan pribadi. Dan kesempatan membantu orang lain terdiri dari pelayanan Universitas Sumatera Utara masyarakat, kesempatan membantu personal klien, dan kesempatan bertindak sebagai mentor bagi staf audit. 2. Penghargaan Ekstrinsik atau karir dan status yang mana karir terdiri dari keamanan atau kemapanan kerja yang tinggi, kesempatan karir jangka panjang yang luas, dan peningkatan kompensasi. Sedangkan untuk status terdiri dari pengakuan positif masyarakat, penghormatan dari masyarakat, prestise atau nama baik, meningkatkan status sosial. Menurut Mardiasmo 2002c KAP melaksanakan audit pemerintah dilandasi keyakinan bahwa dirinya akan memperoleh kenikmatan pribadi, antara lain berupa kenikmatan meningkatkan kemampuan intelektualitas, membuka kesempatan pengembangan pribadi serta mempertimbangkan bahwa audit pemerintah merupakan suatu pekerjaan yang menarik dan memberikan tantangan mentalitas profesional. Patner juga berkeyakinan bahwa dengan melaksanakan audit dapat meningkatkan karir dalam arti peningkatan kemapanan, kesempatan berkarir secara lebih luas dan terbuka di masa mendatang, serta peningkatan kompensasi atau penghasilan yang diperoleh. Partner berkeyakinan akan memperoleh pengakuan positif, penghormatan, dan nama baik atau prestise dari masyarakat, serta peningkatan status sosial dalam masyarakat. Secara teori jelas bahwa dengan adanya motivasi dalam seorang auditorpengawas akan berdampak pada peningkatan kualitas audit.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu